Suatu hari saya dikirimi istri tulisan
iseng-iseng tentang perhitungan dan makna nama seseorang, yang mana tulisan
tersebut merupakan hitungan penjumlahan nilai angka-angka hasil konversi dari
setiap huruf nama-nama calon gubernur DKI yang kemudian jumlah setiap nama itu
di akurkan dengan nomor surat dari Al Qur’an, kemudian direka-rekalah makna
dari kata-kata tersebut.
Dengan iseng-iseng pula, saya
coba menghitung nilai huruf nama saya sendiri. Orang tua memberi nama saya
ENTIS SUTRISNA. Saya tidak tahu apakah beliau memperhitungkan dan memikirkan arti dan makna dari
nama saya tersebut atau asal-asalan, akan tetapi kenyataannya nama saya ini
secara langsung mengandung pengertian sebagai berikut ENTIS adalah nama
panggilan biasa tanpa arti apa-apa, bukan ETNIS. Kemudian SUTRISNA mengandung
arti SU artinya baik, TRISNA artinya cinta ( bahasa India ), jadi maknanya
jelas, dan watak saya pun persis reperti itu, he.. he..he…kayaknya sih.
Sedangkan menurut hitungan
penjumlahan angka konversi huruf dari nama saya tersebut hasilnya adalah: ENTIS = E ( 5 ) + N ( 14 ) + T ( 20 ) + I ( 9 ) + S ( 19 ) = 67.
SU = S
( 19 ) + U ( 21 ) = 40
TRISNA = T ( 20 ) + R ( 18 ) + l ( 9 ) + S ( 19 ) + N
( 14 ) + A ( 1 ) = 81
Dalam Al Qur’an, surat ke
67 adalah Al Mulk ( Kerajaan ), surat ke 40
adalah Al Mu'min ( orang beriman ), surat ke 81 adalah At Takwiir (
menggulung ). Jadi kalau mau mereka-reka maknanya adalah Kerajaan di mana orang-orang
beriman menggulung. Menggulung,
barangkali berarti mengerumuni atau berkerumun dan melingkari.
Jangan berimajinasi terlalu
jauh, yang membuat saya terkesan adalah hasrat yang ada di benak saya untuk menganjurkan
agar umat Islam bersatu untuk mencapai kemenangan, ini kuat sekali, barangkali ini menunjukkan bahwa ada
kalanya nama mencerminkan watak atau kondisi seseorang, jika Alloh SWT
menghendaki.
Hasrat menganjurkan
bersatunya umat Islam tersebut dapat dibaca di postingan yang lalu, yang mana
saya pernah menganjurkan agar partai berbasis masa Islam bersatu. Tapi sayang
tidak ada respon, apakah karena orang partai tidak ada yang baca atau memang ada
kendala, atau dianggap tidak masalah?. Padahal sepertinya mempersatukan
partai–partai islam tersebut mudah, semudah membalikkan telapak tangan, tapi
tangan-tangan para pentolan partai. Jika para pimpinan partai setuju bersatu,
ya akan bersatu. Konsepnya yaitu dengan memilih satu partai yang akan dipakai,
sementara partai lainnya dugugurkan. Sementara porsi keanggotaan MPR /DPR dari
partai masing-masing sekarang bisa dipakai sebagai kesepakatan prosentase
keanggotaan MPR /DPR satu masa pemilihan kedepan, misalnya anggota MPR/DPR dari
PKS sekarang 20 % dari keseluruhan gabungan partai Islam, maka pada hasil
pemilihan nanti yang masih merasa kader-kader PKS mendapatkan jatah keanggotaan
MPR/DPR 20% juga. Jangan berangan-angan
kedepan partai kami akan lebih besar
dari partai Islam lainnya, sebab itu pasti bisikan syetan. Pemilu berikutnya tentunya
sudah akan melebur. Ini hanya salah satu cara saja.
Jika tidak ada seorang
pemimpin partaipun yang menggagas mempersatukan partai-partai berbasis umat Islam
tersebut, maka ada tokoh-tokoh yang kiranya memiliki potensi untuk
menggagasnya, yakni ketua FPI dan ketua MUI, Wallohu’alam. Jika para pemimpin
partai tidak mau bersatu, maka ketua FPI atau ketua MUI dapat mencoba
mengarahkan umat Islam untuk memilih partai yang memang bersedia mempersatukan
Partainya, karena merekalah yang sesungguhnya partai Islam, wllohu’alam.
Selain konep tersebut, untuk menunjang hasrat
saya menganjurkan agar umat Islam ini bersatu yaitu adanya keinginan saya untuk
mencetak sebuah buku yang telah saya susun untuk kemudian saya kirimkan/bagikan
ke setiap pesantren. Akan tetapi untuk hal tersebut diperlukan biaya yang cukup
banyak yang saya sendiri tidak memiliki anggaran untuk itu. Jadi maksudnya jika ada yang mau nyumbang biaya bisa coba hubungi email saya, he... he... he.
Adapun
buku tersebut saya beri judul BAHAN
DISKUSI AKHIRI PERBEDAAN PENDAPAT UMAT ISLAM yang isinya bermaksud menanamkan kesadaran bahwa selama ini umat islam telah dicerai beraikan oleh pendapat-pendapat. Dan mengajak umat untuk
mengkaji ulang pemahaman ajaran Islam agar perbedaan pendapat yang kontradiksi
dapat diakhiri, yang sebagian temanya suda ditampilkan di blog ini.
Daftar isi dari buku tersebut adalah:
1. Taqlid dan Ijtihad
2. Apakah
perbedaan ( perselisihan ) paham itu rahmat atau sesat ?
3. Hati-hati
dengan “ keyakinan “
4. Golongan yang masuk surga dari 73 golongan
5. Pembentukan Syi’ah dan Sunni
6. Ormas
Islam Indonesia
7. Perbadaan tata cara beribadah
8. Batasan tentang Bid’ah
9. Tahlilan, antara ibadah dan bid’ah
10.
Membaca Al Qur’an
bisa menjadi berdosa
11.
Mencermati
perintah beribadah
12.
Wudlu mungkin
salah satu perumpamaan
13.
Hal yang
membatalkan wudlu
14.
Koreksi
kesempurnaan Shalat
15.
Bacaan-bacaan
dalam Shalat
16.
Bacaan Al Fatihah
bagi ma’mum
17.
Batasan satu rakaat ketika masbuk dalam shalat berjamaah
18.
Makna-makna Al
Fatihah
19.
Bacaan Al Qur’an
dalam Shalat
20.
Shalat Wustho
wallohu'alam
semoga bermanfaat