Umat Islam tentunya sudah sangat mengenal surat – surat pendek
Al Qur’an berikut:
Al
Falaq
Katakanlah: "Aku
berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
dari
kejahatan makhluk-Nya,
dan
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
dan
dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan
dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
An Naas
Katakanlah: "Aku
berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
Raja
manusia.
Sembahan
manusia.
dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
dari
(golongan) jin dan manusia.
Al Ikhlas
Katakanlah: "Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Setelah penulis mencoba berdiskusi
dengan beberapa orang mengenai surat-surat tersebut, yang mana menurut pendapat
penulis, karena Alloh Swt. telah menyuruh dengan kata “Katakanlah
“ pada awal kalimat setiap surat
tersebut. Maka berarti umat Islam
menjadi wajib hukumnya mengucapkan sebait kalimat do’a – do’a tersebut dimulai dari kata "A'udzu...." ( "Aku
berlindung ...." ) secara
lengkap ( tanpa membaca " Qul " ) yang ditujukan kepada Alloh, minimal satu kali seumur hidup baik
dalam sholat (
secara sir ) ataupun diluar sholat ( dalam do’a ), sunahnya sering-seringlah
didalam sholat. Akan tetapi hampir semua orang tidak sependapat, mereka tidak
merasa diperintah oleh Alloh samasekali, padahal penulis merasakan hal tersebut
sejak awal belajar sholat sendiri tanpa guru ngaji, tapi dari buku yang ada terjemahnya
( waktu itu kira-kira kelas 5 SD ) sehingga semenjak itu penulis bertanya-tanya
kenapa kita yang diperintah, akan tetapi ketika sholat kita membacanya secara
utuh kepada Alloh Swt ?
Bahkan seorang teman malah balik
bertanya “ ada haditsnya tidak bahwa Rosululloh Saw. melakukan demikian ? “
yang lainnya ada yang komentar harus bertanya kepada yang lebih ahli, dll. Jika
berbicara mengenai hadits, harus kita pahami bahwa Rosululloh Saw. akan membacakan
do’a-do’a tersebut dengan bisik-bisik kepada Alloh, maka tidak akan ada orang
yang tahu, maka tentu tidak akan ada hadits. Lagi pula apakah kalimat tersebut
begitu rumitnya untuk dipahami demikian?
Walaupun demikian saya ungkapkan pula
hadits berikut;
Beliau bersabda
kepada ‘Uqbah bin Amir ra, “ Baca di dalam shalatmu dua surat yang memakai
A’udzu. Tidak ada orang yang membaca A’udzu selain dua surat itu ( Al Falaq dan
An Naas ). HR Abu Daud dan Ahmad dengan sanad yang shahih.
Selain dari pada itu Rosululloh Saw. juga mengajarkan
do’a Iftitah “ Inna sholaati wanusukii……..”
yang merupakan pengamalan dari ayat perintah “ Qul inna sholaati wanusukii…..Qs Al An ‘aam : 162
Tapi tetap teman - teman masih tidak percaya, Hmmm…..hmm..…hmm…..apa
penulis yang keliru…?
Mudah-mudahan tidak, keliru juga pahala satu, amin
Wallohu ‘alam
No comments:
Post a Comment