Thursday, 1 August 2013

BISAKAH DIAKHIRI PERBEDAAN PENENTUAN AWAL DAN AKHIR BULAN PUASA ?

Jika penampakan hilal berada diantara 0 - dibawah 2 derajat, maka perbedaan satu ramadhan atau satu syawal masih nampak sulit dipersatukan. Nampaknya peringatan Alloh SWT. dalam ayat-ayat berikut  belum menyentuh benak sebagian umat Islam, atau mungkin penulis yang salah memaknai hubungan antara ayat-ayat tersebut dengan situasi dan kondisi yang ada. Tapi cobalah semua mengkaji ulang. 

, QS Ali Imron :103 :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali ( Agama ) Alloh dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliyah ) bermusuh-musuhan maka Alloh menjinakkan antara hatimu, menjadilah kamu karena ni’mat Alloh orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk “. 
QS Ali Imron : 105
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat “
QS ArRuum : 31 & 32
“ dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka . “

Beberapa kelompok umat Islam yang setiap kelompoknya memiliki pemimpin yang ditaati hanya oleh umatnya masing-masing maka berarti umat Islam itu bercerai berai, berarti umat Islam melanggar kitabnya sendiri .  
Kita juga melihat bahwa tiap-tiap golongan itu saling membangga-banggakan besar jumlah umatnya, merasa umat yang lebih maju dari keilmuannya, merasa paling banyak memiliki pesantrennya, merasa paling lurus ajarannya, dan lain-lain.
Ada dua kalimat yang menyertai perbedaan penentuan satu  ramadhan tersebut yang ingin penulis komentari ;
1. " Dewasa dalam menyikapi perbedaan ", jika kalimat tersebut dimaksudkan bahwa dengan terjadinya  perbedaan penentuan awal dan akhir bulan ramadhan kemudian umat Islam menganggap wajar, boleh dan dibiarkan. Maka berarti semakin banyak pelanggaran terhadap ajaran dengan dalih perbedaan pemahaman yang dibiarkan dan dianggap wajar itu dianggap lebih dewasa. Kita harap maknanya tidak demikian, mungkin maksudnya dewasa dalam upaya penyelesaiannya.
2. " Masalah perbedaan ini tidak usah dibesar-besarkan " . Setuju sekali, sebab menurut pemahaman penulis dengan rujukan ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa masalah tersebut memang sudah besar, jadi tidak perlu dibesar-besarkan lagi. Rasanya dalam urusan dosa, membesar-besarkan ( menganggap besar ) dosa kecil itu jauh lebih baik dari pada mengecil-kecilkan ( menganggap kecil ) dosa besar. so, be careful ! 

Kembali pada pertanyaan yang menjadi judul di atas BISAKAH DIAKHIRI PERBEDAAN PENENTUAN AWAL DAN AKHIR BULAN PUASA ?, jawabnya adalah BISA jika Alloh SWT menghendaki, dengan syarat umat mengusahakannya,
Ar-Ra'd ayat 11. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ” .

Rasa-rasanya masalah tersebut tidak serumit pasukan pak Habibie dulu mebuat pesawat terbang, tapi nyatanya beberapa pesawat bisa terbang, tapi masalah tersebut tak selesai-selesai. 
Penulis kira ada beberapa syarat untuk menyelesaikannya, diantaranya yaitu umat yang cerdas, dan solusi cerdas. Pertama, kecerdasan umat perlu diuji hanya dengan pertayaan, apakah umat lebih menghendaki menjadi anggota kelompok Islam tertentu ( NU, Muhammadiyah, Persisi, dll ) atau lebih menghendaki masuk Syurga. ?,  jika dihadapkan  pada QS Ar Ruum : 31 & 32  tersebut di atas maka pertanyaan tersebut harus dipilih salah satunya.Wallohu'alam. Orang cerdas pasti pilih masuk Syurga.
Kedua, penulis menawarkan sebuab solusi, silakan menilai, apakah solusi cerdas atau bukan, penulis tidak tahu. Atau anggap saja penulis sebagai orang yang sok tahu. Biasa, dari pada dibiarkan begitu saja .
Saran penulis adalah, umat Islam Indonesia harus memilih satu pemimpin umat untuk dipatuhi oleh semua umat, semua ormas. Tidak ada fatwa kecuali dari beliau, sehingga tanggal awal dan akhir ramadhan difatwakan hanya oleh beliau. Dengan begitu secara otomatis menggugurkan NU, Muhammadiya, dll sebagai golongan yang memecah belah agama . Pemimpin Islam bisa jadi kepala negara, bisa juga tidak, tapi akan merupakan suatu ibadah jika umat mengusahakannya menjadi sebagai kepala negara. Rasanya layak jika sementara ini ketua MUI menjadi pemimpin umat, tinggal kesepakatan saja, tapi setelah sepakat tidak ada lagi umat yang mengabaikan fatwanya. Wallohu 'alam.   

Sekian, semoga bermanfaat.

Wassalammu' alaikum  Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment