Translate

Saturday, 12 October 2013

POLA PENDIDIKAN UMAT ISLAM

          " Hal ini sangat penting mengingat banyaknya lembaga pendidikan yang berpotensi mengarahkan siswa menjadi sulit untuk bisa memiliki kecerdasan yang bagus sebagaimana hasil penelitian tersebut di atas   ( mohon maaf, terutama lembaga pendidikan berlebel Islami ), bahkan 5 tahun yang lalu saya pernah menyatakan tidak setuju terhadap salah satu program belajar sekolah anak saya ( SDIT ) karena analisa saya sama dengan hasil penelitian tersebut di atas."
           
               Tulisan  tersebut adalah cuplikan dari tulisan terdahulu berjudul " Religiusitas Berkorelasi Negatif terhadap Kecerdasan " yang nampaknya telah membuat ulama praktisi pendidikan salah paham sehingga mencurigai saya sebagai orang yang berpura-pura Islam yang kemudian punya niat buruk terhadap umat islam. Padahal  jika menyimak semua tulisan saya, semua nampak berupaya memperbaiki pemahaman Islam, walaupun keislaman saya pribadi hanya Alloh Swt yang tahu. Jadi mestinya pola pikirnya nyambung bahwa tulisan itupun maksudnya untuk memperbaiki umat islam.
               Untuk menjelaskan tulisan tersebut secara analisis detail saya ragu atau tidak yakin orang akan percaya kebenarannya karena pendidikan saya jauh dari bidang keilmuan tersebut, terlebih-lebih saya sendiripun tidak bisa meyakinkan bahwa analisa tersebut yakin benarnya . Namun sebenarnya jika seseorang langsung menolak pengetahuan orang lain, apapun alasannya maka ilmu tauhid orang tersebut mungkin belum sempurna. Bukankah Alloh Swt akan memberikan ilmunya kepada siapapun yang Ia kehendaki ? ( analisa detail terdapat di buku tentang mimpi yang saya susun 2 tahun yang lalu dan tidak diminati diterbitkan oleh salah satu penerbit ).
              Mungkin untuk membantu menjelaskan maksud tulisan saya yang lalu tersebut diatas adalah begini: 
Beberapa sekolah Islami menerapkan program menghafal Al Qur'an dengan waktu relatif singkat, bahkan di usia kanak-kanak, sementara Alloh Swt menurunkan Al Qur'an kepada Rosululloh Saw bagaimana ?. Alloh Swt. Yang maha tahu sifat-sifat otak manusia dan perkembangannya, dan manusia harus mempelajarinya dan yang pasti mintalah ilmunya kepada Alloh Swt. Wallohu alam.  
Semoga bermanfaat.

Saturday, 5 October 2013

Memilih pemimpin oleh rakyat



          Di masa - masa awal era reformasi  saya pernah menjadi simpatisan partai yang dibentuk tokoh reformasi Bpk Amin Rais. Saya menaruh simpatik dan menaruh harapan kepada beliau dan perjuangannya, dan sangat berharap beliau menjadi pemimpin umat waktu itu. Tapi sayang sekali harapan itu tak pernah terjadi. Beliau hanya menjadi ketua MPR. Maklum, karena perjuangan model pak Amin waktu itu pantas mendapat ganjalan dari sana-sini.
            Terhadap partai tersebut saya tidak bergabung menjadi anggota, hanya simpatisan saja. Namun walau demikian, karena  saya merasa turut menyumbang suara pada partai tersebut, rasanya pantas waktu itu jika saya belajar menyampaikan aspirasi atau pendapat saya pada partai tersebut, maka dengan susah payah sambil belajar mengetik dengan sistim sebelas jari waktu itu saya sempat melayangkan beberapa pucuk surat pendapat kepada DPP PAN.
          Usulan dan pendapat saya yang mungkin masih relevan dengan keadaan sekarang dan kedepan adalah mengenai pemilihan kepala pemerintahan secara langsung oleh rakyat. Ketika MPR/DPR sedang merencanakan pembahasan perundang-undangan pemilihan langsung tersebut saya layangkan sepucuk surat kepada DPP PAN yang isinya menyatakan bahwa rakyat kita belum siap untuk melaksanakan hal tersebut, tapi lupa alas an apa saja yang saya kemukakan waktu itu. Namun beberapa hari kemudian saya menyimak wawancara pak Amin di televisi dan menyatakan bahwa rakyat kita sudah cerdas dan sudah siap, katanya.
            Waktu itu saya kecewa, bukan karena usulan yang ditolak, tapi ancaman keberlangsungan demokrasi yang akan berdampak buruk bagi rakyatnya.
                Entah sudah berapa tahun usulan tersebut berlalu, tapi kekecewaan malah makin menjadi ketika diperhatikan bahwa hampir setiap pemilu bermasalah, dan sangat-sangat menghamburkan biaya. Inilah salah satu alasannya saya menghawatirkan bahwa banyak partai makin akan membangkrutkan Indonesia. Tapi rasanya saya pernah malihat berita bahwa ada penyelenggara Negara yang Nampak bangga mendapat pujian Negara atau pihak lain bahwa Negara kita merupakan Negara yang paling demokratis dalam pemilu, walaupun itu membuat kondisi negara kita babak belur, aneh sekali jika demikian.  

Sunday, 22 September 2013

Religiusitas Berkorelasi Negatif terhadap Kecerdasan

KOMPAS.com — Benarkah orang religius punya kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang ateis?

Jawaban pertanyaan tersebut mungkin akan menyakitkan hati beberapa pihak. Namun, studi terbaru yang dipublikasikan di Personality and Social Psychology Review menunjukkan bahwa rata-rata orang yang religius memiliki kecerdasan yang lebih rendah.

          Apa maksudnya membandingkan kecerdasan orang beragama dengan orang atheis ?, apakah harus meninggalkan agama agar orang menjadi lebih cerdas ?, kan bahaya jika maksudnya demikian. Membandingkan kecerdasan bisa diterapkan di berbagai status sosial. Coba bandingkan kecerdasan antara orang perkotaan dengan orang pedesaan. Coba bandingkan kecerdasan rata-rata orang kaya dengan orang miskin. Padahal  inti jawabannya akan diketahui jika membandingkan kecerdasan orang yang belajar dengan orang yang tidak belajar. Jadi intinya orang yang mengolah atau melatih otaknya dengan benar akan memiliki kecerdasan yang lebih baik dari pada yang tidak mengolahnya atau melatihnya. Coba bandingkan kecerdasan rata-rata orang Indonesia dengan orang Jepang, apa sebabnya orang Jepang lebih cerdas ( dengan melihat tingkat kemajuan teknologinya ) ?  Karena sistem, teknik, materi, sarana pendidikan orang indonesia masih buruk. UN saja jadi perdebatan antara guru dan pemerintah. UN itu niat baik yang berdampak buruk, masalahnya pemerintah hanya berharap Indonesi memiliki standar nilai yang seragam di seluruh Indonesi tapi pemerintah tidak berupaya serius menstandardkan teknik atau metoda, materi, sarana dan prasarana dan guru secara nasional. Maka akhirnya penyelesaian UN siswa banyak yang ditempuh dengan cara-cara yang tidak semestinya dan cenderung menghalalkan segala cara. jangan-jangan ada juga yang sampai datang ke Eyang subur untuk dido'akan agar lulus UN.
          Mengenai mata pelajaran UN saya kira sudah benar dan logis sehingga pantas pemerintah merasa bahwa itu sudah benar. Tapi konsep, teknik, materi, sarana dan guru untuk mencapai itu tidak atau belum cocok, nya lieur atuh. Jika saja UN dilaksanakan dengan jujur oleh setiap sekolah, jika kemudian mayoritas siswa mendapatkan nilai buruk, maka yang tidak lulus seharusnya bukan siswa, karena yang salah bisa sekolah atau bisa juga system atau pemerintah.
        Kiranya tahapan yang benar adalah standardisasi sistem, materi, teknik, sarana dan prasarana pendidikan, serta guru, lalu UN bisa dilaksanakan untuk menguji atau evaluasi standardisasi setiap sekolah, bukan untuk menguji kelulusan siswa.
         Hal ini sangat penting mengingat banyaknya lembaga pendidikan yang berpotensi mengarahkan siswa menjadi sulit untuk bisa memiliki kecerdasan yang bagus sebagaimana hasil penelitian tersebut di atas. ( mohon maaf, terutama lembaga pendidikan berlebel Islami ), bahkan 5 tahun yang lalu saya pernah menyatakan tidak setuju terhadap salah satu program belajar sekolah anak saya ( SDIT ) karena analisa saya sama dengan hasil penelitian tersebut di atas.
            Saya pernah mengkaji seluk beluk otak manusia ketika mengkaji tentang mimpi, jadi hasil penelitian tersebut tidak aneh, memang kecenderungannya begitu. Buktinya, sekian banyak orang mengikuti agama sesat yang tidak rasional dalam pemahamannya. Sekian banyak orang tidak bisa menerima pendapat orang yang rasional dalam pemahamannya sebelum dibenarkan oleh gurunya, sekian banyak orang begitu mudahnya meyakini pendapat orang yang dianggap ahli tanpa dikaji ulang, dll .
         Saya berpendapat bahwa system pendidikan yang salah, bisa saja malah menghambat laju pertumbuhan kecerdasan dari para siswa yang sebenarnya berpotensi memiliki kecerdadasan tinggi, saya coba telusuri dari apa yang saya pribadi alami ketika sekolah dulu hingga saya menempuh jenjang S3 ( SD, SMP, dan STM.... he he, intermezzo ), pendidikan kita memang ada kecenderungan seperti itu, wallohu'alam.

Tuesday, 10 September 2013

KITA BUKTIKAN, BAHWA BULAN PERNAH TERBELAH


Sebagai salah satu contoh bahasan dalam buku yang penulis susun.


         Jiika kita buka Al Qur’an surat  Al Qamar : 1 maka terdapatlah kalimat wahyu Alloh Swt “  Telah dekat (datangnya) kiamat itu dan telah terbelah bulan “. Karena belum ada yang bisa membuktikan secara teoritis maka muncullah tanggapan bahwa mukjijat itu biasanya tidak dapat dijelaskan dengan akal atau logika. Banyak umat beranggapan bahwa terbelahnya bulan sebagaimana diceritakan dalam surat tersebut merupakan mukjijat Nabi Muhammad Saw. Jika hal tersebut merupakan mukjijat Nabi Muhammad Saw, kenapa Alloh Swt menghubungkannya dengan datangnya hari kiamat ?.
         Jelas sekali dari rangkaian ayat tersebut bahwa terbelahnya bulan merupakan sebagian dari mekanisme terjadinya kiamat yang akan terjadi kelak. Oleh karena itu secara teoritis mestinya dapat diketahui bagaimana mekanismenya hal tersebut bisa terjadi. Dalam buku yang penulis susun dinyatakan bahwa awalnya Bulan itu sama dengan Bumi, sama dengan mars, sama dengan matahari dan lain-lain. ( teorinya dibahas dalam buku tersebut ). Oleh karena itu dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa ketika kiamat terjadi bumipun akan sama kejadiannya dengan bulan yaitu terbelah-belah. Qs Qaaf : 44 “  (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka keluar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami “ . Bulan terbelah tapi bumi terbelah-belah, karena kita tahu bahwa bumi ini terdiri dari lempengan-lempengan yang dibatasi patahan-patahan sebagai pemisah. Di garis-garis patahan itulah utamanya bumi akan terbelah-belah.
       Sebelum terbelah bulan adalah sama dengan bumi. Berputar pada porosnya, dan mengorbit mengelilingi bumi sebagaimana bumi berputar pada porosnya dan mengorbit mengelilingi matahari. Ketika masa tugasnya berakhir, bulan terbelah lalu menyatu kembali dan berhenti berputar. Kelak bumipun akan terbelah-belah, bersatu kembali dan berhenti berputar ( kiamat ), mekanismenya dibahas di buku tersebut .
         Sebagai bukti bahwa dulunya bulan berputar pada porosnya adalah bentuknya yang bulat. Dan sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah adalah sekarang bulan tidak berputar pada porosnya. Demikian, Wallohu ‘alam.

Thursday, 1 August 2013

BISAKAH DIAKHIRI PERBEDAAN PENENTUAN AWAL DAN AKHIR BULAN PUASA ?

Jika penampakan hilal berada diantara 0 - dibawah 2 derajat, maka perbedaan satu ramadhan atau satu syawal masih nampak sulit dipersatukan. Nampaknya peringatan Alloh SWT. dalam ayat-ayat berikut  belum menyentuh benak sebagian umat Islam, atau mungkin penulis yang salah memaknai hubungan antara ayat-ayat tersebut dengan situasi dan kondisi yang ada. Tapi cobalah semua mengkaji ulang. 

, QS Ali Imron :103 :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali ( Agama ) Alloh dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliyah ) bermusuh-musuhan maka Alloh menjinakkan antara hatimu, menjadilah kamu karena ni’mat Alloh orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk “. 
QS Ali Imron : 105
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat “
QS ArRuum : 31 & 32
“ dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka . “

Beberapa kelompok umat Islam yang setiap kelompoknya memiliki pemimpin yang ditaati hanya oleh umatnya masing-masing maka berarti umat Islam itu bercerai berai, berarti umat Islam melanggar kitabnya sendiri .  
Kita juga melihat bahwa tiap-tiap golongan itu saling membangga-banggakan besar jumlah umatnya, merasa umat yang lebih maju dari keilmuannya, merasa paling banyak memiliki pesantrennya, merasa paling lurus ajarannya, dan lain-lain.
Ada dua kalimat yang menyertai perbedaan penentuan satu  ramadhan tersebut yang ingin penulis komentari ;
1. " Dewasa dalam menyikapi perbedaan ", jika kalimat tersebut dimaksudkan bahwa dengan terjadinya  perbedaan penentuan awal dan akhir bulan ramadhan kemudian umat Islam menganggap wajar, boleh dan dibiarkan. Maka berarti semakin banyak pelanggaran terhadap ajaran dengan dalih perbedaan pemahaman yang dibiarkan dan dianggap wajar itu dianggap lebih dewasa. Kita harap maknanya tidak demikian, mungkin maksudnya dewasa dalam upaya penyelesaiannya.
2. " Masalah perbedaan ini tidak usah dibesar-besarkan " . Setuju sekali, sebab menurut pemahaman penulis dengan rujukan ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa masalah tersebut memang sudah besar, jadi tidak perlu dibesar-besarkan lagi. Rasanya dalam urusan dosa, membesar-besarkan ( menganggap besar ) dosa kecil itu jauh lebih baik dari pada mengecil-kecilkan ( menganggap kecil ) dosa besar. so, be careful ! 

Kembali pada pertanyaan yang menjadi judul di atas BISAKAH DIAKHIRI PERBEDAAN PENENTUAN AWAL DAN AKHIR BULAN PUASA ?, jawabnya adalah BISA jika Alloh SWT menghendaki, dengan syarat umat mengusahakannya,
Ar-Ra'd ayat 11. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ” .

Rasa-rasanya masalah tersebut tidak serumit pasukan pak Habibie dulu mebuat pesawat terbang, tapi nyatanya beberapa pesawat bisa terbang, tapi masalah tersebut tak selesai-selesai. 
Penulis kira ada beberapa syarat untuk menyelesaikannya, diantaranya yaitu umat yang cerdas, dan solusi cerdas. Pertama, kecerdasan umat perlu diuji hanya dengan pertayaan, apakah umat lebih menghendaki menjadi anggota kelompok Islam tertentu ( NU, Muhammadiyah, Persisi, dll ) atau lebih menghendaki masuk Syurga. ?,  jika dihadapkan  pada QS Ar Ruum : 31 & 32  tersebut di atas maka pertanyaan tersebut harus dipilih salah satunya.Wallohu'alam. Orang cerdas pasti pilih masuk Syurga.
Kedua, penulis menawarkan sebuab solusi, silakan menilai, apakah solusi cerdas atau bukan, penulis tidak tahu. Atau anggap saja penulis sebagai orang yang sok tahu. Biasa, dari pada dibiarkan begitu saja .
Saran penulis adalah, umat Islam Indonesia harus memilih satu pemimpin umat untuk dipatuhi oleh semua umat, semua ormas. Tidak ada fatwa kecuali dari beliau, sehingga tanggal awal dan akhir ramadhan difatwakan hanya oleh beliau. Dengan begitu secara otomatis menggugurkan NU, Muhammadiya, dll sebagai golongan yang memecah belah agama . Pemimpin Islam bisa jadi kepala negara, bisa juga tidak, tapi akan merupakan suatu ibadah jika umat mengusahakannya menjadi sebagai kepala negara. Rasanya layak jika sementara ini ketua MUI menjadi pemimpin umat, tinggal kesepakatan saja, tapi setelah sepakat tidak ada lagi umat yang mengabaikan fatwanya. Wallohu 'alam.   

Sekian, semoga bermanfaat.

Wassalammu' alaikum  Wr. Wb.

Saturday, 1 June 2013

TEORI MELETUSNYA GUNUNG TANGKUBAN PERAHU DAN GUNUNG PAPANDAYAN




Dalam al qur'an Qs Thaahaa : 105 disebutkan bahwa ketika kiamat datang, gunung-gunung  itu akan duhancurkan sehancur-hancurnya. Dalam buku yang penulis susun yang berjudul “ PENCIPTAAN BUMI DAN LANGIT SERTA KEHANCURANNYA MENURUT AL QUR’AN “ ( belum terbit ) di uraikan beberapa teori dengan sub judul " Bagaimana gunung bisa meletus ?" . salah satu teorinya adalah karena dalam rongga gunung tersebut terakumulasi uap air yang bertekanan tinggi. Hal ini bisa terjadi karena adanya pergeseran lempeng tektonik atau rekahan tanah yang kemudian menimbulkan rebahnya atau longsornya di dalam rongga gunung yang terdapat kantung-kantung air, sehingga sejumlah air masuk ke rongga gunung tersebut dan langsung berubah menjadi uap air yang bertekanan karena panasnya magma.
Tentu pembaca sulit membayangkan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi, sebab imajinasi pembaca tentang magma dalam gunung berapi itu   sesuai dengan teori yang informasinya telah didapat dari sumber pengetahuan yang lalu, padahal teori yang penulis kemukakan berbeda dengan teori yang lalu tersebut di mana magma di dalam perut gunung berapi itu tidak terdapat dapur magma melainkan magma  tersebut langsung satu ruangan dengan plasma dan inti bumi. Ilustrasi gunung dan magma tersebut penulis gambarkan di bawah ini. ( teori terbentuknya bumi dan gunung dibahas dalam buku tersebut ).



Letusan gunung model ini akan mengeluarkan gas uap air beserta material debu, pasir dan bahkan batuan sebagai lapisan material gunung yang dipecahkan atau diledakkan dengan tekanan uap air tersebut, yang kemudian bisa saja disusul dengan mengeluarkan lava pijar jika dorongan balik magma sampai di lubang pecahan gunung tersebut, tapi mungkin juga tidak sampai mengeluarkan lava pijar. Proses terjadinya letusan tersebut adalah ketika sejumlah air masuk ke rongga gunung, seketika itu air berubah menjadi uap bertekanan tinggi, sehingga magma tertekan ke bawah. Ketika lapisan tanah puncak gunung tidak tahan dengan tekanan tersebut maka pecahlah tanah itu dan materialnya menyembur ke udara ( gunung      meletus ) . Dengan hilangnya tekanan di rongga gunung itu maka magma yang tadinya tertekan ke bawah berbalik melepaskan tekanan tersebut dengan meluncur ke atas. Jika tekanan balik magma itu besar dan lubang letusan cukup besar pula sehingga tekanan uap air dalam rongga gunung dengan seketika menjadi normal atau 1 atmosfhere, maka cairan magma akan keluar. Tapi jika tekanan balik magma kecil atau lubang letusan gunung kecil sehingga penurunan tekanan uap air dalam rongga gunung lambat, maka magma tidak akan sampai keluar, dan letusan gunung hanya mengeluarkan pasir dan abu saja. Letusan gunung model begini hanya mungkin mengeluarkan lava kira-kira 1 sampai 3 kali saja, tidak akan terus menerus. Tapi itupun tergantung pada tinggi rendahnya lubang letusan dari permukaan magma normal.
Kemungkinan model letusan gunung seperti inilah yang telah terjadi di gunung tangkuban perahu dan gunung Papandayan Garut baru-baru ini, hal itu terjadi karena memang di lingkungan gunung tersebut sedang mendapatkan rembesan air hujan yang banyak.
Meletusnya gunung di hari kiamat jauh lebih dahsyat dari itu, dan teorinya dibahas dalam buku tersebut.  Wallohu ‘alam.
  

PANCA INDRA ATAU HEXA INDRA ?


Manusia sebagai mahluk tuhan yang paling sempurna  dibekali  dengan beberapa alat deteksi  untuk mengamati lingkungannya  agar mampu mengantisipasi kelangsungan hidupnya dari berbagai situasi dan kondisi alam sekitarnya. Demikian pula dengan hewan-hewan tertentu. Alat deteksi tersebut lajimnya disebut sebagai Panca Indra. Dikatakan Panca indra karena memang pada awalnya diperkenalkan oleh ilmuwan bahwa anggota tubuh yang digunakan sebagai alat deteksi tersebut ada lima organ tubuh yaitu: Mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. 
                Adapun mengenai fungsi-fungsi dari masing-masing alat indra tersebut sudah pada mengerti karena memang hampir semua orang dapat merasakannya kecuali orang-orang yang memiliki ketidak sempurnaan organ tubuh tersebut dan anak yang belum mengerti.
     1. Dengan mata kita dapat membedakan warna, cahaya, bentuk, dan juga perkiraan jarak.
     2. Dengan hidung kita dapat membedakan bau.
     3. Dengan telinga kita dapat membedakan suara.
     4. Dengan lidah kita dapat membedakan rasa. Ada asin, manis, asam, pahit, dll.
     5. Dengan kulit kita dapat membedakan suhu, kekasaran, dan sentuhan .
               Kepekaan insting atau naluri  sering disebut-sebut sebagai indra ke enam, walaupun ini hanyalah sebatas istilah, karena memang dalam setiap catatan ilmu pengetahuan resmipun masih tetap tercatat Panca Indra. Memang untuk menyertakan kepekaan insting atau naluri ke dalam golongan indra, ini agak sulit diterima. Karena selain kemampuannya yang tidak terukur, juga tidak sama untuk setiap orang. Selain dari pada itu tidak terdapat bentuk fisik organ tubuh yang menjadi  alat penerima rangsangannya atau sinyalnya.
                Namun, walaupun demikian, apakah benar tidak ada lagi satu bentuk organ tubuh yang berfungsi sebagai alat deteksi terhadap keberadaan lingkungannya ?
Sekarang begini, jika di perlintasan jalan kaki anda ada bungkusan kantung plastik sebesar bola sepak. Dengan mata hanya terlihat besarannya dan bentuknya, tapi tidak kelihatan isinya, dan dengan kemampuan panca indra yang tercatat di atas sudah tidak terdeteksi hal yang menghawatirkan untuk memperlakukan bungkusan kantung plastik itu sebagai bola sepak.  Lalu apakah anda berani tiba-tiba menendang bungkusan kantung plastik itu sekerasnya dan sejauh-jauhnya ?. apakah anda tidak memiliki alat indra yang lain untuk mendeteksi bahayanya ?. Padahal jika anda tiba-tiba menendang bungkusan tersebut sekeras-kerasnya, bisa jadi bungkusan itu terlontar jauh, tapi bisa juga kaki anda yang patah. Untuk hal demikian anda memerlukan alat deteksi yang belum disebutkan dalam golongan Panca Indra, yaitu “ Otot “.
Dengan otot tangan, anda bisa mengangkat dan menekan apakah bungkusan tersebut aman untuk ditendang sekerasnya atau tidak ?. atau anda dapat menggunakan otot kaki dengan menggesernya dan menginjaknya terlebih dahulu untuk mengukur seberapa berat dan seberapa keras bungkusan itu sehingga anda bisa berkesimpulan berani atau tidak menendang sekerasnya bungkusan tersebut.
            Saya kira otot termasuk golongan indra, karena jelas fisiknya dan jelas fungsi deteksinya. Di mana otot tersebut berfungsi untuk mendeteksi perkiraan besaran gaya, berat atau  ringan, keras atau lunak, gaya tarik atau gaya dorong, gaya pegas, gaya lentur, merasakan berat ke arah mana badan kita untuk kemudian diseimbangkan, dan lain-lain. Dengan indra tersebut maka orang tua dapat memperkirakan barang bagaimana yang dianggap aman yang akan diberikan kepada anak kecilnya. Dll. 
Jadi bukan Panca Indra melainkan Hexa Indra jika demikian, setuju tidak ?.