Translate

Saturday, 7 May 2011

Penyebab terjadinya Mimpi

Kutipan dari buku yang belum diterbitkan,  karya sendiri.
      Saya merasa bahwa tidak setiap tidur nyenyak mendapatkan mimpi, akan tetapi ternyata pada hasil penelaahan dikatakan bahwa manusia mengalami mimpi setiap malam, bahkan bukan hanya sekali, melainkan rata-rata 5 kali dalam semalam. Mungkin saja pada umumnya manusia mengalami mimpi sesering itu, tapi mungkin tidak semua orang demikian. Memang ada hasil penelaahan lain yang mengatakan bahwa manusia sangat gampang lupa dengan mimpinya. Tapi apakah lupanya mimpi tersebut sampai benar-benar lupa bahwa kita pernah mimpi tadi malam ?  Ada kalanya lupa sama sekali, namun ada kalanya ingat. Nampaknya tergantung pada situasi dan kondisinya, pada tingkat kesadaran mana kita bermimpi.  Manusia memang banyak perbedaan pada setiap individunya, dari mulai perbedaan fisik, watak, mental, kemampuan, dan lain-lain.
                Sepertinya kabiasaan mimpipun ada perbedaan-perbedaan. Misalnya saja ada yang mimpinya sampai ngigau, bicara dengan kata-kata yang tidak jelas, ada yang mimpi sampai duduk dengan mata terpejam, ada yang bola matanya bergerak-gerak, bahkan ada yang mimpi sampai berjalan keluar kamar tidur dalam keadaan tidak sadar. Aneh sekali bukan ?.
Pernah suatu ketika  manakala seseorang sedang tidur, lalu saya coba letakkan telapak tangan saya di pangkal lehernya ( diatas dada ), kemudian kira-kira tiga puluh detik kemudian ia mengigau dengan suara seperti mau berkata-kata, tapi tidak sepatah kata pun yang terdengar jelas. Lalu ia bangun tersadar, dan ketika saya tanya, katanya ia mimpi yang menakutkan.
Dengan percobaan sederhana itu membuktikan bahwa salah satu pernyataan pada hasil penelaahan yang mengatakan bahwa  “ mimpi TIDAK disebabkan karena memakan makanan tertentu sebelum tidur, atau stimulus (rangsangan) tertentu dari lingkungan sekitarnya selama tidur”  itu tidak benar. Jelas dari percobaan sederhana yang saya lakukan itu mimpinya orang tersebut karena sentuhan telapak tangan. Pernah juga terjadi suatu malam saya mimpikan sesuatu terjadi pada kaki kanan saya ( tapi cerita mimpinya lupa , karena sudah lama ) hingga terbangun, dan ternyata kaki kanan saya tersebut sedang tertindih gitar. 
Disini akan saya coba menelaah keanehan-keanehan mimpi yang pernah saya alami, dan pernah saya perhatikan dari kejadian mimpinya orang lain tersebut dengan membandingkannya terhadap data-data hasil penelitian ,  penelaahan  serta hasil pemikiran para ahli pikIr lain.
Kita lihat kembali hasil penelitian dan penelaahan mengenai mimpi, hasil penelaahan  yang  memaparkan  bahwa mimpi disebabkan oleh proses biologis internal dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel otak besar pada bagian belakang otak secara periodik pecah dalam selang waktu sekitar 90 menit, dan mengirimkan rangsangan (stimuli) yang bersifat acak (random) ke bagian korteks (cortex) pada otak. Sebagai akibatnya, bagian memori, sensori, kontrol saraf, dan kesadaran pada otak terstimulasi secara acak yang berdampak adanya rangsangan pada puncak bagian korteks pada otak. Menurut penelitian ini, proses diatas mengakibatkan kita mengalami apa yang kita sebut sebagai mimpi.
Sementara pada hasil penelaahan lainnya mengungkapkan uraian yang hampir sama. Dengan menjawab pertanyaan, Mengapa kita sangat terlena mengalami mimpi REM?. Katanya salah satu alasannya adalah adanya perubahan-perubahan kimiawi otak disaat tidur REM, kurir-kurir kimiawi otak acetylcholine membludak melebihi kapasitas normal, sedangkan kimiawi nonadrenalin dan serotonin menutup kran-kran mereka. Perubahan-perubahan dalam otak ini mematikan bagian penting otak, cuping frontal, juga bagian-bagian lain di cuping parietal. Bagian-bagian otak itu merupakan tempat kesadaran diri.
Sekarang coba bandingkan hasil penelaahan tersebut dengan kedua pengalaman mimpi yang saya alami tersebut di atas, di mana saya mengalami mimpi hingga terbangun karena kaki tertindih gitar, dan saya meletakkan telapak tangan di dada bagian atas seseorang kemudian kira-kira tiga puluh detik kemudian orang tersebut bermimpi dengan mengigau. Kira - kira apakah ada hubungannya antara kaki tertindih gitar dan dada yang disentuh telapak tangan dengan acetylcholine yang membludak melebihi kapasitas normal, atau dengan pecahnya sel otak besar pada bagian belakang otak secara periodik ?. jika mau mencoba menghubung-hubungkan antara tindihan gitar dan sentuhan telapak tangan di dada, maka hanya ada dua media yang paling memungkinkan untuk menghubungkannya ke otak yaitu saraf sensori dan gangguan aliran darah. Maka dari itu mungkinkah sinyal-sinyal atau impuls yang disampaikan saraf sensori atau terganggunya aliran darah itu yang membuat acetylcholine yang membludak melebihi kapasitas normal, atau yang membuat pecahnya sel otak besar pada bagian belakang otak secara periodik itu ?. Sebelum berkesimpulan untuk mengatakan antara ya setuju atau tidak setuju, saya ingin mengalihkan dahulu terhadap kemungkinan lainnya sebagai perbandingan.
Pada kondisi normal atau terjaga fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). Nampaknya dalam kondisi tidurpun sel-sel saraf sensori tetap berfungsi mengirimkan impuls-impulsnya pada otak sehingga dalam otakpun timbul gelombang otak akan tetapi otak tidak dapat meresponnya  secara sempurna karena energi kimiawi dalam otak minim dan otak sadar sedang dalam keadaan tidak aktif.
Siklus yang terjadi dari sejak ngantuk, tidur dan bangun tidur adalah sebagai berikut.  Ketika energi kimiawi dalam otak minim maka otak sadar berasumsi bahwa dirinya lelah, jika dirasakan bahwa tubuhnya lelah biasanya manusia cendrung untuk diam beristirahat, karena tubuh diam maka gelombang otak turun hingga kira-kira mencapai gelombang Alfa rendah,  kemudian timbul ngantuk, lalu otak sadar memerintahkan fisik /tubuh untuk tidur lalu manusia bergegas dengan berbenah memposisikan diri pada posisi yang layak untuk tidur, yaitu bermaksud untuk menurunkan  gelombang otak ke gelombang Theta ( 4 - 8 hz ) lalu ngantuk dan tidur, ketika energi kimiawi dalam otak sudah penuh atau pulih 100% maka dengan impuls-impuls listik kecilpun yang dikirim indra atau otot ke otak melalui saraf sensori  kesadaran akan tercetus, lalu sadar. Impuls-impuls listrik kecil yang dikirim indra atau otot ke otak tersebut bisa berasal dari terangsangnya kulit dengan udara hangat, terrangsangnya gendang telinga dengan suara-suara yang diterima telinga, terangsangnya mata dengan sinar matahari atau lampu, dan lain-lain . Setelah sadar maka semua tergantung pada kemauan dan keperluan sang manusia seutuhnya, mau makan minum,ke kamar mandi atau mau tidur lagi, hanya saja jika tidur kita  sudah cukup, maka energi dalam otak sudah penuh, kita tdk merasakan kantuk lagi, maka otak menjadi sensitif,  impuls-impuls listrik yang dikirim indra dan otot sedikit saja dapat membangkitkan gelombang otak yang besar, sehingga sulit membuat otak kesadaran menjadi tidak sadar dan tidur kembali.
Jika tindihan gitar pada kaki, atau sentuhan telapak tangan di dada yang saya alami tersebut terjadi manakala energi kimiawi otak baru pulih  15 % - 25 %, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan jika terjadi pada saat energi kimiawi otak dalam kondisi telah pulih  50% - 75 % dan seterusnya. Nampaknya faktor tersebut menentukan tingkat sensitfitas otak dalam merespon impuls-impuls yang dikirimkan oleh saraf-saraf sensori ketika tidur atau menentukan tinggi rendahnya frekwensi dari gelombang yang ditimbulkan dalam otak sebagai  akibat dari impuls-impuls yang diterima dari sel-sel saraf sensori.
Kembali pada hasil penelitian dan penelaahan para pakar bahwa gelombang Delta adalah gelombang otak yang paling lambat pada kisaran frekwensi 0,1- 4 Hz,dan merupakan frekwensi dari pikiran nirsadar (unconscious mind).Pada saat kita tidur lelap,otak hanya menghasilkan gelombang Delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainya, dalam keadaan itu delta bertindak sebagai "radar" yang mendasari kerja intuisi, empati dan tindakan yang bersifat insting.
 Jika tindihan gitar pada kaki dan sentuhan telapak tangan pada dada hanya menimbulkan efek membangkitkan gelombang otak sampai  4 hz, maka hal tersebut tidak berpengaruh apa-apa, dan manusia akan tetap pada kondisi tidur. Tapi jika efek dari impuls-impuls yang dikirim saraf sensori tersebut hingga membangkitkan gelombang mencapai frekwensi gelombang otak theta rendah, maka otak memori  teresonansi, lalu aktif sendiri. Otak memori tidak bisa menterjemahkan arti impuls-impuls yang dikirimkan saraf sensori. Memori yang ditampikan adalah memori yang bersifat global , bukan memori yang sifatnya detail sebagaimana yang pernah dialami dalam kehidupan sebelumnya, maka mimpi itu hanya menampilkan gambar-gambar secara acak, wajah-wajah yang tidak dikenal, tanpa cerita, bahkan sering kali tampilan gambar pun kacau atau tidak sempurna.  Pada fase inilah yang merupakan batas sensitivitas otak tertinggi ketika otak sadar tidak aktif. Jika frekwensi gelombang otak yang ditimbulkan lebih tinggi lagi, maka yang diaktifkan bukan hanya otak memori melainkan bersama otak imajinasi. Pada kondisi ini mimpi pun menjadi tersusun merangkai sebuah cerita. Sempurna atau kurang sempurnanya cerita yang ditampilkan dalam mimpi tersebut tergantung pada tingkat kesadaran otak atau mungkin tergantung pada tinggi rendahnya frekwensi  gelombang otak yang ditimbulkan di daerah gelombang otak imajinasi. Banyak cerita mimpi yang tidak sempurna yang pernah saya alami, dan sepertinya pembaca pun sering mengalaminya, misalnya mimpi bertemu dengan si A kemudian  bersalaman, tapi seketika itu wajahnya berubah jadi orang lain atau bahkan menjadi seekor binatang, atau mimpi duduk bersila sambil melayang di udara dengan menembus pepohonan dengan tujuan menuju syurga, dan mimpi-mimpi lain yang sifatnya tidak masuk akal. Jika frekwensi gelombang otak yang ditimbulkan lebih tinggi lagi namun masih dibawah frekwensi gelombang otak sadar, maka otak motorik pun diaktifkan, dan siap untuk memberikan perintah kepada otot untuk menggerakkan anggota tubuh yang mana yang akan digerakkan, itu tergantung cerita mimpi yang ditampilkan, terutama jika mimpi-mimpi tersebut membangkitkan emosi yang mendorong otak motorik untuk menggerakkan salah satu anggota tubuhnya. Jika mimpi berteriak-teriak minta tolong maka mulut akan berusaha bicara maka terjadilah mengigau, Jika mimpi jatuh tangan atau kaki bisa bergerak bermaksud menahan, pada kondisi demikian berarti otak keseimbangan dalam keadaan aktif, jika mimpi main bola kaki bisa bergerak untuk menendang bola, dan mata mestinya paling sering bergerak-gerak sebab mimpi apapun mesti merangsang indra penglihatan, sementara  menggerakkan bola mata adalah merupakan sistim kerja otot yang relatif ringan dibandingkan anggota tubuh lainnya, inilah yang disebut sebagai mimpi REM.  Jika mimpi tersebut menampilkan cerita yang memicu emosi yang menegangkan, yang membuat jantung berdetak lebih keras, membuat nafas lebih cepat, atau membuat anggota tubuh menghentakkan gerakan, itu akan meningkatkan frekwensi gelombang otak menjadi lebih tinggi lagi yang akhirnya membangkitkan otak sadar, dan orangpun terjaga atau bangun dari tidur .
Mengenai tampilan atau cerita mimpi nampaknya tidak ada kaitannya dengan sisi apapun dari kehidupan manusia yang bersangkutan, melainkan hanya merupakan imajinasi- imajinasi secara acak saja. Bisa saja seseorang memimpikan hal yang dirindukannya, tapi itu hanya kebetulan saja, dan tidak mesti ketika seseorang rindu pada si x terus jika mimpi mesti mimpi- nya ketemu si x, tidak demikian.  Tidak ada kaitannya dengan kondisi fsikisnya yang sedang resah atau gelisah, tidak ada kaitannya dengan kodisi fisiknya yang lagi sakit. Sehubungan dengan hal tersebut, saya pernah bertanya kepada tiga orang penderita strok cukup berat yang sudah tahunan, ketiganya mengatakan bahwa mereka tidak pernah memimpikan dirinya dalam keadaan abnormal. Mereka selalu bermimpi dalam keadaan dirinya sehat atau normal. Mimpinya pun tidak selalu mimpi buruk, bahkan sering mimpi indah atau mimpi yang berkesan. Lain halnya dengan gangguan kenyamanan pada fisik yang terjadi ketika seseorang sedang tidur. Karena justru itulah yang menjadi pemicu timbulnya mimpi manusia ( menurut pengamatan saya ). Namun tetap tampilan gambar dan ceritanya seringkali tidak menggambarkan kejadian yang menimpa tubuhnya ketika itu.               
       Banyak pengalaman mimpi saya yang menjadi bukti bahwa mimpi bisa diakibatkan karena saraf sensori mendapatkan rangsangan , misalnya saya mimpi berada dipasar yang sedang ramai, ketika bangun ternyata di luar rumah memang banyak anak-anak ribut sedang bermain. Pernah juga saya mimpi seolah-olah mahluk halus menginjak perut bagian kanan bawah, lalu dalam mimpi tersebut saya merasa ketakutan dan meronta yang akhirnya tangan dan tubuh saya bergerak dan akhirnya saya terbangun, ketika sadar ternyata yang didalam mimpi diinjak mahluk halus tersebut memang sedang merasa kan sakit karena perut tersebut menindih bandul ujung tali kolor  yang terbuat dari plastik. Yang sering saya alami adalah mimpi buang air kecil berulang-ulang, dan ketika bangun memang ingin buang air kecil.
Dengan demikian muncul dalam benak saya suatu pendapat bahwa ( selain sebagai informasi dari mahluk gho’ib jin atau malaikat ) setiap mimpi adalah merupakan akibat dari segala macam gangguan kenyamanan yang terjadi pada tubuh manusia selama waktu tidur, atau setidaknya akibat dari anggota tubuh yang mendapatkan rangsangan kemudian direspon oleh saraf sensori dan disampaikan pada otak berupa impuls-impuls listrik yang akhirnya menimbulkan gelombang otak yang mampu mengaktifkan otak memori dan imajinasi. Misalnya ketika tidur berlama-lama pada satu posisi, kemudian kulit punggung menjadi panas lalu direspon oleh saraf sensori dan disampaikan ke otak, maka timbullah mimpi. Atau tidur pada posisi yang menyebabkan otot atau persendian menjadi sakit atau pegal misalnya, maka jadilah mimpi, dan sebagainya.  Dengan demikian bisa dimaklumi Jika pada paparan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa jika menggunakan beberapa jenis narkotika, flu, dan demam bisa mengakibatkan mimpi buruk, sebab pada kondisi demikian sudah tentu badan kita merasakan sakit atau merasakan ketidak nyamanan.
Dari rangkaian urutan peningkatan kesadaran otak manusia ketika bangun dari tidur dengan mimpi yang dipaparkan di atas, dari tingkatan sensitivitas paling tinggi hingga ke tingkat sensitivitas paling rendah dalam merespon sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh saraf sensori dapat diurutkan dan diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut :                                                                                               * Sadar
                                                                        * Motorik
                                                                     * Keseimbangan
                                                                   * Emosi
                                                                *Imajinasi
                                                             * Memori
                                                          *  Tidur  
                                                               
Jika kita amati gambar susunan sensitivitas otak tersebut menggambarkan kesempurnaan rancangan otak manusia yang menakjubkan itu, jika saja terbalik misalnya otak imajinasi aktif terlebih dahulu sebelum otak memori, maka itu tidak akan berfungsi sebab bahan-bahan cerita tidak dapat dikeluarkan atau ditampilkan.
 Akan sama kondisinya jika pembaca diharuskan mengarang cerita tentang keadaan Bali, sementara pembaca sama sekali tidak mengetahui tentang Bali, tentu pembaca tidak akan bisa menulis satu kalimatpun cerita tentang keadaan Bali tersebut.
Jika otak emosi bekerja pada frekwensi gelombang otak yang sama dengan otak berpikir atau otak logika ,maka tidak akan terjadi mimpi menakutkan yang kemudian membangunkan manusia dari tidurnya. Juga saya kira akan banyak pengalaman-pengalaman yang tragis, menakutkan, membahayakan dan lain-lain yang tidak tercatat dalam otak memori. Artinya tidak dapat diingat. Padahal kejadian-kejadian tersebut sangat-sangat penting untuk dijadikan sebagai pengalaman agar menjadi pelajaran dan dapat menghindari bahaya berikutnya. Adapun yang menjadi dasar dugaan tersebut karena faktanya memori yang paling diingat adalah cerita yang sangat membangkitkan emosi,  seperti cerita yang menakutkan, cerita mengagetkan, cerita mengerikan dan lain-lain. Dengan tingkat sensitivitas otak emosi, imsjinasi, dan memori, yang berdekatan sangat mungkin bahwa otak emosi merupakan salah satu unsur yang mengorganisir data memori selain otak logika. Terutama dalam hal memperkuat ingatan data-data yang membahayakan.
Demikian pula jika otak motorik lebih sensitif dari otak keseimbangan, maka bisa jadi manusia akan menjadi sangat rawan mengalami kecelakaan sebab akan banyak melakukan gerakan-gerakan reflex yang tidak melibatkan keseimbangan. Wallohu ‘alam.
Dengan melihat urutan peningkatan kesadaran di atas juga sepertinya bisa menjawab beberapa fenomena mimpi aneh manusia sebagaimana telah disebutkan di atas, dimana seseorang yang mimpi hingga duduk dengan mata terpejam, dan bahkan ada seorang teman yang mimpi hingga berjalan keluar kamar.  Mimpi yang demikian itu berarti otak yang aktif adalah otak memori, otak imajinasi, otak keseimbangan dan otak motorik.  Otak memori dan imajinasi adalah otak yang menampilkan gambar-gambar dan mengarang sebuah cerita kemudian emosi terangsang dengan cerita yang ditampilkan kemudian mendorong otak motorik untuk melakukan gerakan yang sesuai dengan cerita dalam mimpi tersebut dan gerakan didukung oleh otak keseimbangan sehingga mampu berdiri dan berjalan layaknya orang sadar. Uniknya, ketika tubuhnya sudah mulai bergerak mestinya frekwensi otaknya meningkat sebagai mana biasa  terjadi pada orang lain pada umumnya, sementara pada orang tersebut otak kesadarannya sama sekali tidak terpengaruh dengan peningkatan gelombang otak sebagai akibat peningkatan aktivitas tubuh tersebut, lalu apa yang membuat keunikan itu terjadi ? 

Thursday, 28 April 2011

Mesin waktu itu mustahil atau…,!??


Jika anda seseorang  yang ingin menjelajah ke masa depan, anda salah besar jika merencanakannya dengan pesawat yang memiliki kecepatan jarak tempuh melebihi kecepatan cahaya. Alasannya sederhana, jika anda sekarang memiliki pesawat tersebut anda mau pergi ke mana ?, kan masa depan belum ada, tapi detik demi detik semua berubah meninggalkan sejarah. Dan di tempat anda diam juga ada masa lalu dan masa kini, dan diperkirakan akan mengalami masa mendatang. Yang dapat di lakukan dengan pesawat tersebut adalah anda bisa mengelilingi bumi dalam waktu singkat dan lebih cepat dari putaran bumi itu sendiri, mungkin orang lain baru selesai menyeduh kopi, anda sudah mengelilingi dunia satu putaran, tapi tetap umur anda tidak lantas menjadi lebih muda dari siapapun, berapa detikpun. Ibaratnya dalam perjalanan mengelilingi dunia tersebut anda menghabiskan waktu 1 menit, yang diam menyeduh kopi pun menghabiskan waktu 1 menit. Atau,  dengan   pesawat tersebut  anda dapat terbang menjauhi matahari  sehingga dapat menyusul cahaya matahari yang sudah dipendarkan oleh matahari waktu yang lalu, tapi tetap juga  tidak lantas umur anda menjadi lebih muda dari siapapun, berapa detikpun.
Yang harus dilakukan untuk mengunjungi masa depan yaitu ada dua cara :
1.     Anda harus menciptakan mesin yang bisa memperlambat laju pertumbuhan diri anda, memperlambat penuaan diri anda, memperlambat reaksi-reaksi biokimia yang terjadi pada tubuh anda, memperlambat imajinasi waktu pada otak anda, kemudian anda masuk kedalamnya. Alam sekitar tumbuh dan bergerak normal, dengan rencana-rencana manusia dengan pembangunannya dan penciptaannya, dan rencana tuhan dengan segala perubahan keadaan dan struktur alamnya. Setelah sekian lama,  silakan anda keluar dari mesin tersebut, maka anda telah tiba di masa depan menurut persepsi anda sendiri. Bangunan dan mesin-mesin yang lebih modern, teman-teman anda yang telah tua renta, ibu-bapak yang sudah meninggal, dan lain-lain. Sementara anda masih muda, pikiran anda merasa baru kemarin, anda belum haus dan lapar dll.
2.     Anda harus menciptakan energy yang maha dahsyat yang dapat mempengaruhi mempercepat perubahan2 bumi dan seisinya, mempercepat pergerakan-pergerakan dan perkembang biakan manusia dan mahluk lain, mempercepat reaksi-reaksi kimia yang biasa terjadi di muka bumi, sementara diri anda masuk kedalam ruang yang tidak terpengaruh dengan energy dahsyat tersebut. Biarkan isi bumi lain bergerak dan tumbuh lebih cepat, manusia lain bergerak dengan rencana-rencananya,  membangun, berkembang biak, tua  dan mati lebih cepat, sementara anda tumbuh normal dalam ruang pelidung. Dalam beberapa waktu silakan  anda keluar dari ruang pelindung tersebut,  maka anda akan datang ke masa depan menurut persepsi anda sendiri.
 Dan jika anda seorang manusia yang ingin menengok atau berkunjung ke masa lalu, anda keliru jika anda merencanakannya dengan pesawat yang memiliki kecepatan tempuh beberapa kali melebihi kecepatan cahaya.
Yang harus dilakukan adalah anda harus menciptakan alat yang bisa mengeluarkan energy maha dahsyat yang mampu melawan reaksi- reaksi kimia dan biokimia yang sistematis di jagat raya yang Alloh Swt ciptakan ini menjadi reaksi-reaksi kimia dan boikimia yang sistematis yang sebaliknya atau bersifat mundur, sementara diri anda masuk ruang pelindung yang bebas dari pengaruh alat pembangkit energy maha dahsyat tersebut beberapa waktu. Biarkan jagat raya atau bumi saja yang kita tinggali melebur ulang kehidupannya, air-air yang terkontaminasi memisah lagi dengan dengan limbahnya, sel-sel tubuh manusia lain memuda, bangkit dari kubur,dan menjadi kanak-kanak  kembali, tumbuhan tua memuda dan mengecil kembali, mobil-mobim menjdi bijih besi lagi, pencipta telpon seluler menjadi bayi lagi dan teknologinya telupakan oleh semua orang kecuali anda, dll, persis seperti film video diputar mundur. Lalu setelah sekian lama proses berlangsung, silakan anda keluar dari ruang pelindung. Anda akan menemui masa lalu, anda bisa menceritakan pada orang-orang disekitar anda bahwa nanti akan diciptakan telpon genggam, dan lain-lain.
Dengan uraian tersebut di atas tergambarkan mengenai definisi-definisi apa itu waktu, dan apa itu masa depan.
Penunjuk Waktu yang kita pahami sekarang ini adalah waktu yang diciptakan Alloh SWT untuk mempermudah perhitungan dengan referensi siklus siang malam, atau perputaran dan peredaran bumi, bulan dan matahari.
Sementara waktu yang Alloh Swt ciptakan sebenarnya adalah tahapan-tahapan terjadinya serentetan reaksi-reaksi kimia dan biokimia secara sistematis yang terjadi pada setiap material yang ada di jagat raya yang kemudian menimbulkan berbagai gejala-gejala fisika ataupun sebaliknya terjadinya gejala-gejala fisika yang kemudian berdampak terjadinya reaksi kimia. Misalnya terjadinya reaksi kimia terbakarnya gas hydrogen di matahari  yang menimbulkan cahaya, kemudian sinarnya di bumi menimbulkan terjadinya angin, terjadinya asimilasi pada tumbuhan, terjadinya reaksi-reaksi biokimia pada tubuh-tubuh manusia dan reaksi-reaksi lainnya, nah, selisih awal dan akhir setiap reaksi kimia dan biokimia dengan segala gejala-gejala fisikanya itulah waktu yang Alloh Swt ciptakan.    
Masa depan adalah suatu keadaan imajinatif atau khayali yang diperkirakan sebagai hasil rekayasa yang direncanakan manusia dan rutinitas reaksi-reaksi kimia dan biokimia beserta gejala-gejala fisikanya yang biasa terjadi yang Alloh Swt ciptakan di jagat raya ini.
Masa lalu adalah serentetan reaksi-reaksi kimia dan biokimia secara sistematis yang telah terjadi pada setiap material yang ada di jagat raya beserta berbagai gejala-gejala fisikanya yang menghasilkan materi-materi, kehidupan dan keadaan jagat raya seperti sekarang.
Jadi , sekarang , masa depan dan masa lalu itu hanyalah imajinasi manusia belaka, yang sebenarnya  tidak ada, masa lalu adalah imajinasi sebagai pengetahuan sejarah dan masa depan adalah imajinasi perkiraan kita. Yang ada adalah waktu kini, waktu dimana anda sedang membaca tulisan ini sekarang yang disertai dengan rentetan aktifitas manusia dan mahluk lain,serta kejadian-kejadian reaksi- reaksi kimia dan segala gejala-gejala fisika di seluruh jagat raya ini.
Kita tidak akan bisa menentukan batas waktu antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.  Wallohu ‘alam    
     Alqur’an  Surat Al Muzzammil : 20
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  


Tuesday, 7 September 2010

Golongan yang masuk surga dari 73 golongan


        

Apakah perbedaan ( perselisihan ) paham itu rahmat atau sesat ?
           
Sering kita dengar ungkapan “ perbedaan umat itu adalah rahmat “ dimana sebagian orang mengungkapkan bahwa hal tersebut ada keterangannya berupa Hadits, akan tetapi sebenarnya banyak juga orang yang menentang ungkapan tersebut dan menyatakan ungkapan tersebut tidak benar dengan berbagai alasan.
Adapun alasan-alasan mereka yang menentang hal tersebut adalah sebagai berikut:
 1.  Dikatakan bahwa hadits ” Perselisihan ( perbedaan paham )       umatku   adalah                        rahmat ”itu tidak sah, bahkan batal karena hadits tersebut tidak ada sumbernya.
2. Sesungguhnya hadits itu disamping dhoif, juga menyalahi Al Qur’an karena                           banyak ayat yang melarang berselisih dalam agama, misalnya QS 8 Al Anfal: 46       
“ Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, nanti kamu jadi lemah dan hilang kekuatanmu “. 
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.                                     
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.  (  QS 11 Huud: 118-119 ).

3. Tidak benar ada perselisihan atau perbedaan, karena haq ( kebenaran ) itu hanya satu, tidak mungkin dua pendapat yang bertentangan  kedua-duanya benar.
Jika kita telaah, kalimat “ perbedaan atau perselisihan paham umatku adalah rahmat “ nampak bahwa kalimat tersebut bersifat informative dan tidak dituntut tindak lanjut suatu amalan ibadah yang sifatnya dilakukan dengan sengaja, seperti shalat sunnat misalnya, karena dianjurkan maka kita dapat melakukan shalat sunat tersebut lalu kita mengharapkan pahala kelak. Akan tetapi dengan keterangan tersebut di atas tidak bisa kemudian kita membuat perbedaan-perbedaan atau perselisihan paham untuk mendapatkan rahmat.
Dari argumen-argumen perdebatan di atas nampaknya kita mendapatkan titik terang untuk menengahi pendapat-pendapat tersebut yang biasanya jalan tengah itulah yang benar dan diterima oleh kedua belah pihak, yakni dengan memahaminya seolah-olah keterangan tersebut menginformasikan bahwa pada perbedaan atau perselisihan paham umat itu ada unsur rahmat dari Alloh  Swt . Jika benar pada unsur perbedaan atau perselisihan paham umat itu ada atau mengandung unsur rahmat dari Alloh Swt , maka , tidak perlu diperdebatkan lagi apakah keterangan tersebut berasal dari Rosululloh Saw atau bukan , karena kita tidak perlu menentukan hukum apakah perbedaan atau perselisihan paham umat itu sunnat, atau wajib, atau haram.
Dengan mengabaikan apakah keterangan tersebut di atas itu dari Rosululloh atau bukan, mari kita telaah apakah dari perbedaan atau perselisihan paham umat itu ada atau mengandung unsur rahmat dari Alloh Swt atau tidak, untuk itu kita ibaratkan dengan suatu ilustrasi sebagai berikut:
Ada sebuah mesjid dengan sekelompok jamaahnya ( jamaah A ) dimana mereka melaksanakan setiap shalatnya dengan cara tertentu, kerena mereka merasa yakin bahwa menurut pemahamannya dari beberapa keterangan bahwa Rosululloh Saw mencontohkan shalat seperti shalatnya yang mereka lakukan . Kemudian mereka mengetahui bahwa di mesjid sebelahnya terdapat sekelompok jamaah ( jamaah B ) yang selalu melaksanakan shalatnya dengan cara yang berbeda dengan cara shalat yang biasa mereka lakukan .                             
         Kemudian pada suatu kesempatan jamaah A berkunjung ke jamaah B untuk berdiskusi tentang  cara shalat yang berbeda tersebut, tentunya dengan persiapan keterangan-keterangan yang mereka yakini kebenarannya, kemudian mereka saling mengemukakan pendapat dan saling berdebat. Pada saat berdebat , tentunya kedua belah pihak saling berpikir semampunya         ( maka mereka berijtihad dan mendapat pahala ). Kemudian jika Alloh menghendaki, ada kemungkinan ditemukan suatu pemahaman yang lebih mendekati kebenaran di antara kedua paham yang berbeda tersebut  ( berarti pahala dua bagi mereka ). Atau jika diantara kedua paham tersebut salah satunya sudah benar, maka ada kemungkinan salah satu kelompok jamaah mendapatkan ilmu yang benar dan terhindar dari kesesatan, dan fihak lain telah berdakwah dengan ilmu yang benar pula serta mengangkat umat dari kesesatan, maka diantara mereka berlimpah pahala. Lalu apakah yang demikian bukan rahmat ?.
Kiranya hal sepertri demikianlah yang dimaksudkan dengan ungkapan “ perbedaan atau perselisihan paham umatku adalah rahmat “. Dan nampaknya kejadian seperti demikian hanya akan terjadi di antara orang-orang yang diberi rahmat yakni kesabaran, tawakal, dan berilmu, sebagai mana firman Alloh pada QS 11 Huud : 118 – 119
…tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang   diberi rahmat oleh Tuhanmu “.    

Akan lain ceritanya jika hal tersebut terjadi diantara orang-orang yang tidak mendapatkan rahmat, yakni kepada orang-orang yang selalu berdebat dengan emosinya, yang selalu bersikukuh mempertahankan pendapat atau pendiriannya dengan tidak mempergunakan akalnya sedikitpun untuk mencerna pendapat orang lain, dan mereka menolak mentah-mentah pendapat orang lain dan menganggap dirinya paling benar.
Yang kemudian menjadi hal yang sangat memprihatinkan adalah terbentuknya kelompok-kelompok atas dasar perbedaan pemahaman ajaran Islam .Dan membiarkan kelompoknya berbeda ajaran Islamnya dengan orang lain. Maka kondisi demikianlah nampaknya yang dikatakan bahwa “ perselisihan atau perbedaan paham umat adalah sesat “. Karena seperti diungkapkan di muka bahwa yang haq itu satu, dan tidak mungkin dua pendapat yang bertentangan dua-duanya benar. Oleh karena itu maka harus ada upaya yang bersifat terus-menerus dari setiap umat untuk mempersatukan paham-paham yang ada.
Firman Alloh SWT, QS Ali Imron :103 :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali ( Agama ) Alloh dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliyah ) bermusuh-musuhan maka Alloh menjinakkan antara hatimu, menjadilah kamu karena ni’mat Alloh orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk “. 

QS Ali Imron : 105
                
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan     berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat “

QS ArRuum : 31 & 32
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. 

 Kita harus menjadikan Al Qur’an ini sebagai pelajaran, oleh karena itu jangan umat Islam ini terpecah-pecah hanya karena perbedaan pemahaman, sebab jelas sekali bagai mana konsep Islam dalam menghadapi perbedaan paham . Kita lihat firman Alloh Swt berikut ini:
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya  ( terserah ) kepada Alloh ( yang mempunyai sifat-sifat demikian ) itulah Alloh Tuhanku, kepadaNyalah aku bertawakal dan kepadanyalah aku kembali “. (QS Asy Syura: 10 )

Dengan ayat-ayat tersebut jelas sekali bahwa perselisihan paham jangan kemudian ditindak lanjuti dengan pengelompokan umat sekalipun perselisihan paham itu sampai menemui jalan buntu dan belum ada titik temu, serahkan saja putusannya kepada Alloh dengan tetap tidak membentuk kelompok-kelompok agar suatu waktu ada kesempatan untuk dibicarakan lagi dan hal tersebut menjadi rahmat sehingga ditemukan yang haq, meskipun pada kurun waktu yang tidak terbatas. Akan tetapi sebaliknya, dengan terjadinya pengelompokan umat kemungkinan perselisihan atau perbedaan paham umat menjadi rahmat itu akan tertutup, karena dengan pengelompokan tersebut tercipta suatu sekat atau jarak yang mengakibatkan umat menjadi saling enggan membicarakan perbedaan paham tersebut secara baik-baik dan hanya akan menimbulkan berbantah-bantahan yang terlarang.
Bahkan pada Qs Ar Ruum: 31 & 32 tersebut di atas, orang-orang yang memecah belah agama menjadi beberapa golongan dan membangga-banggakan apa yang ada pada golongannya tersebut dikatagorikan sebagai orang-orang musrik. Kenapa orang-orang tersebut dikatakan musrik padahal setiap golongan tetap menganggap Tuhannya satu ?. Jawabnya adalah, karena setiap golongan akan beranggapan bahwa Alloh Swt. akan berpihak pada golongannya, dan akan menghukum umat yang berbeda ajarannya dengan kelompoknya, maka jika Islam menjadi 72 golongan dimana setiap golongan meyakini bahwa Alloh Swt. berpihak pada golongannya maka bisa berarti bahwa Tuhan itu ada 72 Alloh, maka pantaslah jika mereka itu digolongkan sebagai kaum yang mempersekutukan Alloh, Wallohu a’lam
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa barang siapa yang mengatakan bahwa Islam saya berbeda dengan Islam orang lain, mesjid saya bukan mesjid jamaah lain, ustadz saya bukan ustadz jamaah lain, perhitungan 1 syawal saya berbeda dengan perhitungan 1 syawal jamaah lain, lalu  jamaahnya memisahkan diri dari umat islam lain, maka dikhawatirkan bahwa ia adalah sesat. Wallohu a’lam.






         Golongan yang masuk surga dari 73 golongan

Dengan keterangan-keterangan tersebut juga terkuaklah rahasia golongan mana yang masuk surga dari 73 golongan sebagaimana yang disebutkan dalam sabda nabi Saw sebagai berikut,

"Yahudi telah berpecah belah kedalam 71 atau 72 golongan. Nasrani pun telah berpecah belah ke dalam 71 atau 72 golongan dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan." (HR Abu Dawud di dalam Sunannya, bab As-Sunnah, Bab Syarhussunnah).
 

"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya ummatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah."( Ibnu Majah )

 
QS Ali Imron : 105
                
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan     berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat “

Jika dalam Al Qur’an dikatakan “ jangan .melakukan sesuatu hal…” maka hal tersebut menjadi haram hukumnya jika dilakukan oleh umat, maka orang-orang yang melakukan cerai-berai berarti telah melakukan sesuatu hal yang haram, maka ia telah berdosa. Kemudian  pada Qs Ar Ruum: 31 & 32 tersebut di atas, orang-orang yang memecah belah agama menjadi beberapa golongan dan membangga-banggakan apa yang ada pada golongannya tersebut dikatagorikan sebagai orang-orang musrik. Apakah orang musrik akan masuk surga ? tentu saja tidak. Jadi golongan yang akan masuk surga adalah orang-orang yang mengikuti ajaran Al Qur’an dan sunah Rosululloh Saw dan termasuk diantaranya tidak membentuk golongan Islam, dan tidak pernah mengakui adanya golongan-golongan dalam Islam itu sendiri, atau tidak pernah menghindarkan diri dari kelompok Islam manapun jika mereka membuat golongan-golongan Islam.
Walaupun sudah begitu jelasnya ancaman Alloh Swt dan ancaman Rosululloh Saw terhadap orang-orang yang memecah belah agama, namun tetap saja kelompok-kelompok agama tersebut dipertahankan dengan berbagai macam dalih pembenaran, dan dengan  kelompoknya berangan-angan menjadi golongan yang satu,  yang akan masuk surga.
Memang ada hadits yang dinilai sahih oleh pakar hadits Al Hakim, yang membuat ancaman atau larangan mengelompokkan agama tersebut menjadi samar. Yakni hadits riwayat dari Ibn an Najjar, dari Anas ra, bahwa Nabi bersabda ;

“ Umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh sekian kelompok, semuanya di surga kecuali  az-Zanadiqah ( yang mengakui adanya dua tuhan         ( musrik)).

Jika hadits ini benar-benar shahih, lalu apakah berarti Rosululloh Saw.plin plan ?, dan apakah umat yang mengelompokkan agama setelah dikatakan musrik pada Qs Ar Ruum : 31 & 32, kemudian akan masuk surga ? rasanya tidak demikian.
Menurut pemahaman penyusun, jika kedua hadits yang sepintas nampak bertentangan ini keduanya sahih dan berarti kedua keterangan tersebut pernah diucapkan Rosululloh Saw. maka berarti bahwa umat Rosululloh Saw. yang masuk neraka itu berkelompok-kelompok sebanyak 72 kelompok dan umat Rosululloh Saw. yang masuk surgapun berkelompok-kelompok sebanyak 70 sekian kelompok. Tentu saja kelompok-kelompok yang masuk neraka dan kelompok-kelompok yang masuk surga itu keduanya berbeda jenis atau motif pengelompokannya.
Jelas sekali kelompok-kelompok yang masuk neraka adalah kelompok-kelompok yang menggolongkan agama, karena mereka adalah termasuk musrik sebagaimana difirmankan Alloh Swt. di Qs Ar Ruum : 31 & 32 dan diisyaratkan oleh Rosululloh Saw.pada hadits tersebut di atas sebagai az – Zanadiqah.
Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa yang menggolongkan agama itu adalah orang-orang atau kelompok-kelompok yang mengatakan bahwa islam kami berbeda dengan islam umat lain, Shalat kami berbeda dengan Shalat umat lain, mesjid kami bukan mesjid umat lain, ustadz kami bukan ustadz jama’ah lain, perhitungan 1 syawal kami berbeda dengan perhitungan 1 syawal umat lain, dan lain-lain. Wallohu a’lam.
Dengan demikian kelompok-kelompok yang masuk surga bukanlah kolompok-kelompok seperti demikian. Lalu kelompok seperti apa ? memang belum diketemukan keterangan untuk hal ini, namun jika boleh mengira-ngira mungkin saja kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok-kelompok yang berperang di jalan Alloh, kelompok-kelompok yang bersama-sama memberantas kemaksiatan diseluruh kota misalnya, kelompok-kelompok yang bersama-sama berusaha menegakkan keadilan, kelompok-kelompok yang berusaha bersama-sama memilih pemimpin yang shaleh dan amanah,  dan lain-lain. Wallohu a’lam.





Tuesday, 3 August 2010

Wudlu mungkin salah satu perumpamaan

Qs Al Baqoroh: 26 berikut;

“ Sesungguhnya Alloh tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, Apakah maksud Alloh menjadikan ini untuk perumpamaan?. Dengan perumpaan ini banyak orang yang disesatkan Alloh dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberiNya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Alloh kecuali orang-orang yang fasik”.

Juga disebutkan di ayat lain yaitu pada Qs Ar Ruum: 58

“ Dan sesungguhnya telah kami buat dalam Al Qur’an ini segala macam perumpamaan untuk manusia. Dan……”

     Setelah membaca uraian di atas, tentunya kita merasa takut kalau-kalau kita menjadi orang-orang yang disesatkan dengan perumpamaan itu. Karena itu langkah berikutnya penulis ingin mengajak pembaca untuk mengkaji ulang, memikirkan kembali apakah ibadah-ibadah kita sudah sesuai dengan petunjuk Al Qur’an yang banyak memuat perumpamaan itu ?
     Menurut pendapat penulis, apabila Alloh Swt memerintah dengan bahasa perumpamaan maka apa yang dimaksud dengan perumpaan itu harus kita capai atau kita laksanakan, itu baru ibadah yang akan diterima Alloh Swt. Dan apa bila hanya melakukan perumpamaanya saja jangan-jangan itu termasuk yang disesatkan seperti yang diungkapkan pada Qs Al Baqoroh : 26 tersebut di atas, maka nilai ibadah kita hanya sebatas niat dan itikad baik saja sedangkan yang lainnya mubah, atau bahkan jangan-jangan menjadi dosa karena termasuk kesesatan. Wallohu a’lam.
     Untuk memulai mengkaji ulang ibadah-ibadah kita, terlebih dahulu kita harus mencermati referensi yang benjadi dasar petunjuk atau perintah atau isyarat yang mengharuskan kita untuk melakukan suatu ibadah, misalnya saja perintah berwudlu, bagaimana dasar perintahnya, lalu kita cermati apa maksud dari berwudlu itu, apa tujuannya, kemudian harus bagaimana kita melaksanakannya, dan bagaimana pula kita harus melakukan shalat yang benar, dan seterusnya.
      Untuk mengetahui hal tersebut kita harus cermati dengan seksama isyarat-isyarat perintahnya atau petunjuknya dari Al Qur’an dan keterangan atau conto-contoh Rosululloh Saw yang tentunya beliau juga akrab dengan perumpamaan-perumpamaan, karena beliaulah yang menyampaikan Al Qur’an yang memuat banyak perumpamaan tersebut. Untuk itu penulis akan mengajukan pemikiran awal tentang beberapa masalah, lalu pembaca ikut memikirkannya sehingga mendapat nilai ibadah ( pahala) dari ijtihad dan kita tidak termasuk yang disesatkan dengan perumpamaan apapun. Amin.


       Para ulama mempelajari masalah berwudlu dan hal-hal yang bersangkut paut dengan berwudlu tersebut tentunya dari hadits-hadits Rosululloh Saw, sementara pada hadits-hadits tersebut kadang-kadang terdapat pengungkapan-pengungkapan yang sekilas nampak seperti ada perbedaan atau saling bertolak belakang, sehingga kadang-kadang umat menjadi bingung harus mengikuti yang mana, karena pada akhirnya para ulama memberikan ajaran yang berbeda dan saling bertentangan satu sama lainnya.
Mungkin sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi karena berawal dari satu sumber yaitu Rosululloh Saw.
Karena hal demikian penulis akhirnya merasa penasaran untuk menelusuri masalah-masalah demikian.

    Untuk itu kita lihat sumber perintah berwudlu yaitu Qs Al Maidah : 6

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan lalu tidak memperoleh air maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Alloh tidak hendak menyulitkanmu itu tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu supaya kamu bersyukur “

     Untuk mengambil kesimpulan dalam mengambil pelajaran dan petunjuk dalam ayat tersebut kita harus mempertimbangkan keterangan dari ayat yang telah dipaparkan sebelumnya yang mengatakan bahwa dalam Al Qur’an itu banyak memuat perumpamaan, maka apakah pada ayat tersebut di atas mengandung unsur perumpamaan atau tidak? Jika dalam ayat tersebut memang ada perumpamaan, lalu untuk apa Alloh Swt membuat perumpamaan itu dan apa yang diumpamakanNya itu. Untuk itu kita lihat Qs Ibrahim: 25

“…..Alloh membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat ”.
  
      Kemudian kita lihat kembali Qs Almaidah : 6 di atas, apakah ada kecenderungan kepada perumpamaan atau tidak
  
“……apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu,……Alloh hendak membersihkan kamu…”

di sini ada kesan sepintas bahwa kata “…hendak membersihkan …” itu berarti membersihkan wujud lahiriah dari anggota tubuh yang dibasuh karena air itu identik dengan cuci-mencuci, akan tetapi kenapa tidak dikatakan “ …maka cucilah mukamu…” dan seterusnya. Kemudian jika tidak ada air, maka sebagai ganti berwudlu diperintahkan bertayamum dengan tanah yang baik, kita tahu bahwa debu tanah tidak punya sifat membersihkan lahiriah dari suatu kotoran, apa lagi cara bertayamum yang hanya menyentuhkan kedua telapak tangan pada tanah kemudian ditepukkan lalu diusapkan atau disapukan pada muka dan lengan, disitu tidak nampak upaya membersihkan lahiriah dari muka dan tangan, sebab apabila hendak membersihkan lahiriah anggota badan yang diusap nampaknya lebih baik yang dipakai sebagai media bertayamum itu lap yang dianggap bersih misalnya. Akan tetapi walaupun demikian tetap saja Alloh Swt mengatakan dalam firmannya “ …hendak membersihkan kamu…”
      Selain dari pada itu ada beberapa hadits yang menerangkan berwudlu di mana pada saat membasuh kedua kaki hanya mengusap bagian atas dari kaus kaki yang dikenakan, misalnya 

Mughirah bin Syu’bah ia berkata : Saya pernah bersama Nabi Saw lalu ia berwudlu lantas saya tunduk untuk membukakan dua sarung kakinya, maka sabdanya,” Biarkanlah keduanya karena aku masukkan kedua-duanya di dalam keadaan ( kakiku ) kedua-duanya bersih”, lalu ia usap atas kedua-duanya . ( Mutafak Alaih )

      Pada Hadits tersebut dikatakan bahwa kedua kaki Nabi Saw itu bersih, tapi kenapa Nabi Saw mengusap kaus kakinya ?. Maka dengan demikian jelaslah bahwa wudlu bukan upaya membersihkan lahiriah dari anggota badan yang dibasuh. Lalu wudlu yang diisyaratkan Alloh pada Qs Almaidah: 6 tersebut merupakan upaya untuk membersihkan apa jika demikian ?. Untuk mengungkap hal tersebut kita harus melihat keterangan lain, kita lihat hadits berikut:

Dari Umar bin Khaththab, ia berkata, telah bersabda Rosululloh Saw ;
“ Tiadaklah seseorang dari pada kamu berwudlu lalu ia sempurnakan wudlunya kemudian ia berkata, Aku mengaku bahwasannya tidak ada tuhan sembarang Tuhan ( yang layak disembah ) melainkan Alloh sendiriNya, tidak ada sekutu bagiNya dan aku mengaku bahwasannya Muhammad itu hambaNya dan pesuruhNya; melainkan dibukakan baginya pintu-pintu syurga yang delapan yang ia bisa masuk dari yang mana saja ia kehendaki “ ( dikeluarkan oleh Muslim & Tirmidzi ).
Dan Tirmidzi tambahkan,
“ Hai Tuhan jadikanlah aku dari orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku daripada orang-orang yang bersih ( dari dosa-dosa )”. ( Akan tetapi Tirmidzi katakana bahwa hadits tersebut do’if ) akan tetapi rasanya keterangan tersebut dikuatkan dengan pernyataan Rosululloh dengan hadits di atas, sebab dengan dibukakan pintu-pintu syurga bagi seseorang berarti ia sudah bebas dari segala dosa, juga diperkuat dengan sabda Rosululloh berikut ini.

Rosululloh Saw bersabda :
“ Tidaklah seorang muslim berwudlu dan membaguskan wudlunya kemudian melaksanakan shalat, kecuali Alloh mengampuni dosanya antara shalat ketika itu dan shalat yang selanjutnya “. ( HR Muslim dari Humran Maulana Utsman ).

        Dari kedua hadits tersebut di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa perintah membasuh muka, lengan dan sebagainya yang diartikan sebagai berwudlu itu adalah merupakan symbol yang dibuat Alloh Swt. agar manusia selalu mengingatnya bahwa bagian tubuh yang dibasuh adalah anggota badan yang sangat dominan melakukan atau mendukung melakukan perbuatan dosa. Karena itu apa yang dikatakan pada Qs Al Maidah: 6 bahwa “ …Alloh hendak membersihkan kamu…” adalah membersihkan diri dari dosa-dosa, maksudnya Alloh membuat aturan atau perintah itu agar manusia yang beriman bersih dari dosa. Ini sangat sejalan dengan kedua hadits tersebut di atas. Wallohu a’lam.


      Dengan mengacu pada keterangan-keterangan tersebut di atas maka kita mendapatkan pelajaran bagaimana kita harus berwudlu dengan benar yang kiranya sesuai dengan yang diharapkan oleh Alloh Swt. dan Rosululloh Saw. Dalam hal ini penulis mendapat pelajaran dengan memahaminya sebagai berikut; Bahwa pada saat berwudlu, pada setiap membasuh anggota tubuh yang harus dibasuh kita harus mengingat-ingat dosa apa yang pernah dilakukan untuk kemudian memohon ampunan kepada Alloh dan bertaubat dengan itikad untuk berusaha tidak mengulangi hal yang sama ( dosa ) sampai shalat berikutnya. Setelah berwudlu kemudian berdo’a memohon dijadikan orang yang bertaubat dan bersih dari dosa-dosa seperti diungkapkan pada hadits tersebut di atas, kemudian shalat, di mana pada salat tersebut kita diwajibkan membaca Al Faatihah yang di dalamnya terdapat do’a;

“ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang telah engkau beri nikmat dan bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “.

Maka apabila kita sungguh-sungguh melaksanakan makna-makna diatas insya Alloh kita akan mendapatkan jaminan Alloh Swt. yang dicantumkan dalam Qs Al Ankabuut : 45 sebagai berikut ;

“ …sesungguhnya shalat itu mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar “.

Sementara itu kesempurnaan shalat tidak tercapai tanpa kesempurnaan wudlu, hal ini tercermin pada sabda Rosululloh Saw dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh ra :

“… apabila kamu hendak melaksanakan shalat maka sempurnakanlah wudlu, lalu…”

Penulis berharap agar pembaca tidak percaya begitu saja, akan tetapi ikut memikirkan kebenarannya agar kita mendapatkan nilai pahala dari ijtihad dan tergolong orang-orang yang berakal, Amin.


Hal yang membatalkan wudlu

      Pembaca yang budiman, apabila pembaca sepakat dan telah berkesimpulan bahwa wudlu adalah upaya membersihkan diri dari dosa dengan bertaubat kepada Alloh Swt. Dan apabila memang hal seperti itulah yang dikehendaki Alloh, maka kita dapat menarik kesimpulan pula bagaimana sifat-sifat atau apa yang dimaksud dengan hal yang membatalkan wudlu, tentunya yang bersifat kebalikan dari tujuan berwudlu yaitu hal-hal yang mengakibatkan dosa.
Sekarang mari kita lihat lagi Qs Al Maidah: 6

“…atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan lalu kamu tidakmemperoleh air maka bertayamumlah……” 


Ini mengisyaratkan bahwa buang air dan menyentuh perempuan adalah hal yang membatalkan wudlu dan berarti pula bahwa hal-hal tersebut ada kecenderungan kepada dosa. Dimanakah letek kecenderungannya ?
Mengenai buang air itu bisa menimbulkan dosa dari dua sisi, satu sisi menyangkut air seni atau tinja adalah najis sehingga orang harus hati-hati dengan kedua benda tersebut sehingga tidak mengotori diri sendiri atau orang lain atau mengotori sesuatu milik orang lain atau milik sendiri terlebih sesuatu yang terbawa shalat. Kaitannya dengan hal tersebut Rosululloh Saw pernah bersabda:

Dari Abu Hurairoh ia berkata,“ Telah bersabda Rosululloh Saw, bersucilah dari kencing karena umumnya adzab kubur adalah dengan sebabnya “ diriwayatkan oleh Daraquthni.

Sisi lain adalah cara buang air atau tempat buang airnya bisa menjadi pelanggaran terhadap norma kesopanan jika dilakukan secara sembarangan misalnya dilakukan di tempat terbuka atau tempat-tempat umum, mengingat kedua benda tersebut berbau tidak sedap dan menyangkut aurat atau jenis kelamin, sehingga Rosululloh Saw memperingatkan umat dengan sabdanya sebagai berikut:

Dari Abu Hurairoh ia berkata,” Telah bersabda Rosululloh Saw, jauhilah ( perbuatan ) dua orang yang menyebabkan laknat ( yaitu ) yang buang air di jalan manusia atau di perteduhan mereka. ( HR Muslim ).

        Bagaimana halnya dengan kentut ?. Kita tahu kentut tidak mengeluarkan benda najis dan hanya mengeluarkan gas berbau tidak sedap pada umumnya sehingga kita tidak perlu mencuci tempat keluarnya setelahnya sehingga dirasakan kecenderungan dosanya amat kecil, namun jika dilakukan sembarangan misalnya di tempat orang berkerumun atau di dekat orang lain itu termasuk pelanggaran terhadap norma kesopanan sehingga apabila dilakukan dengan sengaja waktu shalat ( di hadapan Alloh Swt ) maka akan dipandang sangat tidak sopan. Karena itu untuk mencegahnya maka kentut membatalkan wudlu, Wallohu a’lam.

      Sekarang bagaimana dengan menyentuh perempuan, yang mana dalam hal ini terdapat dua pendapat yang berbeda karena beda penafsiran kata ” menyetuh perempuan “ ( Qs Al Maidah : 6 ), ada yang menafsirkannya menyentuh biasa dengan tangan atau dengan anggota tubuh lainnya dan ada pula yang menafsirkannya sebagai menyetubuhi perempuan. Perbedaan penfsiran ini dipengaruhi oleh Hadits-hadits yang sifatnya seolah-olah bertentangan dengan kata-kata dari ayat Al Qur’an tadi yang menyatakan bahwa Nabi Saw pernah bersentuhan dengan Aisyah ketika sedang shalat, dan hadits-hadits lain misalnya hadits berikut ini:

Dari Aisyah, sesungguhnya Rosululloh Saw telah menciumnya sedangkan beliau sedang berpuasa, kemudian beliau mengatakan “ sesungguhnya mencium itu tidak membatalkan wudlu dan tidak membatalkan puasa “ Diriwayatkan oleh Ishak bin Rahaiwah dan dikeluarkan pula oleh Al Bazzar dengan sanad yang shahih.

Imam Asy Syafii mengatakan bahwa apabila hadits tersebut shahih maka beliau berpendapat tidak ada wudlu karena mencium wanita atau menyentuhnya. Dalam hal ini penulis setuju dengan pendapat imam Asy Syafi’I tersebut dengan syarat tambahan menjadi tidak ada wudlu karena mencium atau menyentuh wanita yang menjadi istri sendiri, dan tentunya harus berwudlu apabila menyentuh wanita lain mengingat esensi berwudlu tadi adalah membersihkan diri dari dosa, sementara menyentuh atau menyentuhkan diri pada wanita bukan muhrim ada kecenderungan mendekatkan diri pada zina dan itu adalah dosa.
Jadi kesimpulannya menyentuh atau menyentuhkan diri pada wanita atau sebaliknya wanita kepada laki-laki ( bukan tersentuh atau bersentuhan yang tidak sengaja ) adalah membatalkan wudlu kecuali pada suami atau istri, dengan demikian tidak terdapat pertentangan antara Al Qur’an dan perilaku-perilaku Nabi Saw, wallohu a’lam

       Berikutnya ada dua buah hadits tentang hal yang membatalkan wudlu yakni tentang menyentuh dzakar dimana jika kita pahami sepintas nampak seperti berlawanan di antara keduanya, lalu para ulama menyimpulkan bahwa hal tersebut tidak membatalkan wudlu, akan tetapi dianjurkan berwudlu kalau mau. Untuk lebih jelasnya kita lihat kedua hadits berikut :

       Dari Busrah bin Shofwan, sesungguhnya Rosululloh pernah bersabda, “ Siapa yang menyentuh dzakarnya hendaklah ia berwudlu “ ( diriwayatkan oleh Lima Imam dan dinyatakan shahih oleh At Turmidzi dan Ibnu Hibban ). Menurut Al Bukhari hadits ini adalah hadits yang paling shahih dalam bab ini. ( Sublu Al-Salam I )
Dan masih ada hadits-hadits lain yang senada. Sementara itu hadits yang nampak seperti bertentangan dengan hadits di atas adalah hadits dari Thalak Bin Ali ra berikut ini;

       Dari Thalak bin Ali, ia berkata, “Telah berkata seorang laki-laki ; Aku menyentuh dzakarku, atau ia ( rawi ) berkata bahwa seorang laki-laki menyentuh dzakarnya pada waktu shalat. Apakah ia harus berwudlu ?, lalu Nabi bersabda, “ Tidak! Sesungguhnya dzakar itu bagian dari tubuhmu “. Diriwayatkan oleh Lima Imam dan dinyatakan shahih ole Ibnu Hibban dan menurut Ibnu Al Madani hadits ini lebih baik dari pada hadits Busrah. ( Bulughu Al Maram I ).

        Dikatakan bahwa kedua hadits tersebut adalah shahih, sementara pernyataannya sepintas nampak bertentangan, tapi jika kita pikirkan rasa-rasanya kecil kemungkinan jika Rosululloh berpendirian plin-plan atau berubah-ubah, atau membuat pernyataan yang sifatnya sembarangan . Jadi menurut penulis hanya satu kemungkinan yang mungkin terjadi pada kedua hadits yang nampaknya bertentangan tersebut yaitu kedua hadits tersebut dimaksudkan untuk membatasi dua kondisi yang berbeda walaupun predikatnya sama yakni menyentuh dzakar.
     
        Dengan cara pandang demikian akan nampak bahwa kedua hadits tersebut tidaklah bertentangan, dengan memahami kedua hadits tersebut sebagai berikut;
Hadits pertama dari Busrah ra adalah pernyataan secara umum, dan hadits kedua dari Thalaq bin Ali ra merupakan penjelasan yang bersifat pengecualian, sehingga sabda Rosululloh tersebut seolah-olah begini ;
“ Barang siapa menyentuh dzakar/kemaluan hendaklah ia berwudlu, kecuali menyentuh dzakar/kemaluan karena ada keperluan tertentu, misalnya ada gatal, sakit, atau ada binatang kecil, yang mengganggu khusyunya shalat.”
Sementara, Rosululloh Saw mengatakan bahwa dzakar itu hanyalah sepotong daging milikmu, nampaknya mengisyaratkan bahwa batalnya menyentuh dzakar itu bukan karena najis atau kotor dan lain-lain.

       Maka, rasanya tepat apabila persoalan tersebut dibahas dengan prinsip bahwa hal yang membatalkan wudlu adalah hal yang akan menimbulkan dosa, dimana dosa yang mungkin ditimbulkan oleh dzakar adalah nafsu sex yang tidak terkendali (zina) dan itu harus dijaga, seperti diisyaratkan pada firman Alloh dalam Qs Al Mu’minun: 1-7


“ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas “.

       Dalam ayat lain ada menerangkan bahwa Alloh Swt tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

        Penulis melihat pada hadits yang kedua di atas tampak kebijaksanaan dan kehati-hatian Rosululloh Saw dalam menyampaikan ajaran, karena nampaknya yang hendak dilarang atau dibatasi adalah iseng-iseng atau sembarangan menyentuh atau mempermainkan dzakar atau alat kemaluan, lalu dikhawatirkan terangsang dan mengumbar sembarangan nafsu kemaluannya atau syahwatnya sehingga “ mencari yang di balik itu “ seperti yang disebutkan pada ayat-ayat Al Qur’an di atas. Sementara Rosululloh Saw ada kemungkinan memandang pada saat orang habis berwudlu dan dalam keadaan shalat atau segera akan melaksanakan shalat tidak mungkin melakukan macam-macam atau iseng-iseng mempermainkan dzakar dan memikirkan sex, akan tetapi Rosululloh justru lebih cenderung memperkirakan orang tersebut menyentuh dzakar karena ada keperluan tertentu seperti telah disebutkan di atas, wallohu a’lam.
Masih menanggapi isyarat perintah Alloh dalam Qs Al Maaidah : 6

“ …..dan jika junub maka mandilah…..”

       Apabila Alloh Swt hendak membersihkan lahiriah ( tubuh ) kita, rasanya itu tidak beralasan, misalnya hanya karena keluar mani saja akan tetapi kita diharuskan mandi hingga mengguyur kepala dengan air tiga kali, apa maksud dari semua itu ? padahal jika dicuci saja pada kemaluannya dan daerah yang terkena mani tersebut hingga bersih maka bereslah sudah. Rosululloh tidak menerangkan secara detail dan Alloh Swt mengharapkan hal-hal tersebut menjadi pelajaran bagi manusia. Apabila kita melihat susunan kata-kata Qs Al Maaidah : 6 tersebut, kata-kata “ ……jika kamu junub ……” itu ditempatkan setelah menerangkan berwudlu yang mana sifat dari wudlu tersebut hanya membasuh beberapa bagian tubuh dengan air, sementara jika junub harus mandi. Dengan gaya bahasa klimaks, ini memberikan kesan bahwa junub lebih besar masalahnya dari hal-hal yang membatalkan wudlu.              

       Jadi isayarat apa yang dimaksud Alloh Swt apabila mandi karena junub ini dianggap suatu isyarat yang bersifat perumpamaan ? Di atas dikatakan bahwa jika mandi junub itu untuk membersihkan lahiriah anggota tubuh itu tidak beralasan, maka kemungkinan lain itu bisa berarti merupakan upaya membersihkan diri dari dosa yang berhubungan erat dengan penyebab junub yaitu mengumbar syahwat ( zina ). Junub adalah puncaknya syahwat, maka dengan gaya bahasa klimaks tadi mengisyaratkan yang mengundang syahwat yaitu menyentuh dzakar dengan iseng-iseng, dan menyentuh perempuan selain istri dan bukan muhrim harus wudlu ( ini termasuk dosa kecil ) sedangkan sebagai puncaknya syahwat yakni junub maka harus mandi karena penyebab junub dapat menimbulkan dorongan imajinasi yang kuat bagi manusia pada kecenderungan berbuat zina ( ini termasuk dosa besar ), jadi wudlu dan mandi junub ini adalah perumpamaan dari Alloh Swt untuk mengingatkan manusia dari dosa – dosa, dan Alloh Swt mengharapkan agar manusia bersih dari dosa-dosa tersebut, wallohu a‘lam.

Senada dengan kajian di atas, Alloh Swt berfirman :

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. .
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang ( biasa ) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan ( terhadap wanita ), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan……”. ( Qs An Nuur : 30-31 ) .

      Kita kembali pada ayat Al Qur’an yang menyatakan bahwa perumpamaan dalam Al Qur’an adalah untuk manusia agar selalu ingat, maka sikap kita dalam keseharian harus selalu ingat untuk selalu menjaga anggota tubuh yang dibasuh waktu berwudlu jangan sampai melakukan atau mendukung untuk melakukan perbuatan dosa dari satu shalat sampai salat berikutnya. Juga harus diingat hal-hal apa yang membatalkan wudlu, karena hal tersebut menyangkut dosa juga.

      Dan Alloh memberikan isyarat yang istimewa dengan syahwat, sebab kenyataannya bisa kita lihat bahwa nafsu syahwat merupakan tantangan hasrat yang berat dalam kehidupan manusia, sehingga tidak sedikit orang terjerumus ke dalam lembah kenistaan, hina, dan dosa karena mengumbar nafsu syahwatnya. Akan tetapi Alloh Swt memberikan jaminan bahwa hal itu tidak akan terjadi kepada orang-orang yang beriman selama mereka mengikuti petunjuknya dan tentunya tahu dan mengerti maksud dan makna petunjuk tersebut sehingga tidak salah dan sesat dalam mengamalkannya. Mudah-mudahan kita selalu ditunjukkan pada jalan yang lurus dan bukan jalan yang sesat, amin.