Translate

Wednesday 31 May 2017

Negara Pancasila harga mati

Itu kalimat yang digembar-gemborkan pemerintah, akhir- akhir ini.


PANCASILA,
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima dasar negara tersebut harus dijiwai oleh semua orang, semua lembaga, semua organisasi.
Momen yang tepat sekarang ini pada  peringatan hari lahir Pancasila untuk saling mengingatkan agar tertanamnya jiwa pancasila pada setiap orang, semua lembaga, semua organisasi, dll. Terutama kepada pemerintah.

Bagus sekali jika pemerintah berinisiatif membubarkan Ormas yang bertentangan dengan Pancasila, tapi seharusnya pemerintah mawas diri, apakah pemerintahannya sudah dijalankan sesuai dengan Pancasila atau belum?

Saya menilai 2 sila saja, sila ke1.
Di Indonesia masih banyak orang atheis bahkan dulu-dulu masih teridentifikasi terutama ex PKI, selama ini tidak ada program pemerintah yang mengendalikan  mereka, kecuali mau memaafkan mereka. Mungkin bisa dimaafkan, jika sudah menganut salah satu agama tertentu. Jadi seharusnya pemerintah mengadakan program yang diwajibkan kepada mereka untuk menggiring mereka agar menganut salah satu agama.
Sila ke 4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Demokrasi sekarang bertentangan dengan sila tersebut, maka itu harus disesuaikan, jika tidak, maka siapa yang harus dibubarkan???
Wallahu'alam


Semoga bermanfaat

Thursday 18 May 2017

BUBARKAN ORMAS yang mana ?

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.        ( Qs Ali Imran : 104 )

Jika ormas yang dibubarkan pemerintah itu merupakan kelompok “ yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar”  sehingga tidak ada lagi kelompok sejenis itu maka seluruh umat Islam Indonesi menanggung dosa, karena adanya kelompok tersebut merupakan pardu Kifayah.

Jika tidak ada kelompok “ yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar” sangat mungkin Alloh mengazab bangsa ini lebih kacau dari sekarang, karena kekacauan sekarangpun mungkin karena kelompok tersebut kurang besar, kurang kuat dan kurang keras. Misalnya belum memiliki kemampuan turut memberantas korupsi, belum mampu meyakinkan pemerintah manakala memberikan masukan bahwa ada aparat pemerintah yang berlaku salah, tidak adil, curang, dll. 

Jika pemerintah tidak peduli dengan ayat di atas, itu sama saja dengan meniadakan ayat tersebut, sama dengan menyembunyikan ayat, maka ancamannya;

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, ( Qs Al Baqarah : 159 )

Jika terjadi, lalu bagaimana ?, perbuatan itu setara dengan perbuatan yang digambarkan dalam ayat-ayat berikut,  


“ Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat, bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?,  Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?, Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?, Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan) “. ( QS Al Alaq: 9 – 19 )     

Bayangkan jika aparat pemerintahan sudah ditarik ubun-ubunnya, apakah pemerintahan akan dijalankan dengan rasio yang benar ?, jangan-jangan negara digadaikanpun tidak peduli, kaum pribumi di-Aborigin-kan pun tidak peduli.

Wallohu 'alam

Semoga bermanfaat