Translate

Wednesday 15 October 2014

UMAT ISLAM HARUS MEMILIH PEMIMPIN

            Di bawah dituliskan beberapa kriteria pokok seorang pemimpin bagi umat Islam. Para elit muslim hendaknya melihat sejarah pemilihan pemimpin pada pemilu beberapa periode  yang lalu. Kita ingat bagaimana paniknya umat Islam ketika Ibu Megawati menjadi kandidat kuat sebagai bakal presiden dulu. ( karena umat Islam tidak menghendaki perempuan menjadi pemimpinnya ) , yang akhirnya dengan strategi darurat jadilah Bpk Abd. Wahid (Gus Dur) sebagai presiden. Mohon maaf, itu pun rasanya bukanlah merupakan simbol kemenangan umat Islam, karena terbukti pemerintahannya hanya berlangsung setengah masa jabatan.
Kemudian  di masa pemilu berikutnya juga amat memprihatinkan bagi politik umat Islam dengan kemenangan partai Demokrat dan Bpk SBY nya. 
Kemudian kita ingat pula bagaimana resahnya elit muslim saat menjelang kemenangan pasangan Jokowi dan Ahok sebagai calon pemimpin DKI.
           Pendapat saya, semua itu terjadi karena partai yang telah memecah belah umat Islam dalam memperjuangkan tampilnya sosok pemimpin dari tokoh Islam
Kita tentunya berharap di masa yang akan datang akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Akan tetapi sudah barang tentu untuk memperbaiki kondisi demikian diperlukan cara dan usaha yang tepat. Rasa-rasanya amat mudah kita bayangkan bahwa syarat utamanya untuk mencapai tujuan itu adalah mempersatukan tekad umat Islam untuk mewujudkan visi dan misi nya. Jadi terbentuknya satu kepemimpinan umat Islam akan menjadi jaminan untuk terwujudnya keinginan tersebut.
Seandainya kita tidak perdulikan bagaimana para tokoh partai sedang dimabuk tipu daya syaithon, dengan berlomba-lomba mengejar jabatan. jika mau rasanya ada jalan lain bagi umat islam untuk mengusahakan terbentuknya satu kepemimpinan umat Islam.
Kita punya wadah pemersatu umat Islam yaitu MUI, maka kita dapat menjadikan ketua MUI sebagai satu-satunya pemimpin umat Islam di Indonesia,  semua umat Islam harus patuh pada fatwanya, jangan benyak berpikir macam-macam, kecuali jika fatwanya menyimpang secara nyata dari Al Qur'an dan Hadits.
Umat harus selalu minta fatwanya dalam melaksanakan ibadah-ibadah masal. 
Jika hal ini terjadi insya Alloh perubahan kearah yang lebih baik dari beberapa hal akan dapat kita capai. Ke depannya umat Islam bisa saja mengusung ketua MUI menjadi calon presiden, amin.

 Kriteria pemimpin

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.( Al Maidah ayat 51).

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.  Qs An Nisaa : 58
( di antara manusia artinya termasuk kepada non muslim )

Nabi dan Rosul adalah pemimpin bagi umatnya, jadi kita bisa mengadopsi sifat-sifat mereka sebagai kriteria dalam memilih pemimpin. Minimal ada empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin umatnya, yaitu: (1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong. (2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah swt. Lawannya adalah khianat. (3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh. (4). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan). Wallohu 'alam

 Semoga ada manfaatnya, amin.