tag:blogger.com,1999:blog-9258376997476148282024-03-17T00:14:40.305-07:00Blog ku-OpinikuTIDAK USAH MERASA KECEWA ATAS KEGAGALAN HASIL KERJA KERAS KITA, AKAN TETAPI PERLU MEMBAYANGKAN KEKECEWAAN DI MASA MENDATANG KARENA KELALAIAN KITA SENDIRI SAAT INIEntis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.comBlogger81125tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-21688520559529446392024-02-01T16:20:00.000-08:002024-03-17T00:14:08.151-07:00MUJADDID 2024 ???<p> ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ</p>
<p class="MsoNormal">Akhir-akhir ini di media sosial ada beberapa ustadz yang
membahas mengenai Hadits kemunculan Mujaddid, yang diasumsikan mujaddid
tersebut akan muncul di tahun 2024 dihitung dari Tahun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jatuhnya Khalifah Turki Usmani yang kemudian
disangkut pautkan dengan pilpres. Disepakati bahwa hadits tsb. shahih. </p>
<p class="MsoNormal">Secara etimologi, mujaddid adalah orang yang membawa
pembaruan atau pembaru dalam konteks ajaran Islam, mujaddid adalah orang yang
memperbaiki kerusakan/kesalah pahaman dalam urusan atau praktik (aplikasi
ajaran) agama Islam yang dilakukan oleh umat Islam. </p>
<p class="MsoNormal">Haditsnya begini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>"Sesungguhnya
Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun, seorang yang
memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka." (HR Abu
Daud)</p>
<p class="MsoNormal">Setelah menyimak beberapa pandangan umat Islam mengenai
hadits ini saya menilai ada beberapa masalah yang harus dikaji ulang
pemahamannya,</p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span>Dikatakan setiap seratus tahun, itu dimulai
sejak kapan ? </p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;">Ulama dahulu menokohkan Abad 1
Imam bin Abdul Azis sebagai mujaddid yang wafat tahun 101 H, Abad 2 menokohkan
Imam syafi’I sebagai Mujaddid yang wafat tahun 204 H dst, melihat angkanya tahun
100 H atau tahun 200 H tapi itu tanggal wafatnya, bukan mulai memperbarui agama
Islamnya, jika <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>patokannya tahun 1 H maka
mestinya tahun 100 H atau tahun 200 H itu seorang Mujaddid mulai memperbarui
agama Islamnya. Pandangan saya begini. Selama Rosululloh saw masih hidup<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tanggung jawab atas kebenaran Islam masih ada
di tangan Rosululloh saw, jika ada kebingungan beragama langsung bertanya
kepada Rosululloh Saw, tidak ada pihak lain yang berhak mengoreksi ajarannya.</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Setelah
Rosululloh . Saw wafat ( thn 11 H ), mulai saat itulah memungkinkan akan
terjadi kesalahan beragama, maka 100 tahun kemudian ( tahun 111 H ) Alloh
mengutus seorang Mujaddid yang akan memperbaikinya kembali. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>100 tahun berikutnya Thn 211 H ada lagi Mujaddid,
kemudian Thn 311 H, thn 411 H, Thn 511 H, dst. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebelum tahun 211 H Imam Syafi’I sudah wafat,
walaupun beliau telah banyak mengkaji fiqih tapi bisa jadi yang Alloh tugaskan
sebagai mujaddid adalah Imam Ahmad bin Hanbal yang lahir tahun 164 H - wafat
241 H dan diutus sebagai mujaddid pada usia 47 tahun, 7 tahun setelah beliau
menikah. Tapi perlu dipelajari apakah ada fatwa-fatwa baru yang bersifat
menyempurnakan dari beliau atau tidak, Wallohu ‘alam.</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Jadi mujaddid
2024 dari mana dasar pemikirannya ? Jika mengikuti pola setiap 100 tahun dimulai sejak Nabi SAW wafat, maka sekarang thn 1445 H berarti mujaddid sudah Alloh utus sejak tahun 1411 H, artinya para ulama bukan menunggu kemunculan mujaddid tapi berembug mencermati, mengamati, meneliti, mencari dan menetapkan siapa mujaddid itu untuk kemudian diserap ilmunya dan diikuti fatwanya.<br /></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;">2 <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Utusan mujaddid setiap 100 tahun ini
mempengaruhi hukum prinsip bermazhab, Umat Islam pada umumnya berkeyakinan fanatik
madzhab. Ada yang fanatik satu mazhab, ada yang fanatik empat mazhab. Sebelum
ini saya berpandangan bahwa bermazhab ini bulah- boleh saja, karena itu menyangkut
cara untuk menjamin mengikuti paham yang benar walaupun sebenarnya cara seperti
itu beresiko, akan tetapi dengan adanya hadits bahwa Alloh SWT mengutus seorang
mujaddid setiap 100 tahun sekali, maka otomatis umat Islam harus menerima paham
atau pendapat mujaddid /pembaharu yang Alloh utus tersebut, artinya tidak boleh
fanatik Mazhab secara mutlak, karena Alloh mengutus mujaddid yang baru
tentu dengan Ilmunya yang lebih sempurna/ lebih mendekati kebenaran , wallohu 'alam. </p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;">3<span style="mso-spacerun: yes;">
</span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ada pendapat bahwa
ditetapkannya sebagai Mujaddid bukan ulama sembarangan tapi ada syarat-syarat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tertentu. Saya kira pernytaan ini keliru,
manusia tidak bisa mensyaratkan apa-apa terhadap seorang mujaddid, karena
mujaddid adalah utusan Alloh, sudah pasti sekehendak Alloh, bahkan bisa jadi
keberadaannya jauh dari dugaan umat Islam karena untuk menguji iman manusia. </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;">Karena hadits itu shahih maka harus diyakini bahwa mujaddid sudah diutus Alloh Swt dan sudah berupaya memperbaiki Islam tinggal tugas para ulama yang mencari dan menentukanya ( jangan-jangan hukumnya wajib kifayah ?? ), Yang menjadi dasar pertimbangan untuk menentukannya bukan syarat menurut pikiran kita tapi ciri-ciri dia sebagai utusan Alloh Swt, mungkin beberapa ciri diantranya yaitu menyampaikan perbaikan pemahaman / pengamalan Islam yang benar menurut Al Qur'an dan Hadits, rentang waktu hidup dan kiprah memperbaiki Islamya, tidak fanatik mazhab, dll.<br /></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Bisa saja terjadi manusia/umat
Islam tidak mengambil manfaat dari ilmunya para mujaddid atau bahkan seorang
mujaddid tidak dianggap mujaddid sehingga berkesimpulan tidak ada mujaddid pada
suatu masa 100 tahun tertentu dan umat tetap menjalankan peribadatan dengan
kesalah pahaman dan tentunya bertambah-tambah dosa umatnya. </p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Hal itu bisa terjadi jika /
karena ;</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">1 Taqlid atau fanatik mazhab.</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">2 Para ulamanya sombong,
menganggap remeh keilmuan orang lain.</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">3 Para ulamanya lalai/ tidak
memikirkan terhadap peringatan hadits tersebut.</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">4 Salah memahami hadits. </p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;"></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Apakah di akhir jaman ini tidak
khawatir jika ulama malah menganggap mujaddid pada seseorang yang ternyata
pengnut ilmu dajjal ( yang berpandangan sebelah mata, hanya memikirkan dunia ). Wallohu’alam</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Sekian</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Semoga bermanfaat</p>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-53853507902732470422024-01-13T14:38:00.000-08:002024-01-14T06:21:37.332-08:00Ketika dalam al Qur'an Alloh menyebut Kami.....<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/E1fEXfPB2eM" width="320" youtube-src-id="E1fEXfPB2eM"></iframe></div><br /> <p></p>Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-67763908734758132242023-11-27T17:48:00.000-08:002023-11-27T17:50:33.048-08:00JOKOWI DAN DEMOKRASI<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxO9epaTgBLvFCxdDr4QtskOo5ux_Z6Eq_wvK2vYZMndtzaMQS6DH_XbHsSotHuGgPi9L1kNCsv1dm9_TMhQQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div><br /> <p></p>Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-4707685410105987162023-06-25T19:22:00.036-07:002023-10-09T16:12:15.356-07:00Nikah adalah 1/2 agamaAssalamualaikum Warahmatullahi wabarokaatuh. <div><br /></div><div> Saya kira cukup banyak sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kebenaran maknanya tersembunyi dibalik kemudahan atau kesederhanaan kalimatnya.
Contohnya sebagaimana telah dibahas di postingan yang lalu mengenai keutamaan baca surat Al Kahf. </div><div><br /></div><div>Berikutnya mari kita bahas salah satu hadits riwayat dari Anas bin Malik, </div><div>Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda " Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agama nya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya." </div><div><br /></div><div>Begini penjelasan yang disampaikan Al-Qurthubi.
Beliau mengatakan “Siapa yang menikah berarti telah menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua.” Makna hadits ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina. Sementara menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan surga. </div><div><br /></div><div> Beliau mengatakan, ‘Siapa yang dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, yaitu dilindungi dari dampak buruk mulutnya dan kemaluannya ( Tafsir Al Qurthubi ) </div><div><br /></div><div> Sekarang mari kita hitung - hitungan apa iya zina sama dengan setengah dari agama yang menyangkut ratusan atau mungkin ribuan aturan kehidupan. </div><div><br /></div><div> Sekarang mari kita bandingkan, penafsiran mana yang kira2 lebih mendekati kebenaran jika saya tafsirkan begini: </div><div><br /></div><div>Yang dikatakan agama itu maksudnya Islam, yang mengatur segala faktor kehidupan. Jadi setengah dari agama, itu maksudnya setengah dari aturan segala faktor kehidupan tersebut, yang mana maksudnya adalah ketika seseorang masih lajang aturan agama yang berlaku baginya adalah setengahnya, karena aturan- aturan yang menyangkut berumah tangga belum berlaku baginya, misalnya kewajiban menafkahi istri, kewajiban memberi mahar nikah, aturan talak cerai dll itu belum berlaku baginya. Lalu setelah menikah maka sempurnalah semua aturan agama berlaku bagi mereka. </div><div><br /></div><div>Kemudian dikatakan, "maka bertaqwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua” maksudnya pada masa lajang adalah setengah agama yang pertama dan setelah menikah adalah setengah agama yang kedua". </div><div>Demikian tafsiran saya, semoga Alloh menunjukkan kepada jalan yang lurus, aamiin. </div><div><br /></div><div> Wallohu 'alam
</div>Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-91638831604389639012022-04-19T16:27:00.000-07:002022-04-19T16:27:49.100-07:00<p> <!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">Otak dungu dan otak
sungsang</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jika sering mengikuti diskusi politik di media elektronik tentu akan
mengingat kata-kata “ dungu “ dan otak sungsang”, dan tercatat bahwa kata-kata
tersebut diucapkan oleh orang elit dan ditujukan kepada orang elit dalam
kepengurusan negara<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>( politisi ), jadi
ini serius. Maka kesimpulannya para elit politik kita berotak sungsang atau dungu.</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kata dungu itu jelas maknanya sedangkan kata “ otak sungsang “ mungkin
perlu penjelasan ciri spesifiknya<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>bagaimana. Perkiraan saya ciri otak sungsang itu adalah orang yang cara
berpikirnya zig zag, misalnya ketika bicara dia berpikir idealis tapi dalam
kebijakannya korup, tidak adil dll, suatu ketika menjelek - jelekkan tapi saat
lain menyanjung-nyanjung dsb. </b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sekarang mari kita uji,</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dasar negara kita pancasila, semua politisi koar-koar pegang teguh
Pancasila, menurut Pancasila rakyat harus dipimpin oleh orang hasil
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan rakyat. Ternyata dipimpin oleh
orang yang dipilih partai dan ditodongkan harus dipilih rakyat. Sudah diberi
tahu salah tapi tetap dilaksanakan.....Dungu atau otak sungsang????,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kalau anda bilang itu cerdas anda akan
dituduh menyidir<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan gaya bahasa
paradoks.</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hampir semua politisi sadar dan setuju bahwa gaya demokrasi Indonesia
ini mahal dan berpotensi berdampak koruptif tapi tetap dilaksanakan, dungu atau
otak sungsang atau cerdas ????.</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Telah diputuskan bahwa kepala daerah dipilih rakyat dengan pemilu, ini
tidak dilakukan pemilu tapi kepala daerah diganti dipilih pemerintah, dungu
atau otak sungsang, atau cerdas ???? konsekwensinya rakyat tidak memilih
pemimpin berarti tidak ada penggantian pemimpin oke gak ???</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jika politisi kita memang sesuai dengan cap demikian, lalu kita
berharap kemajuan dan kesejahteraan, maka giliran kita yang dungu dan otak
sungsang.</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Wadduh.....</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Wallohu ‘alam</b></p>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-7119870651161353102022-04-19T08:02:00.005-07:002022-05-04T05:44:50.399-07:00<p> Assalamu alaikum,</p><p>Bagi pecinta ilmu pengetahuan, silakan simak dan coba diskusikan, <br /></p><p> </p><p class="MsoNormal"><a href="https://www.youtube.com/watch?v=K1w_IBWeJ-A">https://www.youtube.com/watch?v=K1w_IBWeJ-A</a></p>
<p class="MsoNormal">Mengungkap keanehan pusaran air laut</p>
<p class="MsoNormal"><a href="https://www.youtube.com/watch?v=34FPUHxgl6w">https://www.youtube.com/watch?v=34FPUHxgl6w</a></p>
<p class="MsoNormal">Begini sebenarnya ombak terjadi</p>
<p class="MsoNormal"><a href="https://www.youtube.com/watch?v=w9XQkJUlcw8">https://www.youtube.com/watch?v=w9XQkJUlcw8</a></p>
<p class="MsoNormal">Teori baru terjadinya tornado</p>
<p class="MsoNormal"><a href="https://www.youtube.com/watch?v=o8w8D5Tl93k">https://www.youtube.com/watch?v=o8w8D5Tl93k</a></p>
<p class="MsoNormal">Teori baru sebab terjadinya <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">angin badai</b></p><p>https://youtu.be/a8oaZLcGEsI</p><p>Teori baru terjadinya salju di kutub utara dan selatan<br /></p><p> </p><p>wallohu 'alam... <br /></p>Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-73343012592959538192019-05-26T17:25:00.000-07:002019-05-27T07:44:51.602-07:00DEMOKRASI INDONESIA Telah kita saksikan bersama bagaimana kacau balaunya perjalanan demokrasi kita, padahal sudah berulang-ulang janji para pentolan partai akan berusaha membuat demokrasi Indonesia lebih baik.<br />
Tapi nyatanya bukan lebih baik, malah sebaliknya, semakin buruk, bahkan hingga menimbulkan 500an orang lebih korban jiwa, ironis, berupaya memilih pemimpin yang arif dan bijaksana malah berakhir dengan pertengkaran dan kericuhan.<br />
Jelas, pertengkaran dan kericuhan biasa terjadi akibat ketidak arifan dan ketidak bijaksanaan.<br />
<br />
<br />
Dengan mengabaikan Pancasila sila ke 4 dan firmanNya ( demokrasi musyawarah ), para politisi selalu mengatakan akan memperbaiki tatanan kehidupan bernegara, tapi malah merusak tatanan tersebut. Itu sama seperti difirmankan Alloh dalam ayat berikut;<br />
<br />
<br />
Allah SWT berfirman:<br />
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, Janganlah berbuat kerusakan di bumi! Mereka menjawab, Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." (QS. AlBaqarah 2: Ayat 11)<br />
<br />
<br />
"Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari."<br />
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)<br />
<br />
<br />
Pada dasarnya demokrasi pemungutan suara itu memberi kesempatan untuk menjadi pemimpin kepada orang yang sebenarnya tidak layak jadi pemimpin. Memang pemungutan suara oleh rakyat itu irasional.<br />
Saya berikan analogi ekstrem " Jika ada 5 orang cerdas saling mengemukakan argumentasi rumit, maka orang2 bodoh tidak akan mampu memilih siapa yang paling cerdas di antara mereka.<br />
<br />
<br />
Sekarang pemungutan suara berbuntut sengketa, dengan tuduhan kecurangan. Keputusan akan ditentukan MK, adil atau tidaknya dapat dinilai dari argumentasinya, itupun jika yang menilai sama atau lebih cerdas dari hakim.<br />
Syarat dasar pemimpin yang dipilih adalah arif dan bijaksana, jadi jika sang calon pemimpin tahu bahwa teamnya berbuat curang, maka sudah sepatutnya sang calon pemimpin mengundurkan diri. Apa lagi jika terbukti satu kasus saja kecurangan yang dilakukan calon pemimpin. Maka hakim sudah layak mendisqualifikasi calon pemimpin tersebut demi rakyat, rakyat mengharapkan pemimpin yang arif dan bijaksana. <br />
<br />
<br />
Wallahu a'lam.<br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-81244041729316962352019-03-09T07:27:00.000-08:002019-03-09T07:27:04.485-08:00Surat Al Kahfi<br />
Adakalanya sabda Rosululloh Saw. Memiliki maksud dan tujuan yang tersembunyi di balik kalimat sederhana yang begitu mudah dicerna, coba perhatikan hadits berikut.<br />
<br /><br />
" Dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:<br />
<br /><br />
“Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal." Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi.”<br />
<br />Pemahaman mudahnya dari hadits tersebut adalah hapal surat Al Kahfi 1 sampai 10 atau dari ayat 100 sampai akhir, lalu sering dibacakan maka otomatis akan terhindar dari fitnah dajjal.<br />
<br />Sekarang coba baca dan pahami isi keseluruhan surat Al Kahfi, kira - kira di ayat yang mana yang secara rasional akan menjamin kita terhindar dari fitnah dajjal? <br />Jika anda manemukannya coba bandingkan dengan pemahaman alternatif yang saya kaji.<br />Rosululloh Saw. memberi kata kunci 10, maka mari kita lihat surat Al-Kahfi ayat 10 berikut <br />
<br /><br />
Allah SWT berfirman:<br />
<br /><br />
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْـكَهْفِ فَقَا لُوْا رَبَّنَاۤ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَـنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا<br />
<br /><br />
"(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."<br />(QS. Al-Kahf 18: Ayat 10)<br />
<br /><br />
Jadi yang akan menjamin kita terlindung dari fitnah dajjal adalah apabila kita berdoa dengan do'a nya pemuda dalam goa itu yakni <br />
<br /><br />
" رَبَّنَاۤ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَـنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدً "<br />
<br /><br />
Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."<br />
<br /><br />
Jika doa ini Alloh kabulkan maka kita akan mendapatkan petunjuk yang lurus yang sempurna, maka secanggih apapun tipuan penyesatan dajjal, tidak akan mampu menyesatkan kita. Wallohu a'lam<br />
<br />Barangkali Rosululloh Saw. menganjurkan kepada umatnya agar membaca surat Al-Kahfi setiap malam Jum'at supaya umat dapat memahami maksud Rosululloh dan dapat mengamalkannya dengan benar. Wallohu a'lam<br />
<br /><br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-82444401477439364582019-02-06T15:52:00.000-08:002019-02-06T15:52:40.992-08:00Kitab suci adalah fiksi ( Rocky Gerung )<br />
Rocky Gerung ( RG ) sedang giat mempromosikan "akal sehat" dan menghentikan "kedunguan" itu kesan yang nampak dari orasi2 RG. Dalam suatu diskusinya beliau mengungkapkan pernyataan menghebohkan, beliau mengatakan bahwa kitab suci adalah fiksi. Kemudian karena ucapannya itu RG dilaporkan ke polisi dan beliaupun diperiksa polisi. <br />Memang tekad RG mempromosikan akal sehat dan menghentikan kedunguan itu baik.<br />Sekarang coba kita gunakan akal sehat. Dalam Al Qur'an dikatakan " Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." QS. 'Ali `Imran [3] : 15<br />Akal normal tidak akan bisa membuktikan secara nyata, maka ini adalah fiksi. Dan ini adalah tujuan akhir dari manusia menurut ajaran Agama.<br />Walaupun ayat tersebut fiksi tapi kita meyakini bahwa ayat itu difirmankan oleh Alloh swt. Sehingga berkeyakinan bahwa itu akan benar2 terjadi.<br />Jika RG menyatakan bahwa fiksi itu karangan Nabi Muhammad Saw. Maka umat Islam wajib tersinggung. Tapi jika hanya menyatakan bahwa kitab suci itu fiksi, memang sebagian informasi dari Al Qur'an itu fiksi menurut logika normal,apa salahnya ? tapi tidak fiksi menurut logika tauhid umat Islam.<br />Sangat berbeda dengan pernyataan bahwa " Mereka adalah peramal masa depan.. ( bicara menyangkut akhirat ) ....padahal notabene tentu mereka sendiri belum pernah melihatnya " ini lebih jelas melecehkan keyakinan umat beragama dan kitabnya.<br />Wallohu a'lam<br />Semoga bermanfaatEntis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-5832275145557667342018-12-25T13:04:00.000-08:002019-04-22T15:21:04.911-07:00TAKDIR, jadi presiden kehendak Alloh Swt.?<div style="text-align: justify;">
Dalam acara ILC seorang kiyai kondang mengungkapkan kalimat kurang-lebih begini, bahwa siapapun presiden yang terpilih adalah takdir dari Alloh Swt. Sudah ditentukan di lauhul mahfudz. Benarkah seperti itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya uji pemahaman tersebut dengan sejarah yang paling extrim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 2001-2004. Yang menjadi presiden Indonesia adalah Ibu Megawati Sukarno putri. </div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah itu Alloh yang mentakdirkan ? Apakah itu kehendak Alloh Swt? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah dan...... ( Qs An Nisaa' : 34 )</i><br />
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="sc_Ilink"><i>" <a href="file:///C:/Program%20Files/Harf/Holy%20Quran/DATA/HQTemp/HQSvr.html#{1}"><span style="color: black;">Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari)
malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan (jika Kami jadikan dia
berupa laki-laki), Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini
mereka ragu</span>. </a></i></span><i>.” (QS. Al-An’aam: 9)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diriwayatkan dari Abu Bakrah, katanya: Tatkala sampai berita kepada Rasulullah bahwa orang-orang Persia mengangkat raja puteri Kaisar, Beliau bersabda: Tidak akan pernah beruntung keadaan suatu kaum yang menyerahkan kepemimpinannya pada seorang perempuan.” (HR. Bukhari, Turmudzi dan An-Nasa’i)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari keterangan tersebut di atas Alloh Swt. Berkehendak pemimpinnya orang Islam itu seorang laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu ibu Megawati jadi president itu kehendak siapa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika ibu Megawati jadi president itu kehendak Alloh, maka berarti Alloh telah dholim kepada umat Islam indonesia bahkan dholim terhadap FirmanNya sendiri, Alloh itu maha pengasih dan penyayang, dan maha bijaksana, Wallahu a'lam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah kekelliruan menafsirkan Takdir Alloh Swt.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pemahaman saya terpilihnya ibu Mega jadi presiden itu bukanlah kehendak Alloh Swt. tapi kehendak syaitan dan nafsunya bangsa Indonesia yang dibiarkan dan diazab oleh Alloh Swt., dosa atau kesalahannya jelas karena ( terutama ) demokrasinya tidak sesuai ajaran Al Qur'an dan sunnah, dan tentunya dosa-dosa yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu a'lam </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
semoga bermanfaat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-29877143699167749332018-10-31T08:46:00.000-07:002018-11-01T16:08:21.497-07:00Ormas Islam dan pembubaran HTI<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 18.66px;"><b><i>" dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka ". ( QS Ar Ruum 31 - 32 )</i></b></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 18.66px;"><b><i><br /></i></b></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 21.3pt; tab-stops: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
"Yahudi
telah berpecah menjadi 71 golongan satu golongan di surga dan 70 golongan
dineraka. Dan Nashara telah berpecah belahmenjadi 72 golongan, 71 golongan di
neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam
tangan-Nya ummatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan satu
golongan di surga dan72 golongan di neraka." Lalu beliau
ditanya:"Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab:
"Al Jamaah." ( Ibnu Majah )<span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Kita
tentunya mengenal kelompok atau golongan yang menamakan dirinya dengan sebutan Ormas
Islam NU, PERSIS, MUHAMMADIYAH, NII, LDII, HTI, Jamaah Islamiyah, dan
lain-lain. Mungkin pembaca adalah salah satu anggota dari salah satu golongan
tersebut. Bahkan mungkin pembaca terdaftar dan memiliki kartu anggota dari
salah satu golongan Ormas Islam tersebut. Pembaca mungkin masih bertanya-tanya,
apakah golongan atau Ormas Islam yang diikuti itu termasuk golongan-golongan
yang di musrikkan oleh ayat Qs Ar Ruum :
31 & 32 tersebut di atas?. </div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Memang
pembaca sangat wajar jika dalam benak terbersit pertanyaan demikian, karena
mungkin sebelumnya pembaca juga punya keyakinan bahwa kelompok atau golongan
yang diikuti tersebut pada posisi aman bahkan baik dan benar karena Organisasi yang
pembaca ikuti didirikan oleh para ulama besar yang tentunya memiliki ilmu pengetahuan
tentang Islam yang mumpuni.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Tapi
harus menjadi catatan bahwa siapapun manusia selain Rosululloh Saw. tidak
mustahil melakukan kesalahan dalam memahami ajaran Islam. Tidak mustahil pula
sekelompok jutaan orang dan para ulamanya sama-sama keliru memahami ajaran
Islamnya. Tentunya sangat mungkin juga penulis salah memahami menyangkut
apa-apa yang disampaikan ini, karena itu tetaplah cermati setiap ayat dari Al
Qur’an dan Hadits-hadits Rosululloh Saw. yang penulis sampaikan khususnya.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Kemungkinan-kemungkinan
yang dapat mengakibatkan ormas-ormas Islam tersebut menjadi kelompok yang
seolah-olah bukan termasuk golongan-golongan yang dimaksudkan oleh keterangan-keterangan hadits dan ayat Al
Qur’an tersebut di atas adalah ; </div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Kemungkinan
adanya penafsiran bahwa yang dimak - sudkan oleh ayat AlQur’an surat Ar Ruum :
31 & 32 tersebut di atas adalah golongan-golongan yang dinilai oleh
masyarakat luas sebagai aliran Islam yang dianggap sesat, misalnya aliran yang
memiliki Tuhan dan nabi baru, aliran yang memiliki kitab baru, aliran yang
hanya meyakini Al Quran saja sebagai pedoman beragama, dan lain-lain. Sementara
Ormas Islam tersebut di atas dianggap tidak termasuk golongan sesat, karena
masih berpedoman pada Al Qur’an dan Hadits dan meyakini Alloh SWT sebagai Tuhannya.
Padahal jika kita perhatikan Al Qur’an surat Ar Ruum : 31 & 32 tersebut
tidak menerangkan bahwa yang dimaksudkan adalah golongan-golongan yang
melanggar ajaran Al Qur’an dan Rosululloh Saw. Demikian juga yang memiliki nabi
baru ataupun yang memiliki kitab baru, mereka bukan memecahbelah agama Islam
melainkan mereka membuat agama baru dan sudah bukan islam lagi, bukan umat
Rosululloh Saw. lagi.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Kemungkinan
lainnya adalah kita memiliki lembaga MUI yang telah diresmikan secara nasional pada
tahun 1970, yang mengaku sebagai wadah berkumpulnya para ulama dari berbagai
organisasi Islam di Indonesia. Ini menimbulkan kesan bahwa Islam di Indonesia
tidak bercerai berai karena para ulamanya tetap bersatu dalam satu wadah yaitu
MUI sehingga berarti pula ormas Islam tersebut bukan merupakan
golongan-golongan Islam .</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Boleh
saja menilai bahwa para ulama dari ormas-ormas Islam manapun tidak bercerai
berai secara hubungan silaturahmi tapi dalam hal aqidah masing-masing ulama bisa
mengeluarkan fatwa-fatwa kepada golongannya masing-masing dan akan dituruti
oleh umatnya masing-masing secara terpisah-pisah sebagai mana sering terjadi
dalam menentukan hari raya Iedul fitri. Jadi menurut pendapat penulis
organisasi massa model demikian adalah termasuk golongan-golongan agama yang
ditegur oleh keterangan-keterangan tersebut di atas. Karena itu umat lebih baik
memposisikan diri kembali pada ajaran yang benar sesuai tuntunan Al Qur’an dan
Al Hadits.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Penulis menaruh
harapan kepada MUI untuk mengubah kodisi demikian, karena jika pemahaman
penulis ini benar, maka rasa-rasanya MUI lah yang memiliki kemampuan untuk mengambil alih tanggung
jawab untuk mengendalikan umat Islam Indonesia menjadi umat yang benar-benar
selamat dunia dan akhirat, wallohu ‘alam.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
Untuk
membubarkan ormas Islam sebesar itu memang tidak mudah karena mereka punya
asset-aset perusahaan, sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lain-lain yang begitu
banyak, tapi untuk memposisikan umat tersebut tidak harus membubarkan
ormas-ormas itu. jika MUI mau melakukannya rasa-rasanya ada beberapa cara yang
dapat di tempuh untuk memposisikan kembali umat menjadi umat yang satu yaitu :</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<div style="text-align: justify;">
1.
Untuk merubah sudut pandang umatnya terhadap ormas tersebut, nama ormas diganti
menjadi yayasan, misalnya Yayasan Muhammadiyah. Sehingga yang menjadi angotanya
adalah orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan asset-aset milik yayasan
yang bersangkutan, bukan umat yang hanya memegang kartu anggota dan karena kesamaan
ajarannya.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<div style="text-align: justify;">
2.
Tidak ada fatwa-fatwa dari Yayasan-yayasan tersebut, fatwa dikoordinir dan
disebar luaskan oleh MUI.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Ketua MUI adalah pemimpin/ imam besar Umat Islam yang harus diturut fatwanya.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<div style="text-align: justify;">
4. Diumumkan
bahwa kartu-kartu anggota ormas tidak berlaku lagi.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<div style="text-align: justify;">
5. Tidak
ada lambang-lambang ormas islam lagi di mesjid-mesjid siapapun yang
membangunnya. </div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
Memang
banyak cara untuk menyelesaikan perkara tersebut. Selain melalui jalur MUI
dapat pula dilakukan langsung menyadarkan umat itu sendiri melalui ustad-ustad,
atau penceramah-penceramah terkenal atau yang berpengaruh, atau penyebaran
buku-buku tentang hal tersebut, dll. Sehingga umat tidak lagi mengaku sebagai
anggota ormas tertentu, dan tidak menuruti fatwa-fatwa yang sifatnya
mengarahkan sekelompok umat saja. Jika memang pernah menuntut ilmu di sekolah
atau pesantren milik ormas tertentu, tidak perlu terus merasa menjadi golongan
ormas tersebut, malah perlu membandingkan ilmunya yang didapat dengan ilmu dari
sekolah atau pesantren lain sehingga jika ada ilmu yang ganjil bisa dikoreksi. </div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
Jika
cara-cara tersebut berhasil, besar kemungkinan tidak akan ada lagi
golongan-golongan atau aliran-aliran sesat. Saya kira aliran sesat itu tumbuh
karena memang ada golongan-golongan agama itu sendiri. Sekelompok orang-orang
akan merasa sah-sah saja membentuk aliran agama atau ormas islam baru sejenis
NU, PERSIS, MUHAMMADIYAH dan lain-lain, sementara ajarannya sudah jelas akan
berbeda dengan aliran agama atau ormas islam yang sudah ada sebelumnya, sesat
atau tidak ajaran yang berbedanya itu, tentunya mereka akan punya alasan-alasan
pemahaman yang siap diperdebatkan secara logika. Sehingga mereka akan
mempertahankan keberadaan golongannya dengan logika pemahamannya sendiri.<br />
<br />
Mengenai pembubaran HTI oleh pemerintah, menurut pemahaman saya adalah merupakan keberuntungan bagi umat HTI, dan jangan-jangan merupakan dosa besar bagi pihak-pihak yang membubarkannya. Karena bisa jadi semangat, pemahaman dan keimanan kelompoknya HTI lebih mencerminkan umat Islam yang kaffah dibandingkan umat Islam lainnya ( Wallohu'alam ). Akan tetapi kekaffahan tersebut gugur dengan membentuk nama kelompok HTI yang jelas-jelas menjadi golongan ke sekian yang akan masuk neraka ( jika tidak bertaubat atau tidak membuat umat Islam yang satu ), wallohu'alam.<br />
<br />
Maka dari itu sekarang tularkan <span style="text-indent: 0.5in;">semangat, pemahaman dan keimanan sebagai sosok umat Islam yang kaffah dan berjuang mempersatukan umat tanpa nama organisasi yang jelas-jelas mengelompokkan umat dan merupakan strategi yang keliru untuk membangun umat yang satu. Semoga keberuntungan umat mantan HTI membawa berkah bagi seluruh umat Islam, aamiin...</span><br />
<span style="text-indent: 47.26px;"><br /></span>
<span style="text-indent: 47.26px;">wallohu ‘alam.</span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat.</div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-indent: .5in;">
<br /></div>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-17026408336879366742018-08-02T12:51:00.000-07:002018-08-09T08:25:00.807-07:00Tasyahud pakai Sayyidina ???<br />
"Janganlah kamu jadikan panggilan rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih."<br />
(QS. An-Nur 24: Ayat 63)<br />
<br />
<br />
Ayat ini mengisyaratkan bahwa umat Islam, ketika memanggil atau menyebut nama Rosululloh ( Muhammad, Ibraahim, dll. ) harus dibedakan dengan panggilan atau sebutan kepada orang lain yang sifatnya mengangkat derajatnya / lebih mulya dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Tapi tidak ditentukan apakah dengan menambahkan kata Rosululloh, Nabiyulloh, Sayyidina atau kata2 yang lainnya yang sifatnya memulyakannya.<br />
<br />
<br />
Ketika Rosululloh mengajarkan bershalawat atas dirinya kepada seseorang, Rosululloh pun sama, tidak menentukan dengan kata tambahan apa untuk memulyakannya, kerena beliau mengikuti perintah Alloh Swt. berikut kutipan haditsnya,<br />
<br />
<br />
Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah; “ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALLA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INNAKA HAMIDUN MAJID. ALLAHUMAA BAARIK ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INAAKA HAMIDUN MAJID” (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia) “.l<br />
<br />
<br />
Dengan pengajaran itu, sudah barang tentu Rosululloh Saw. tidak ada maksud agar umatnya melanggar perintah Alloh Swt. Sebagai mana firmannya pada ayat tersebut di atas.<br />
<br />
<br />
Ada pendapat lain bahwa bacaan shalat itu harus saklek mengikuti perkataan Rosululloh Saw. Sehingga bersalawat dalam shalat tidak boleh ada tambahan Sayyidina karena nabi pun tidak mengatakannya. Mereka menggunakan dalil hadits berikut,<br />
<br />
<br />
“Shalatlah kalian sebagaimana kamu sekalian melihat aku shalat.” (HR. al-Bukhari)<br />
<br />
<br />
Mari kita ikuti sabda Nabi tersebut dengan saklek, coba baca hadits tersebut sekali lagi......<br />
Yang harus benar- benar diikuti itu adalah yang dapat dilihat, do'a dan kata2 bukan dilihat tapi didengar, jadi hadits tersebut tidak bisa dijadikan dalil agar harus saklek mengikuti perkataan atau do'a Nabi, oleh karena itu, ketika ada orang yang membaca bacaan shalat yang berbeda dengan bacaan Nabi Saw. Nabi tidak menilai bid'ah atau menyalahkan. <br />
Orang yang lebih pintar dari Nabi itu yang menyalahkan dan membid'ahkan...<br />
<br />
<br />
Coba perhatikan hadits berikut,<br />
<br />
<br />
Dari Abu Sholih, dari beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada seseorang, "Doa apa yang engkau baca di dalam shalat?" "Aku membaca tahiyyat, lalu aku ucapkan " Ya Allah, aku memohon kepada Engkau Surga dan berlindung kepada Engkau dari api Neraka." "Aku sendiri tidak mengetahui apa yang engkau gumamkan begitu pula Mu'adz," jawab orang tersebut. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seputar itulah kami bergumam ( ketika berdoa )." ( HR Abu Daud )<br />
<br />
<br />
Nampak jelas dari hadits tersebut bahwa Nabi Saw. tidak membatasi redaksi maupun materi do'a seseorang dalam shalatnya.<br />
<br />
<br />
Wallahu'alam<br />
<br />
Semoga bermanfaat, aamiin<br />
<br />
<br />
<br />Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-18471385694222337022018-07-13T03:46:00.001-07:002018-08-02T14:09:01.036-07:00Analisis Gunung Kilauea Hawaii<br />
Di sekitar gunung Kilauea Hawaii bermunculan dan mengalir lava di antara retakan-retakan dan lubang-lubang tanah.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiailuT9FFcClkqkhjABlxErSDSurzs3ZrA1BxsqylQJdwJYF60KX4KVzvoGGsyf8WKeoY6kCRB28PovVsMoPyuUdsb3i52DYyk2ggWx4TzrczeXyKdVWOT56DQ8Pe0IJmzXOhYJ44M7FY/s1600/wp_ss_20180706_0005.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiailuT9FFcClkqkhjABlxErSDSurzs3ZrA1BxsqylQJdwJYF60KX4KVzvoGGsyf8WKeoY6kCRB28PovVsMoPyuUdsb3i52DYyk2ggWx4TzrczeXyKdVWOT56DQ8Pe0IJmzXOhYJ44M7FY/s200/wp_ss_20180706_0005.png" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGG7mjBvkyQ7zpT1ZD9cBJ4cr1k9WTuQR-eePENC3KC1n0HopdpRiulVT0ATmpybQX-HRKyEGjpDPwgsqmtzZBO0AZ03hA624RxLFxrAt9ITcEFpgHIEUNwKnw63u2S5OMMgYFhKQo-mE/s1600/wp_ss_20180708_0018.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGG7mjBvkyQ7zpT1ZD9cBJ4cr1k9WTuQR-eePENC3KC1n0HopdpRiulVT0ATmpybQX-HRKyEGjpDPwgsqmtzZBO0AZ03hA624RxLFxrAt9ITcEFpgHIEUNwKnw63u2S5OMMgYFhKQo-mE/s200/wp_ss_20180708_0018.png" width="200" /></a></div>
Jika itu dikatakan sebagai letusan gunung, saya kira pernyataan itu kurang tepat. Karena jelas sekali bahwa magma mengalir begitu saja tanpa ledakan atau letusan.<br />
Jika dibaca lagi teori mengenai gunung dan bumi yang sudah saya posting waktu yang lalu, bahwa di bawah tanah sekeliling bumi ini seolah-olah mengalir deras cairan magma yang disebabkan keterlambatan transfer gaya putar dari setiap media yang berbeda.<br />
<br />
Inti bumi berputar dengan kecepatan x rpm, maka material flasma berputar jauh lebih lambat, lalu flasma memutarkan magma lebih lambat lagi, kemudian magma memutarkan lapisan tanah lebih lambat. Lapisan tanah memutarkan atmosfer dan material udara yang kemudian memutarkan bulan mengitari bumi lebih lambat.<br />
<br />
Magma yang berputar lebih cepat dari lapisan tanah inilah yang mengakibatkan seolah-olah magma di bawah tanah mengalir deras. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXPIvhrj92Eatf4iztySN5VZzHNYM3QNn0BvlV-E83xOEmeh_0M45PmVqOC9sHtrhWjNqkUfc7l92SeyB4ssuPYpJWYyQKRrLFzxMQJjeWupST14aKXKcG-ppIbGyzxeiCMHjhYnwXroY/s1600/C__Data_Users_DefApps_AppData_INTERNETEXPLORER_Temp_Saved+Images_guuuunuuung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="239" data-original-width="400" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXPIvhrj92Eatf4iztySN5VZzHNYM3QNn0BvlV-E83xOEmeh_0M45PmVqOC9sHtrhWjNqkUfc7l92SeyB4ssuPYpJWYyQKRrLFzxMQJjeWupST14aKXKcG-ppIbGyzxeiCMHjhYnwXroY/s400/C__Data_Users_DefApps_AppData_INTERNETEXPLORER_Temp_Saved+Images_guuuunuuung.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Dengan memperhatikan gambar ilustrasi bumi di atas maka kemungkinan kondisi yang terjadi di daerah gunung Kilauea Hawaii itu adalah sebagai akibat dari penurunan putaran inti bumi yang berdampak pada pengecilan diameter kulit bumi dan menimbulkan tanah Kilauea Hawaii turun dan belah-belah sehingga membuat aliran magma bocor menerobos lubang dan belahan-belahan tanah tersebut.<br />
Kebocoran aliran magma tersebut tidak akan berhenti selama magma itu mengalir dan memenuhi area yang dialirinya. Kalau magma itu menumpuk dan beku dan menyumbat bocoran nya, barulah ia berhenti.<br />
<br />
Karena magma yang selama ini menopang kestabilan lapisan tanah pindah ke bagian atas dan mengisi lekukan tanah yang rendah, maka jumlah cairan magma di dalam berkurang, daya topang terhadap lapisan tanah menurun lapisan tanah di lautan yang dialiri lava menebal, air laut meluap, maka pengecilan diameter bumi drastis mungkin akan terjadi, yang artinya kemungkinan akan terjadi gempa yang cukup dahsyat. <br />
<br />
Gambar di bawah adalah ilustrasi perkiraan yang terjadi di tanah Hawaii.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMl3Mfog9FZ3Mr7pmjDydREfA_zPJ7JbzqYvHDeiYFJsxfWJBotZlbjZa07xUEYMs_bUN_YaKCG8dkqmQ4gdhlG44j3OIaCBhR0TRPc0hUGROWS0u8dvQRwfVQTz_9-PofVhEWgLdCvyw/s1600/bumi%252520hawaii.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="406" data-original-width="533" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMl3Mfog9FZ3Mr7pmjDydREfA_zPJ7JbzqYvHDeiYFJsxfWJBotZlbjZa07xUEYMs_bUN_YaKCG8dkqmQ4gdhlG44j3OIaCBhR0TRPc0hUGROWS0u8dvQRwfVQTz_9-PofVhEWgLdCvyw/s320/bumi%252520hawaii.png" width="320" /></a></div>
Jika pada suatu lubang tampak magma bergejolak itu artinya tekanan dan turbulensi magma sampai sebatas itu, kondisinya akan terus-menerus seperti itu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYIw_ia1GE5mb8uShfgsNwBPt6ja27_szZuuIJDC0r2x2ADVGKeIDLQdR4UUDYIs1LF_6RMomBMRuyQMFvTveY_za1aJbqm4RbPJroZzUHTcJDyYyTEqBqD4xcPEZOkcXU0KAkcetKn1I/s1600/wp_ss_20180708_0007.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYIw_ia1GE5mb8uShfgsNwBPt6ja27_szZuuIJDC0r2x2ADVGKeIDLQdR4UUDYIs1LF_6RMomBMRuyQMFvTveY_za1aJbqm4RbPJroZzUHTcJDyYyTEqBqD4xcPEZOkcXU0KAkcetKn1I/s200/wp_ss_20180708_0007.png" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: start;">Atau kadang kondisi di tempat lain seperti ini, ini persis seperti aliran air sungai deras menabrak batuan</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK4tsAlITH0ATlTXI12b3h0pW3kEhOrs4UuATa2OzbORJ7nEfsOWDFgWTv9iQq0hxuMyBUJdE3iCm_y7-Vv37FxDC7OGtREE4MplRjnCls4sdydlm7tf8t6MEoIJGXI50JWfHBJh0HqNs/s1600/wp_ss_20180706_0016.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK4tsAlITH0ATlTXI12b3h0pW3kEhOrs4UuATa2OzbORJ7nEfsOWDFgWTv9iQq0hxuMyBUJdE3iCm_y7-Vv37FxDC7OGtREE4MplRjnCls4sdydlm7tf8t6MEoIJGXI50JWfHBJh0HqNs/s200/wp_ss_20180706_0016.png" width="200" /></a></div>
Dan gambar ini adalah gambar lava yang mengalir deras hingga ke laut.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8u5YVHXoC_8u54ScUyOiZhjN_OuW_onpeWeQDhJG0vvpRa1rgwPwDh2u4PjrcrqP0DH2pW1u4Q6NP7FU1FZ7uuYU8w-YfWAcHWBDHLBsx1iW64IDJGP30N8eP-W_8ykUeNEkb_coXhE/s1600/wp_ss_20180706_0019.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8u5YVHXoC_8u54ScUyOiZhjN_OuW_onpeWeQDhJG0vvpRa1rgwPwDh2u4PjrcrqP0DH2pW1u4Q6NP7FU1FZ7uuYU8w-YfWAcHWBDHLBsx1iW64IDJGP30N8eP-W_8ykUeNEkb_coXhE/s200/wp_ss_20180706_0019.png" width="200" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh_MtGVdO4a30gVrjutMIxjAerEmoUdbVlkUmmhQts3cx0TaP3gIb-fvHcGg5nvvU5WbIcZ1EljfzCenDdi8OQ_qEeEXz_D-qsOHcUmXH9HeO8Ev47NqGDYGKZqaWTSg8lxKEv7uqg2ys/s1600/wp_ss_20180710_0012.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh_MtGVdO4a30gVrjutMIxjAerEmoUdbVlkUmmhQts3cx0TaP3gIb-fvHcGg5nvvU5WbIcZ1EljfzCenDdi8OQ_qEeEXz_D-qsOHcUmXH9HeO8Ev47NqGDYGKZqaWTSg8lxKEv7uqg2ys/s200/wp_ss_20180710_0012.png" width="200" /></a></div>
Ini menunjukkan bahwa lubang tanah tersebut dibawah level tekanan dan turbulensi aliran magma, dan akan terus menerus seperti itu sampai tekanan dan turbulensi aliran magma menurun. Jangan jangan ini merupakan awal dari kehancuran bumi kita.<br />
<br />
Wallohu'alam<br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0Unknown location.79.962300724068712 1.4062554.440266224068708 -39.902344 90 42.714844tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-78437469954535784112018-05-27T02:33:00.000-07:002018-05-27T02:36:54.050-07:00TAHLILAN bid'ah atau sunnah ?Tuduhan bid'ah terhadap tahlilan saya kira wajar, tetapi wajar juga jika banyak umat menganggap tahlilan itu dapat menolong mayat, dan itu dianggap ibadah. <br />
Nanti kita bandingkan dengan berjenggot dengan niat, maksud dan tujuannya bagaimana.<br />
Tahlilan dirancang untuk menyelisihi atau mempertentangkan atau melawan atau menyaingi amalan atau budaya kaum non muslim di sekitarnya dengan / menjadi budaya atau amalan yang sesuai ajaran Islam. Maka pada awal nya Tahlilan adalah sunah nabi, jadi para wali yang merancang tahlilan bukan ahli bid'ah tapi samangat sunah, karena menyelisihi atau menentang suatu kaum non muslim dengan membedakan budayanya atau amalannya menjadi sesuai dengan ajaran Islam adalah semangatnya Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sama sebagaimana Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam menganjurkan memelihara jenggot untuk menyelisihi, atau pembeda atau menyaingi orang2 kafir di sekitarnya.<br />
Nah, orang-orang sekarang menggelar tahlilan maksud dan tujuannya apa?<br />
Niat, maksud dan tujuannya ( pahamnya ) inilah yang menjerumuskannya kepada bid'ah. ( Walaupun pada kenyataannya banyak praktek bid'ah dan menyalahi sunnah di dalamnya, mungkin telah terjadi perubahan acara pelaksanaannya dari yang diajarkan para wali dahulu, wallahu'alam. )<br />
Jadi, kalau misalkan sepeninggal orang tua kita mengadakan tahlilan dengan gaya baru yang didalamnya tidak ada amalan bid'ah dan tidak menyalahi syariat, dengan niat, maksud dan tujuan menyaingi atau upaya memperbaiki tahlilan yang dianggap bid'ah, mendo'akan orang tua, menghibur keluarganya agar tidak meratapi kematian orang tuanya, dll. Maka itu bukanlah bid'ah, tapi sunah.<br />
Jadi berjenggot panjang bagaimana ????? Silakan.....Wallahu 'alam<br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-38153232595456289432017-11-24T17:28:00.001-08:002017-11-25T13:55:31.936-08:00Definisi Bid'ah menurut U'Baru ( Bukan Ulama ) 2.<br />
<br />
Mendefinisikan bid'ah dengan kalimat " perbuatan yang tidak dilakukan /tidak dicontohkan Rosululloh...." itu tidak salah, tapi terlalu benar, karena Rosululloh yang paham definisi bid'ah pastilah hal2 bid'ah itu tidak akan dilakukan. <br />
Jadi, jika ber qunut di shalat subuh itu bid'ah tentunya Nabi tidak akan melakukannya walaupun hanya satu kali. Karena Nabi pun dilarang melakukan perbuatan bid'ah, jelas friend???<br />
Untuk menilai suatu amalan bid'ah atau tidak tentunya harus dengan definisi yang benar sebagaimana yang dimaksud Rosululloh Saw. Jangan mikir sendiri, misalnya, ". bid'ah berasal dari kata...yang berarti...", rasanya tidak bisa demikian, karena suatu istilah yang asalnya dari kata atau dari benda apa saja akan berbeda arti dengan kata aslinya. atau " bid'ah menurut bahasa adalah.....sedang bid'ah menurut syari'ah adalah....." tidak bisa juga demikian, karena saya kira definisi bid'ah menurut Rosululloh Saw. itu hanya satu. Maka pikirkan apa-apa yang dikatakan Rosululloh Saw.untuk mendapatkan definisi yang paling mendekati kebenaran. <br />
Di tulisan postingan yang lalu dituliskan bahwa yang dimaksud bid'ah adalah " paham baru yang bukan dari Nabi atau Al Quran " tidak ada barang baru dikatakan sesat, upaya ibadah yang baru bisa bid'ah bisa tidak, menuruti anjuran atau perilaku Nabi dan mengamalkan Al Qur'an pun bisa sunah bisa bid'ah, semuanya tergantung pemahamannya atau arah tujuannya. Semuanya itu akan dikategorikan bid'ah apabila pemahamannya tidak sejalan dengan paham Al Quran, sunah Nabi, Asma ul husna dan sifat_sifat Alloh Swt. Oleh karena itu manakala menemui perbuatan baru dalam shalatnya umat, Rasulullah menanyakan alasannya atau pemahamannya.<br />
Kita pun harusnya begitu juga dalam menilai bid'ah tidaknya sebuah amalan ( tahu maksud dan tujuan amalan tersebut ), <br />
Jangan sampai punya pikiran karena suatu amalan tertentu yang dilakukan ulama besar, hafidz Qur'an, hafal ratusan hadits lalu amalan pribadinya yang merupakan inisiatif sendiri dipastikan tidak bid'ah. <br />
Pola pikir seperti itulah taqlid yang menyebar - luaskan bid'ah.<br />
Jangankan amalan ulama besar, amalan Rosululloh saja jika dilakukan dengan menyimpang maksud dan tujuannya, itu jadi bid'ah, misalnya, Jika memahami bahwa ber qunut di shalat subuh itu wajib yang tidak boleh ditinggalkan, maka itu bid'ah.<br />
Perhatikan pemahaman Hasan bin Athiyah di bawah ini,<br />
Dari Hasan bin Athiyah berkata, “Tidaklah suatu kaum melakukan kebid’ahan dalam agamanya melainkan Allah akan mencabut Sunnah mereka yang semisalnya, kemudian Allah tidak mengembalikannya kepada mereka sampai hari kiamat” ( Dikeluarkan oleh ad-Darimi )<br />
Contoh:<br />
<br /><br />
Dianjurkan baca Al Qur'an <br />
Maksud dan tujuannya agar mendapatkan petunjuk, pelajaran, dll. ( Sunnah ).<br />
Jika suatu kaum membaca Al Qur'an dengan maksud dan tujuan yang menyimpang dari itu maka bid'ah, bukan sunnah. Dengan demikian Sunnah sejenis yakni membaca Al Quran sesuai sunnah nabi akan hilang, yang ada mambaca Al Qur'an tanpa niatan untuk mendapatkan petunjuk, dan kemarin 2 sudah terjadi, sekarang sunnah mudah mudahan Alloh turunkan kembali , Insya Alloh, Alhamdulillah.<br />
Wallohu'alam<br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-671419017597372852017-09-27T07:08:00.000-07:002017-09-27T07:08:10.151-07:00PANSUS HAK ANGKET KPK Kini ramai kisruh KPK dan Pansus hak angket, nampak mereka sedang adu kekuatan dan tidak ada juru damai. <br />
<br /><br />
Menilik siapa lawan dan kawan mereka masing 2, kawan DPR atau pansus mungkin banyak, kawan KPK siapa? Kawan sejati KPK harusnya rakyat. <br />
<br /><br />
KPK harus ada yang mengontrol, itu logika yang masuk akal. KPK dikontrol DPR atau lembaga penyelenggara negara lain, itu tidak masuk akal, karena justru penyelenggara negara lah yang terus-menerus dikontrol KPK.<br />
<br /><br />
KPK bisa dikontrol oleh sekelompok orang2 yang tidak mungkin melakukan korupsi.<br />
Wallahu 'alam<br />
Semoga bermanfaat Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-53206066599887067592017-07-30T14:14:00.000-07:002017-07-30T16:20:13.977-07:00Telunjuk dalam Tasyahud<br />
Banyak ustadz dalam ceramahnya manakala menjelaskan perkara bid'ah acapkali mengungkapkan kalimat " Islam itu sudah sempurna" dengan tidak menyadari bahwa dalam banyak perkara justru cara memahaminyalah yang belum sempurna, bukan ajaran Islamnya. <br />
<br /><br />
Misalnya, sudah sempurnakah memahami bagaimana seharusnya telunjuk saat tasyahud? Apakah yakin Nabi Muhammad Saw. mengajarkan dua cara, menggerak-gerakannya dan menunjuk lurus?<br />
Sementara cara-cara tersebut dipahami oleh para mujtahid dulu dari keterangan berikut ini,<br />
<br /><br />
Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma: <br />
“Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di atas paha kanan, dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya.” (HR. Muslim)<br />
<br /><br />
Wail berkata:<br />
“Beliau mengangkat jarinya. Aku lihat beliau menggerak-gerakkan jarinya dan berdoa dengannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dengan sanad shahih.َ<br />
<br /><br />
Dan dalam hadist yang lain, dari Abdullah bin Umar:<br />
Dari Abdullah bin Umar bahwasanya beliau melihat seorang laki-laki menggerakan kerikil ketika shalat, ketika dia selesai shalat maka Abdullah berkata: Jangan engkau menggerakkan kerikil sedangakan engkau shalat, karena itu dari syetan. Akan tetapi lakukan sebagaimana yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. Maka beliau meletakkan tangan kanannya di atas pahanya dan mengisyaratkan dengan jari di samping jempol (yaitu jari telunjuk) ke arah qiblat, kemudian memandangnya, seraya berkata: Demikianlah aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan. (HR. An-Nasa’i)<br />
<br /><br />
Disunnahkan menggerakkan jari telunjuk ketika tasyahhud pada saat berdoa, karena datang di dalam hadits Wa’il bin Hujr radhiyallahu ‘anhu:<br />
“Bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat jari beliau, maka aku melihat beliau menggerakkannya, seraya berdoa dengannya.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ahmad)<br />
<br /><br />
Dari Nafi’ beliau berkata:<br />
“Abdullah bin ‘Umar apabila duduk di dalam shalat meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan memberi isyarat dengan jarinya, dan menjadikan pandangannya mengikuti jari tersebut, kemudian beliau berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ini lebih keras bagi syetan dari pada besi, yaitu jari telunjuk.'”(HR. Ahmad)<br />
dan hadits-hadits lain sejenis. <br />
<br /><br />
Kemudian kedua cara tersebut diperdebatkan tapi dengan mengikuti pola pikir para mujtahid dulu, ya hasilnya akan tetap seperti itu. Tapi kalau saya coba ikut mengkaji ulang dengan pola pikir yang lain, muncul komentar sinis, belajarnya dari mana?, hafal berapa hadits?, ijtihad itu ada syaratnya! Dll. <br />
Coba kita pikirkan bersama, jika Rosululloh Saw. tidak mensyaratkan hal2 tersebut untuk berijtihad, lalu anda mensyaratkannya boleh tidak?. <br />
Jadi, sebelum anda memperlihatkan dalilnya yang jelas tentang syarat ijtihad, saya coba berijtihad untuk mencari yang benar daripada dua perbedaan tersebut.<br />
<br /><br />
Pengamatan saya begini, bahwa hadits -hadis tersebut menginformasikan amalan hasil penglihatan dari gerakan Rosululloh Saw. <br />
Yang namanya gerakan tubuh, bisa disengaja bisa tidak, bisa dengan kendali otak bisa di luar kendali, dengan demikian <br />
kata " menggerak-gerakkan " pada HR Imam Al Baihaqi lebih tepat jika dikatakan " terlihat bergerak-gerak " karena tidak tahu apakah gerakan itu disengaja atau tidak, sementara menunjuk diam dan lama, jelas disengaja. <br />
Yang mengetahui bergerak-geraknya telunjuk Rosululloh disengaja atau tidak adalah beliau sendiri, maka jawabannya terdapat pada hadits berikut:<br />
<br /><br />
Dari Nafi’ beliau berkata,<br />
...............<br />
" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ini lebih keras bagi syetan dari pada besi, yaitu jari telunjuk.'”(HR. Ahmad)<br />
<br /><br />
Maka seharusnya telunjuk itu lurus dan kaku, dan gerakan itu diluar maksud Rosululloh Saw. mungkin waktu itu telunjuk Rosululloh dalam keadaan gemetar karena sesuatu hal. <br />
<br /><br />
Wallahu'alam.<br />
Semoga bermanfaat.Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-66339279971728778202017-07-11T08:34:00.001-07:002017-07-25T04:50:08.339-07:00Sholat jamakTelah berulangkali saya menyimak khotib Jum at<br />
menerangkan sebuah hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim menganai kisah, Rasulullah saw. Yang menyuruh 2 orang sahabat untuk pergi ke perkampungan Bani Quraizhah. Yang mana beliau memberi sebuah pesan kepada mereka yaitu, “Laa yushalliyaannna ahadun al ‘ashra illaa fii banii quraizhah”. <br />
<br />
<br />
Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu sholat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah. <br />
Lalu pergilah mereka menuju perkampungan Bani Quraizhah. <br />
<br />
<br />
Di tengah jalan ternyata waktu Ashar sudah mau habis, sedangkan jarak ke perkampungan Bani Quraizhah masih cukup jauh. Maka karenanya timbullah 2 pendirian yang berbeda di antara mereka, yang satu orang melaksanakan salat ashar di perjalanan, dan yang lainnya salat ashar di tempat tujuan, maka sepulang dari bepergian tersebut keduanya mengadukan hal ini kepada Rasulullah saw. Dan ternyata Rasulullah saw, tidak menyalahkan kedua pendirian tersebut.<br />
Tapi sayang sekali dari kisah tersebut memunculkan paham bahwa berbeda pendapat adalah sesuatu yang tidak masalah. <br />
<br />
<br />
Pemahaman saya, pada kisah tersebut, dengan perintah dan pesan itu Rosululloh Saw. hendak mengajarkan suatu hukum syariat. Saya kira dengan perintah dan pesan tersebut Rosululloh Saw. sudah memperhitungkan bahwa waktu ashar akan terlewat. Sementara hukum shalat ashar ketika bepergian, bagi Rosululloh Saw. sudah ada ketentuan, yakni boleh pada waktunya, boleh juga disatukan di waktu maghrib, dan itu adalah keringanan atau rukshoh yang boleh manfaatkan atau tidak. Hukum inilah yang hendak Rosululloh Saw. ajarkan kepada mereka dengan kisah tersebut sebagai tambahan hukum yang telah beliau sosialisasikan dengan kebiasaannya jamak & Qashar dzuhur dengan ashar, magrib dengan isya. Dan pada umumnya memang pemahamannya adalah seperti itu. <br />
<br />
<br />
Dalam hal ini, sekitar belasan tahun lalu saya pernah ditertawakan seorang bapak-bapak karena melaksanakan jamak sholat maghrib di waktu ashar, karena akan bepergian jauh setelah ashar, sementara pertimbangan saya, jika harus shalat maghrib dan isya di larut malam dan dalam keadaan lelah dikhawatirkan ngantuk, dan shalat dalam keadaan ngantuk itu tidak baik.<br />
<br />
<br />
Sebelum Kisah tersebut ditetapkan ketentuan hukumnya nampaknya seperti perbedaan pendapat, tapi setelah ditetapkan ketentuan hukumnya ternyata itu bukanlah perbedaan pendapat melainkan hanyalah ketidak tahuan dan perbedaan hasrat dan minat memanfaatkan rukshoh<br />
<br />
<br />
wallahu'alam. <br />
Mari kita diskusikan...<br />
Semoga bermanfaat <br />
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-47336269909199075022017-06-15T12:41:00.001-07:002017-06-15T13:28:28.132-07:00Tafsir sila ke 4 Pancasila <br />
<br />
Saya coba cari-cari penafsiran sila ke 4 dari Pancasila di google, rasanya belum mendapatkan penafsiran yang mantap sebagai mana yang saya pahami, bahkan ada yang beranggapan bahwa dengan sila ke 4 Pancasila tersebut masih terbuka penafsiran adanya kesesuaian dilakukannya pemilu presiden langsung oleh rakyat.<br />
<br />
<br />
Mari kita diskusikan dan dapatkan penafsiran yang benar.<br />
<br />
<br />
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.<br />
<br />
<br />
Tafsiran saya begini;<br />
<br />
<br />
Kerakyatan yang dipimpin oleh ( seseorang yang terpilih atau hukum yang dihasilkan sebagai ) hikmat ( dari hasil ) kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan ( MPR, DPR RI / DPRD ).<br />
( Hikmat kira kira berarti dampak dahsyat dari...atau manfaat istimewa dari....)<br />
<br />
<br />
Jadi pemilihan kepala pemerintahan langsung oleh rakyat itu menyalahi pancasila, menyalahi Al Quran, dan menyalahi akal sehat, karana melibatkan banyak rakyat yang tidak tahu menahu, bahkan banyak dijejali paham " Stupidisme " ( pembodohan ), lalu disuruh memilih orang yang terbaik untuk jadi pemimpinnya.<br />
<br />
<br />
Jadi, demokrasi pancasila yang benar adalah demokrasi yang dari masyarakat ke RT hingga ke Presiden tetap melibatkan " permusyawaratan dari perwakilan rakyat " tidak perlu partai .<br />
<br />
<br />
Ternyata para pembuat konsep Indonesia dulu itu orang-orang cerdas.<br />
Kekayaan alam yang melimpah, dasar negaranya Pancasila, seharusnya menjadi negara juara, jika tidak salah kaprah.<br />
Wallahu'alam, <br />
<br />
<br />
Ayo kaji sama, benar gak pemahaman tersebut?<br />
<br />
<br />
Semoga bermanfaat.<br />
<br />Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-53175851197341393432017-06-05T13:04:00.000-07:002017-06-06T16:25:08.752-07:00Indonesia Raya<div style="text-align: justify;">
Suatu saat, di yutube, saya menyetel video Cak Nun ( Pak Emha Ainun Najib ). Dalam guyonannya beliau mengoreksi sebuah kalimat pada sya'ir lagu kebangsaan kita yaitu kalimat " Di sana lah aku berdiri, jadi pandu ibuku " yang dianggapnya tidak tepat, lalu guyonannya disambut gelak tawa pemirsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya ingin melanjutkan koreksi lebih jauh lagi mengingat lagu kebangsaan adalah hal yang sakral. Di dalamnya ada do'a, ada pengakuan, ada sumpah, ada tekad. Kalimat " Di sana lah aku berdiri, jadi pandu ibuku " bisa mengandung beberapa pengertian buruk, namun intinya menggambarkan bahwa jiwa kita jauh dari tanah Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena lagu itu terus menerus dinyanyikan dengan khidmat oleh semua orang Indonesia, maka kenyataannya bangsaku jauh dari tanah Indonesia tinggal dua, tiga langkah lagi bisa terjwujud, apa lagi 17 Agustus akan berikrar lagi secara serempak, mau ???</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pantas saja pejabat banyak yang korupsi, Indonesia bangkrut gak masalah, Indonesia kan disana. Mereka selalu menyanyikan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pantas saja para politikus berani mengubah Undang-undang yang asalnya " Calon presiden harus orang Indonesia asli " menjadi " Calon presiden harus orang Indonesia " itu bisa jadi karena memang jalurnya do'a itu, karena dengan demikian berarti mereka ridlo dipimpin oleh orang yang kecintaan terhadap bangsa dan negerinya diragukan, yang menjadi wni baru beberapa tahun misalnya. astagfirullah!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, saya harap para politikus pribumi, sanggup memperbaiki segalanya sehingga bangsaku tetap berdiri disini di Indonesia Raya, aamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu'alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat.</div>
<br />Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-20492520426262206142017-05-31T20:17:00.000-07:002017-06-06T16:23:33.057-07:00Negara Pancasila harga mati Itu kalimat yang digembar-gemborkan pemerintah, akhir- akhir ini.<br />
<br />
<br />
PANCASILA,<br />
1. Ketuhanan yang maha Esa.<br />
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.<br />
3. Persatuan Indonesia.<br />
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.<br />
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kelima dasar negara tersebut harus dijiwai oleh semua orang, semua lembaga, semua organisasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Momen yang tepat sekarang ini pada peringatan hari lahir Pancasila untuk saling mengingatkan agar tertanamnya jiwa pancasila pada setiap orang, semua lembaga, semua organisasi, dll. Terutama kepada pemerintah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagus sekali jika pemerintah berinisiatif membubarkan Ormas yang bertentangan dengan Pancasila, tapi seharusnya pemerintah mawas diri, apakah pemerintahannya sudah dijalankan sesuai dengan Pancasila atau belum?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menilai 2 sila saja, sila ke1.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di Indonesia masih banyak orang atheis bahkan dulu-dulu masih teridentifikasi terutama ex PKI, selama ini tidak ada program pemerintah yang mengendalikan mereka, kecuali mau memaafkan mereka. Mungkin bisa dimaafkan, jika sudah menganut salah satu agama tertentu. Jadi seharusnya pemerintah mengadakan program yang diwajibkan kepada mereka untuk menggiring mereka agar menganut salah satu agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sila ke 4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Demokrasi sekarang bertentangan dengan sila tersebut, maka itu harus disesuaikan, jika tidak, maka siapa yang harus dibubarkan???</div>
Wallahu'alam<br />
<br />
<br />
Semoga bermanfaat Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-91539225351701868482017-05-18T08:17:00.000-07:002017-05-18T15:15:20.950-07:00BUBARKAN ORMAS yang mana ?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. ( Qs Ali Imran
: 104 )<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika ormas yang dibubarkan
pemerintah itu merupakan kelompok “ <i>yang</i>
<i>menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang munkar” </i>sehingga tidak ada
lagi kelompok sejenis itu maka seluruh umat Islam Indonesi menanggung dosa,
karena adanya kelompok tersebut merupakan pardu Kifayah. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika tidak ada kelompok “ <i>yang</i> <i>menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar” </i>sangat mungkin Alloh mengazab bangsa ini lebih kacau dari sekarang, karena kekacauan sekarangpun mungkin karena kelompok tersebut kurang besar, kurang kuat dan kurang keras. Misalnya belum memiliki kemampuan turut memberantas korupsi, belum mampu meyakinkan pemerintah manakala memberikan masukan bahwa ada aparat pemerintah yang berlaku salah, tidak adil, curang, dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika pemerintah tidak peduli
dengan ayat di atas, itu sama saja dengan meniadakan ayat tersebut, sama dengan
menyembunyikan ayat, maka ancamannya;</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan
dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, ( Qs Al Baqarah : 159
)<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika terjadi, lalu bagaimana ?, perbuatan itu setara dengan perbuatan yang digambarkan dalam ayat-ayat
berikut, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>“ Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba
ketika dia mengerjakan shalat, bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang
itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?, Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang
itu mendustakan dan berpaling?, Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah melihat segala perbuatannya?, Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti
(berbuat demikian) <b>niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang
yang mendustakan lagi durhaka.</b> Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk
menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, <u>sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh
kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan) “<b>.</b></u></i> (
QS Al Alaq: 9 – 19 )<i> <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Bayangkan jika aparat pemerintahan sudah ditarik ubun-ubunnya, apakah pemerintahan akan dijalankan dengan rasio yang benar ?, jangan-jangan negara digadaikanpun tidak peduli, kaum pribumi di-Aborigin-kan pun tidak peduli.</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Wallohu 'alam</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Semoga bermanfaat</i></div>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-30575053544482149712017-03-30T16:56:00.000-07:002017-03-30T16:56:56.201-07:00Ahok menista Islam?<div align="justify">
Di youtube, Metro tv menayangkan keterangan para pakar yang berusaha melogikai perkataan Ahok menyangkut penodaan terhadap Islam, begitu rumit berbelit-belit. Itu menandakan bahwa perkataan Ahok itu sulit dibela untuk dibenarkan, sudah tidak ada lagi logika untuk membenarkan Ahok dalam hal itu, saya kira orang Islam anak SMU tidak lulus UN saja akan mengerti, apa lagi MUI.<br />
<br /><br />
Mungkin kalimat pembelaan yang bisa diterima yaitu bahwa Ahok tidak ada maksud atau niatan menghina Islam atau ulama. <br />
<br /><br />
Itu bisa jadi benar tapi mungkin juga tidak <br />
<br /><br />
Tapi analisa dengan pendekatan psikologi, kalaupun tidak ada maksud dan niat untuk menodai Islam, itu Ahok katakan karena ambisinya dan arogansinya. Mungkin Ahok pikir setelah orang-orang diberikan sesuatu ia akan aman mengatakan apa saja, ia tahu banget watak mayoritas bangsa Indonesia, sekalipun bergelar ulama.<br />
<br /><br />
Wallahu'alam<br />
Semoga bermanfaat.</div>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-76431512198205980182017-03-29T07:30:00.001-07:002017-03-29T07:33:37.307-07:00BERMAZHAB haruskah ?<div style="text-align: justify;">
Mempelajari ISLAM dan hukum-hukumnya sebenarnya merupakan perkara yang rumit dan sulit, oleh karena itu para ulama berupaya keras untuk menyederhanakan pemahamannya, dan oleh karena itu pula umat Islam dan para ustadz mengharuskan agar mempelajari ISLAM itu berguru kepada para ulama dan bermazhab, dengan alasan agar mendapatkan ilmu yang sanadnya bersambung kepada Nabi. Bahkan sampai-sampai melarang mengambil kesimpulan atau menafsirkan sendiri Al Qur'an dan hadits yang dibacanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berguru kepada ulama dan bermazhab tentunya langkah yang benar, karena pada dasarnya kita semua belajar kepada ulama dan bermazhab, akan tetapi bermazhab itu ada kiat-kiatnya agar tidak terjebak kepada taqlid dan aliran sesat. Kiatnya adalah bergurulah kepada lebih dari satu guru atau ulama dan pelajari perbedaan-2 paham para ulama ataupun para imam mazhab itu lalu kaji dengan referensi Al Qur'an dan hadits. Karena ciri dari ilmu yang sanadnya bersambung kepada Nabi adalah tidak terdapat pertentangan dengan ayat Al Qur'an ataupun dengan hadits sahih. Al Qur'an dan Hadits sahih adalah dua sumber ilmu yang disampaikan ulama dengan sanad bersambung kepada nabi. Jadi jangan menganggap bahwa ilmu yang kita dapatkan itu bersanad nyambung kepada nabi jika kita tidak tahu hadits sahih atau ayat Al Qur'an yang mana yang menjadi dasar ilmu tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara melarang memahami sendiri Al Qur'an dan hadits adalah kekeliruan yang fatal, karena bertentangan dengan Al Qur'an dan hadits</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan agar mengambil pelajaran dari padanya, Al Qur'an adalah petunjuk, pelajaran, peringatan bagi manusia. Maka pelajari Al Qur'an dan hadits. Jika merasa mendapatkan pemahaman yang berbeda, diskusikan dan kaji agar perbedaan paham itu menjadi rahmat. Dengan demikian umat tidak dan jangan awam selamanya terhadap Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadits riwayat Ali ra, ia berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Al Qur'an, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurang-lebih Maksudnya begini, di akhir zaman akan muncul kaum muda yang bodoh, tapi sok pintar dengan menggunakan kata-kata dari orang2 tokoh hebat dan terkenal ( bergelar ulama atau bukan ulama ) yang kata-kata nya bukan dari Al Qur'an dan hadits. Mereka membaca Al Qur'an hanya di mulut saja, tidak sampai ke hati dan pikirannya, sehingga tidak menyadari apabila kata2 tokoh hebat itu bertentangan dengan Al Qur'an dan hadits dan akhirnya menggelincirkannya keluar dari Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demi mencari kebenaran, saya coba komentari kata2 yang diambil dari blog berikut</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://kabarislamia.com/2016/02/24/belajar-islam-itu-harus-lewat-ulama-bukan-langsung-al-quran-dan-hadits/">https://kabarislamia.com/2016/02/24/belajar-islam-itu-harus-lewat-ulama-bukan-langsung-al-quran-dan-hadits/</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Yang ngotot ke Al Qur’an dan Hadits tapi meninggalkan Jumhur Ulama, itu adalah Khawarij. Sesat.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang cuma dapat sisa-sisa hadits yang jumlahnya kurang dari 100 ribu hadits mengaku sholatnya lebih mirip Nabi ketimbang para Imam Mazhab, ini bohong belaka.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kalau ada yang modal Al Qur’an terjemahan dan Juz Amma saja tidak hafal tapi belagak jadi Mujtahid yang lebih hebat dari Imam Mazhab, ini ibarat katak hendak jadi lembu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendapat saya begini;</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ada yang mengemukakan ajaran menyangkut Al Qur'an dan hadits sahih, jangan pandang bagaimana orangnya, karena perintah Alloh Swt. Jika dibacakan Al Qur'an maka diam dan perhatikan. Jadi silahkan perhatikan dan kaji, lalu komentari ajarannya apakah benar atau salah. Tentunya dengan argumen serta ayat Al Qur'an dan hadits yang jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan tata cara dan menentukan benar salahnya solat, tidak perlu temuan kajian ratusan atau ribuan hadits, temuan kajian satu hadits atau satu ayat Al Qur'an saja bisa merombak cara solat secara drastis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Manakala ditemukan kekeliruan hasil idztihad seseorang maka itu tidak berarti mujtahid tersebut jadi terhina dan berdosa, beliau tetap tinggi derajatnya dan tetap berpahala disisi Alloh Swt. selama niat idztihadnya untuk mengungkap kebenaran Islam karena Alloh. Tapi orang yang mangikuti kesalahannya padahal ada potensi untuk mengkajinya, maka ia berdosa. </div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu'alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-925837699747614828.post-71978656123449833912017-03-02T06:31:00.002-08:002017-03-02T06:31:41.751-08:00ARTI SEBUAH NAMA<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Suatu hari saya dikirimi istri tulisan
iseng-iseng tentang perhitungan dan makna nama seseorang, yang mana tulisan
tersebut merupakan hitungan penjumlahan nilai angka-angka hasil konversi dari
setiap huruf nama-nama calon gubernur DKI yang kemudian jumlah setiap nama itu
di akurkan dengan nomor surat dari Al Qur’an, kemudian direka-rekalah makna
dari kata-kata tersebut. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan iseng-iseng pula, saya
coba menghitung nilai huruf nama saya sendiri. Orang tua memberi nama saya
ENTIS SUTRISNA. Saya tidak tahu apakah beliau memperhitungkan dan memikirkan arti dan makna dari
nama saya tersebut atau asal-asalan, akan tetapi kenyataannya nama saya ini
secara langsung mengandung pengertian sebagai berikut ENTIS adalah nama
panggilan biasa tanpa arti apa-apa, bukan ETNIS. Kemudian SUTRISNA mengandung
arti SU artinya baik, TRISNA artinya cinta ( bahasa India ), jadi maknanya
jelas, dan watak saya pun persis reperti itu, he.. he..he…kayaknya sih.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sedangkan menurut hitungan
penjumlahan angka konversi huruf dari nama saya tersebut hasilnya adalah: ENTIS = E ( 5 ) + N ( 14 ) + T ( 20 ) + I ( 9 ) + S ( 19 ) = 67. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
SU = S
( 19 ) + U ( 21 ) = 40<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
TRISNA = T ( 20 ) + R ( 18 ) + l ( 9 ) + S ( 19 ) + N
( 14 ) + A ( 1 ) = 81<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam Al Qur’an, surat ke
67 adalah Al Mulk ( Kerajaan ), surat ke 40
adalah Al Mu'min ( orang beriman ), surat ke 81 adalah At Takwiir (
menggulung ). Jadi kalau mau mereka-reka maknanya adalah <b><i>Kerajaan di mana orang-orang
beriman menggulung. </i></b> Menggulung,
barangkali berarti mengerumuni atau berkerumun dan melingkari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jangan berimajinasi terlalu
jauh, yang membuat saya terkesan adalah hasrat yang ada di benak saya untuk menganjurkan
agar umat Islam bersatu untuk mencapai kemenangan, ini kuat sekali, barangkali ini menunjukkan bahwa ada
kalanya nama mencerminkan watak atau kondisi seseorang, jika Alloh SWT
menghendaki.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hasrat menganjurkan
bersatunya umat Islam tersebut dapat dibaca di postingan yang lalu, yang mana
saya pernah menganjurkan agar partai berbasis masa Islam bersatu. Tapi sayang
tidak ada respon, apakah karena orang partai tidak ada yang baca atau memang ada
kendala, atau dianggap tidak masalah?. Padahal sepertinya mempersatukan
partai–partai islam tersebut mudah, semudah membalikkan telapak tangan, tapi
tangan-tangan para pentolan partai. Jika para pimpinan partai setuju bersatu,
ya akan bersatu. Konsepnya yaitu dengan memilih satu partai yang akan dipakai,
sementara partai lainnya dugugurkan. Sementara porsi keanggotaan MPR /DPR dari
partai masing-masing sekarang bisa dipakai sebagai kesepakatan prosentase
keanggotaan MPR /DPR satu masa pemilihan kedepan, misalnya anggota MPR/DPR dari
PKS sekarang 20 % dari keseluruhan gabungan partai Islam, maka pada hasil
pemilihan nanti yang masih merasa kader-kader PKS mendapatkan jatah keanggotaan
MPR/DPR 20% juga. Jangan berangan-angan
kedepan partai kami akan lebih besar
dari partai Islam lainnya, sebab itu pasti bisikan syetan. Pemilu berikutnya tentunya
sudah akan melebur. Ini hanya salah satu cara saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika tidak ada seorang
pemimpin partaipun yang menggagas mempersatukan partai-partai berbasis umat Islam
tersebut, maka ada tokoh-tokoh yang kiranya memiliki potensi untuk
menggagasnya, yakni ketua FPI dan ketua MUI, Wallohu’alam. Jika para pemimpin
partai tidak mau bersatu, maka ketua FPI atau ketua MUI dapat mencoba
mengarahkan umat Islam untuk memilih partai yang memang bersedia mempersatukan
Partainya, karena merekalah yang sesungguhnya partai Islam, wllohu’alam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain konep tersebut, untuk menunjang hasrat
saya menganjurkan agar umat Islam ini bersatu yaitu adanya keinginan saya untuk
mencetak sebuah buku yang telah saya susun untuk kemudian saya kirimkan/bagikan
ke setiap pesantren. Akan tetapi untuk hal tersebut diperlukan biaya yang cukup
banyak yang saya sendiri tidak memiliki anggaran untuk itu. Jadi maksudnya jika ada yang mau nyumbang biaya bisa coba hubungi email saya, he... he... he.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adapun
buku tersebut saya beri judul BAHAN
DISKUSI AKHIRI PERBEDAAN PENDAPAT UMAT ISLAM yang isinya bermaksud menanamkan kesadaran bahwa selama ini umat islam telah dicerai beraikan oleh pendapat-pendapat. Dan mengajak umat untuk
mengkaji ulang pemahaman ajaran Islam agar perbedaan pendapat yang kontradiksi
dapat diakhiri, yang sebagian temanya suda ditampilkan di blog ini.<o:p></o:p></div>
<h3 style="margin-left: 0in; mso-list: l0 level9 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 10.0pt;">Daftar isi <span style="font-weight: normal;">dari buku tersebut adalah:</span><o:p></o:p></span></h3>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.65pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">1.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Taqlid dan Ijtihad<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.65pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">2.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Apakah
perbedaan ( perselisihan ) paham itu rahmat atau sesat ? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.65pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">3.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Hati-hati
dengan “ keyakinan “<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">4.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> Golongan yang masuk surga dari 73 golongan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt list .25in left 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">5.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Pembentukan Syi’ah dan Sunni<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">6.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Ormas
Islam Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">7.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Perbadaan tata cara beribadah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">8.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Batasan tentang Bid’ah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">9.</span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;"> Tahlilan, antara ibadah dan bid’ah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">10.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Membaca Al Qur’an
bisa menjadi berdosa <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">11.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Mencermati
perintah beribadah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">12.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Wudlu mungkin
salah satu perumpamaan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">13.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Hal yang
membatalkan wudlu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">14.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Koreksi
kesempurnaan Shalat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">15.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Bacaan-bacaan
dalam Shalat <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">16.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Bacaan Al Fatihah
bagi ma’mum<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt;">17.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">Batasan satu rakaat ketika masbuk dalam shalat berjamaah</span><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 11.0pt;">18.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Makna-makna Al
Fatihah <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt;">19.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 10.0pt;">Bacaan Al Qur’an
dalam Shalat</span><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11pt; text-indent: -28.35pt;">20.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><span style="font-size: 10pt; text-indent: -28.35pt;">Shalat Wustho</span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">wallohu'alam</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 28.35pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 9.0pt 28.35pt 49.5pt list 5.5in; text-indent: -28.35pt;">
<span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">semoga bermanfaat</span></div>
Entis Sutrisna.tasikmalaya ( esutrisna65@gmail.com )http://www.blogger.com/profile/00826288316750252349noreply@blogger.com0