Translate

Wednesday, 8 January 2014

MERANGSANG KECERDASAN SEJAK DALAM KANDUNGAN DENGAN MUSIK

Pembaca mungkin ada yang masih ingat, di sekitar tahun 90-an beredar suatu hasil pengamatan barat yang mengungkapkan bahwa memperdengarkan musik klasik terutama musik Mozart kepada janin dalam kandungan dapat merangsang kecerdasan otak janin tersebut.

Tapi benarkah musik dapat mencerdaskan janin ?. Berikut adalah beberapa hasil telaahan beberapa pihak. Dan katanya ternyata pendapat ini masih simpang siur diantara para ahli, karena sebenarnya belum ada satupun penelitian yang memastikan bahwa musik yang didengarkan kepada janin mampu membuat otak anak tersebut lebih pintar atau menjadikannya jenius.

Inteligensia merupakan hal yang kompleks,” kata David Baron, Kepala Bagian Psikiatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Temple, Amerika. Makanya, sampai sekarang, belum ada bukti bahwa musik secara langsung akan merangsang otak janin sehingga kelak bisa punya IQ tertentu. Sekitar 60–80% dari kecerdasan seseorang diturunkan secara genetik,” jelasnya.

Sebuah hasil riset yang dilaporkan Universitas Wina. Disebutkan dalam laporan itu, kecerdasan individu yang mendengarkan Mozart di suasana hening tidak berbeda jauh dengan individu yang mendengarkan musik klasik sekaliber Bach atau Pearl Jam sekalipun.

Kesimpulan itu tentu mengejutkan, pasalnya sebagian masyarakat berkeyakinan mendengarkan Mozart mampu meningkatkan kecerdasan seseorang. Pemimpin Riset, Jacob Pietsching mengatakan individu yang mendengarkan musik diluar Mozart ternyata memiliki hasil tes yang lebih baik ketimbang individu yang mendengarkan mozart.

Sebelumnya, riset yang digagas University of California  dan berlangsung tahun 1993 dengan melibatkan sejumlah remaja yang gemar mendengarkan mozart 1871 Sonata D mayor dengan dua piano. Tercatat rata-rata remaja yang mendengarkan musik klasik memiliki kemampuan nalar lebih baik ketimbang orang dewasa yang mendengarkan musik lain dalam sebuah ruang yang hening.  Kini, tim riset dari Universitas Wina Fakultas Psikologi telah menganalisis semua penelitian sejak tahun 1993 yang telah berusaha mengetahui efek Mozart dan menemukan tidak adanya bukti dari fenomena itu.

Sementara efek memperdengarkan musik pada janin dalam kandungan masih diperdebatkan, berikutnya menyusul beredar pendapat bahwa mengajak bicara atau bercerita pada janin dalam kandungan dapat membentuk karakter orang bersangkutan. Dalam artikel tersebut diceritakan bahwa hasil penelitian mengungkapkan bahwa  seorang ibu yang selalu bercerita dalam keadaan hamil karena ia seorang guru, maka beberapa tahun kemudian anaknya tersebut menjadi penulis ( kira-kira begitu ceritanya, agak-agak lupa nih, soalnya sudah lama sekali ).

Membaca artikel tersebut saya begitu berhasratnya untuk membantah pendapat tersebut, bagaimana bisa otak si janin mencerna sebuah cerita manusia di luar kandungan sedangkan mendengar sebuah kata-pun baginya tidak akan berarti apa-apa. Jika dipersamakan, ketika janin mendengar kata-kata akan sama dengan kita mendengarkan suara burung pipit yang crat-crit dengan nada monoton, jika janin mendengar suara nyanyian ibunya akan sama dengan kita mendengar burung berkicau.

Manusia untuk mengerti makna sebuah kata harus dipelajari minimal oleh dua indra, misalnya oleh indra pendengaran dan oleh indra penglihatan, atau oleh indra pendengaran dan oleh indra peraba, dll. Itupun baru dapat dicerna otak manusia setelah berumur mungkin sekitar 1,5 tahun keatas.

Karena penasarannya dengan pendapat tersebut, saya melakukan percobaan kepada anak ketika anak kedua saya baru lahir beberapa bulan. Ketika bayi sudah mulai senyum-senyum sewaktu diajak bercanda, saya coba ajarkan kata-kata hitungan, satu, dua, tiga, dst. sambil memperlihatkan penambahan jumlah jari tangan. saya lakukan terus disetiap kesempatan bercanda dengan bayi, dan bayipun merespon dengan senyum-senyum. Ketika anak sudah mulai belajar bicara dan sudah bisa menirukan kata-kata, saya coba pancing untuk mengucapkan angka-angka tersebut tapi ternyata sama sekali tidak bisa, bahkan setelah diulang diajarkanpun pada awalnya hanya bisa mengucapkan kata dua. Tapi lumayan, dengan begitu pun si anak sudah bisa menjawab pertanyaan sulit, ketika ditanya 12 dibagi 6 berapa de ?, jawabnya dua, alhamdulillaaah.      

Jadi bayi sudah lahir saja belum bisa mencerna kata-kata, apa lagi janin dalam kandungan yang hanya menggunakan indra pendengaran saja.
Namun tidak demikian halnya dengan musik, saya sependapat bahwa musik dapat merangsang kecerdasan otak janin, dengan penjelasan sbb.
Nanti lagi.............
Wallohu alam.

     

No comments: