Translate

Saturday 1 June 2013

TEORI MELETUSNYA GUNUNG TANGKUBAN PERAHU DAN GUNUNG PAPANDAYAN




Dalam al qur'an Qs Thaahaa : 105 disebutkan bahwa ketika kiamat datang, gunung-gunung  itu akan duhancurkan sehancur-hancurnya. Dalam buku yang penulis susun yang berjudul “ PENCIPTAAN BUMI DAN LANGIT SERTA KEHANCURANNYA MENURUT AL QUR’AN “ ( belum terbit ) di uraikan beberapa teori dengan sub judul " Bagaimana gunung bisa meletus ?" . salah satu teorinya adalah karena dalam rongga gunung tersebut terakumulasi uap air yang bertekanan tinggi. Hal ini bisa terjadi karena adanya pergeseran lempeng tektonik atau rekahan tanah yang kemudian menimbulkan rebahnya atau longsornya di dalam rongga gunung yang terdapat kantung-kantung air, sehingga sejumlah air masuk ke rongga gunung tersebut dan langsung berubah menjadi uap air yang bertekanan karena panasnya magma.
Tentu pembaca sulit membayangkan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi, sebab imajinasi pembaca tentang magma dalam gunung berapi itu   sesuai dengan teori yang informasinya telah didapat dari sumber pengetahuan yang lalu, padahal teori yang penulis kemukakan berbeda dengan teori yang lalu tersebut di mana magma di dalam perut gunung berapi itu tidak terdapat dapur magma melainkan magma  tersebut langsung satu ruangan dengan plasma dan inti bumi. Ilustrasi gunung dan magma tersebut penulis gambarkan di bawah ini. ( teori terbentuknya bumi dan gunung dibahas dalam buku tersebut ).



Letusan gunung model ini akan mengeluarkan gas uap air beserta material debu, pasir dan bahkan batuan sebagai lapisan material gunung yang dipecahkan atau diledakkan dengan tekanan uap air tersebut, yang kemudian bisa saja disusul dengan mengeluarkan lava pijar jika dorongan balik magma sampai di lubang pecahan gunung tersebut, tapi mungkin juga tidak sampai mengeluarkan lava pijar. Proses terjadinya letusan tersebut adalah ketika sejumlah air masuk ke rongga gunung, seketika itu air berubah menjadi uap bertekanan tinggi, sehingga magma tertekan ke bawah. Ketika lapisan tanah puncak gunung tidak tahan dengan tekanan tersebut maka pecahlah tanah itu dan materialnya menyembur ke udara ( gunung      meletus ) . Dengan hilangnya tekanan di rongga gunung itu maka magma yang tadinya tertekan ke bawah berbalik melepaskan tekanan tersebut dengan meluncur ke atas. Jika tekanan balik magma itu besar dan lubang letusan cukup besar pula sehingga tekanan uap air dalam rongga gunung dengan seketika menjadi normal atau 1 atmosfhere, maka cairan magma akan keluar. Tapi jika tekanan balik magma kecil atau lubang letusan gunung kecil sehingga penurunan tekanan uap air dalam rongga gunung lambat, maka magma tidak akan sampai keluar, dan letusan gunung hanya mengeluarkan pasir dan abu saja. Letusan gunung model begini hanya mungkin mengeluarkan lava kira-kira 1 sampai 3 kali saja, tidak akan terus menerus. Tapi itupun tergantung pada tinggi rendahnya lubang letusan dari permukaan magma normal.
Kemungkinan model letusan gunung seperti inilah yang telah terjadi di gunung tangkuban perahu dan gunung Papandayan Garut baru-baru ini, hal itu terjadi karena memang di lingkungan gunung tersebut sedang mendapatkan rembesan air hujan yang banyak.
Meletusnya gunung di hari kiamat jauh lebih dahsyat dari itu, dan teorinya dibahas dalam buku tersebut.  Wallohu ‘alam.
  

PANCA INDRA ATAU HEXA INDRA ?


Manusia sebagai mahluk tuhan yang paling sempurna  dibekali  dengan beberapa alat deteksi  untuk mengamati lingkungannya  agar mampu mengantisipasi kelangsungan hidupnya dari berbagai situasi dan kondisi alam sekitarnya. Demikian pula dengan hewan-hewan tertentu. Alat deteksi tersebut lajimnya disebut sebagai Panca Indra. Dikatakan Panca indra karena memang pada awalnya diperkenalkan oleh ilmuwan bahwa anggota tubuh yang digunakan sebagai alat deteksi tersebut ada lima organ tubuh yaitu: Mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. 
                Adapun mengenai fungsi-fungsi dari masing-masing alat indra tersebut sudah pada mengerti karena memang hampir semua orang dapat merasakannya kecuali orang-orang yang memiliki ketidak sempurnaan organ tubuh tersebut dan anak yang belum mengerti.
     1. Dengan mata kita dapat membedakan warna, cahaya, bentuk, dan juga perkiraan jarak.
     2. Dengan hidung kita dapat membedakan bau.
     3. Dengan telinga kita dapat membedakan suara.
     4. Dengan lidah kita dapat membedakan rasa. Ada asin, manis, asam, pahit, dll.
     5. Dengan kulit kita dapat membedakan suhu, kekasaran, dan sentuhan .
               Kepekaan insting atau naluri  sering disebut-sebut sebagai indra ke enam, walaupun ini hanyalah sebatas istilah, karena memang dalam setiap catatan ilmu pengetahuan resmipun masih tetap tercatat Panca Indra. Memang untuk menyertakan kepekaan insting atau naluri ke dalam golongan indra, ini agak sulit diterima. Karena selain kemampuannya yang tidak terukur, juga tidak sama untuk setiap orang. Selain dari pada itu tidak terdapat bentuk fisik organ tubuh yang menjadi  alat penerima rangsangannya atau sinyalnya.
                Namun, walaupun demikian, apakah benar tidak ada lagi satu bentuk organ tubuh yang berfungsi sebagai alat deteksi terhadap keberadaan lingkungannya ?
Sekarang begini, jika di perlintasan jalan kaki anda ada bungkusan kantung plastik sebesar bola sepak. Dengan mata hanya terlihat besarannya dan bentuknya, tapi tidak kelihatan isinya, dan dengan kemampuan panca indra yang tercatat di atas sudah tidak terdeteksi hal yang menghawatirkan untuk memperlakukan bungkusan kantung plastik itu sebagai bola sepak.  Lalu apakah anda berani tiba-tiba menendang bungkusan kantung plastik itu sekerasnya dan sejauh-jauhnya ?. apakah anda tidak memiliki alat indra yang lain untuk mendeteksi bahayanya ?. Padahal jika anda tiba-tiba menendang bungkusan tersebut sekeras-kerasnya, bisa jadi bungkusan itu terlontar jauh, tapi bisa juga kaki anda yang patah. Untuk hal demikian anda memerlukan alat deteksi yang belum disebutkan dalam golongan Panca Indra, yaitu “ Otot “.
Dengan otot tangan, anda bisa mengangkat dan menekan apakah bungkusan tersebut aman untuk ditendang sekerasnya atau tidak ?. atau anda dapat menggunakan otot kaki dengan menggesernya dan menginjaknya terlebih dahulu untuk mengukur seberapa berat dan seberapa keras bungkusan itu sehingga anda bisa berkesimpulan berani atau tidak menendang sekerasnya bungkusan tersebut.
            Saya kira otot termasuk golongan indra, karena jelas fisiknya dan jelas fungsi deteksinya. Di mana otot tersebut berfungsi untuk mendeteksi perkiraan besaran gaya, berat atau  ringan, keras atau lunak, gaya tarik atau gaya dorong, gaya pegas, gaya lentur, merasakan berat ke arah mana badan kita untuk kemudian diseimbangkan, dan lain-lain. Dengan indra tersebut maka orang tua dapat memperkirakan barang bagaimana yang dianggap aman yang akan diberikan kepada anak kecilnya. Dll. 
Jadi bukan Panca Indra melainkan Hexa Indra jika demikian, setuju tidak ?.