Di masa - masa awal era reformasi saya pernah menjadi simpatisan partai yang
dibentuk tokoh reformasi Bpk Amin Rais. Saya menaruh simpatik dan menaruh
harapan kepada beliau dan perjuangannya, dan sangat berharap beliau menjadi
pemimpin umat waktu itu. Tapi sayang sekali harapan itu tak pernah terjadi.
Beliau hanya menjadi ketua MPR. Maklum, karena perjuangan model pak Amin waktu
itu pantas mendapat ganjalan dari sana-sini.
Terhadap partai tersebut saya tidak bergabung menjadi
anggota, hanya simpatisan saja. Namun walau demikian, karena saya merasa turut menyumbang suara pada partai
tersebut, rasanya pantas waktu itu jika saya belajar menyampaikan aspirasi atau
pendapat saya pada partai tersebut, maka dengan susah payah sambil belajar
mengetik dengan sistim sebelas jari waktu itu saya sempat melayangkan beberapa
pucuk surat pendapat kepada DPP PAN.
Usulan dan pendapat saya yang mungkin masih relevan dengan
keadaan sekarang dan kedepan adalah mengenai pemilihan kepala pemerintahan
secara langsung oleh rakyat. Ketika MPR/DPR sedang merencanakan pembahasan
perundang-undangan pemilihan langsung tersebut saya layangkan sepucuk surat
kepada DPP PAN yang isinya menyatakan bahwa rakyat kita belum siap untuk
melaksanakan hal tersebut, tapi lupa alas an apa saja yang saya kemukakan waktu
itu. Namun beberapa hari kemudian saya menyimak wawancara pak Amin di
televisi dan menyatakan bahwa rakyat kita sudah cerdas dan sudah siap, katanya.
Waktu itu saya kecewa, bukan karena usulan yang ditolak,
tapi ancaman keberlangsungan demokrasi yang akan berdampak buruk bagi rakyatnya.
Entah sudah berapa tahun usulan tersebut berlalu, tapi
kekecewaan malah makin menjadi ketika diperhatikan bahwa hampir setiap pemilu
bermasalah, dan sangat-sangat menghamburkan biaya. Inilah salah satu alasannya
saya menghawatirkan bahwa banyak partai makin akan membangkrutkan Indonesia. Tapi
rasanya saya pernah malihat berita bahwa ada penyelenggara Negara yang Nampak
bangga mendapat pujian Negara atau pihak lain bahwa Negara kita merupakan Negara yang
paling demokratis dalam pemilu, walaupun itu membuat kondisi negara kita babak
belur, aneh sekali jika demikian.
No comments:
Post a Comment