Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Rapatkanlah shaf-shaf kamu semua, perdekatkanlah jarak antara shaf-shaf
itu -yang sekiranya antara kedua shaf itu kira-kira tiga hasta- dan samakanlah
letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman
kekuasaanNya, sesungguhnya saya niscayalah dapat melihat syaitan itu masuk di
sela-sela kekosongan shaf, sebagaimana halnya kambing kecil." hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam
Muslim.
Pada keterangan lain dikatakan bahwa iblis akan
menggoda manusia dari berbagai arah, dari depan, dari belakang, dari kiri, dan
dari kanan. Coba lihat ayat berikut, “Iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). “ ( Qs Al A’raaf 16- 17 ),
Tapi ketika nampaknya kekosongan shaf dalam jamaah sholat, syaitan begitu
semangat seperti mendapatkan kesempatan bagus untuk menggoda manusia agar lalai
dari sholatnya.
Tapi memang pada kondisi tersebut syaitan mendapatkan
sasaran empuk untuk menggoda pikiran manusia dari konsentrasi sholatnya. Bayangkan
saja jika tiba-tiba ada tambahan makmum yang berdiri di samping kita dengan
mengosongkan jarak sekitar untuk satu orang. Maka ketika itu akan muncul di
sebagian pikiran kita persangkaan-persangkaan macam-macam, dari mulai sangkaan
apakah ia sedang membenci kita, apakah badan kita terciun bau tidak enak
sehingga ia enggan dekat dengan kita, atau bahkan saling bertahan tidak saling
mengalah untuk saling mendekat, dan lain-lain, demikian juga pikiran makmum
yang melihat dibelakangnya, maka berarti lalailah kita dari konsentrasi
shalatnya.
Karena itu jangan kosongkan shaf sehingga terkesan
anda menjauhi jamaah di sampingnya. Atau jika melihat orang lain mengosongkan
shaf, maka janganlah pikiran kita terpengaruh dengan kondisi tersebut tapi
tetaplah perhatikan apa yang sedang diucapkan kepadaNya, atau perhatikan ayat
yang dibacakan imam. Wallohu’alam
No comments:
Post a Comment