Dengan pendapat ini tentu akan menambah lebih bervariasi lagi, namun, dengan pendapat ini mudah-mudahan menjadi tambahan nuansa pemahaman yang bermanfaat. amin.
Sekarang mari kita lihat surat Al Qodr berikut,
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Menurut Bpk. Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti yakni [1]:
- Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
- Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
- Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)
Dengan merefferensi penafsiran Bpk Quraish Shihab, maka Lailatul Qodr adalah malam diturunkannya ketetapan Alloh SWT kepada manusia-manusia pilihan Nya agar ia menjadi manusia yang mulya disisi Alloh SWT, bahkan mulya dalam pandangan manusia. wallohu 'alam.
Al Qur'an diturunkan dan ditetapkan sebagai tuntunan agar umat Rosululloh SAW menjadi umat yang mulya disisi Alloh SWT juga dalam pandangan manusia.
Pada Lailatul Qodr, akan banyak macam ragam ketetapan Alloh SWT untuk mengangkat manusia pilihanNya menjadi manusia yang mulya disisiNya, bahkan mulya dalam pandangan manusia.
Misalnya ada lulusan pesantren yang terjerumus ke dalam dunia maksiat, kemudian pada malam Qodr tiba-tiba insaf dan berusaha untuk menjadi da'i. Atau ada orang yang terhina karena terlilit utang, pada malam itu terselesaikan urusannya. Atau juga misalnya ada orang terhina karena fitnah, pada malam itu terungkap kebenarannya. Mungkin juga pada malam Qodr ada orang yang membuat ketetapan untuk naik haji tahun ini. Bisa juga ada orang yang tiba-tiba semakin serius mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam. Dan lain-lain. Hal ini diisyaratkan oleh ayat Al Qodr : 4 ( Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. )
Dengan demikian, tidak usah sibuk-sibuk mempermasalahkan tanda-tanda turunnya Lailatul Qodr, tapi bagaimana agar kemulyaan itu jatuh kepada kita dan keluarga. Karena tanda-tanda itu akan nampak dan dirasakan oleh diri orang yang mendapatkannya
Mengenai makna ayat "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." bukan berarti yang mendapatkan lailatul Qodr akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala seribu bulan, tetapi mengisyaratkan bahwa ketetapan Alloh SWT yang mengangkat orang pilihannya menjadi manusia yang mulya di sisiNya, dan di mata manusia, itu lebih penting dan lebih berarti bagi hidup orang tersebut jika dibandingkan dengan seribu bulan yang lain yang tidak mendatangkan ketetapan Alloh SWT yang baik itu.Wallohu "alam
Jadi tidak usah repot-repot menjumlah-jumlah pahala.
No comments:
Post a Comment