Translate

Wednesday, 26 November 2025

Penafsiran QS Asy Syam : 8

 


          بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai penafsiran Qs Asy syams: 8 artinya " maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya ",

Qs Asy syams: 8 menginformasikan bahwa Alloh mengilhamkan kedurhakaan /kefasikan/kejahatan dan ketakwaan, Akan tetapi sebagian ummat dalam penafsirannya Qs Asy syams :  8 tersebut, kata mengilhamkam seolah-olah sama artinya dengan kata menjelaskan sehingga Qs Asy syams : 8 tersebut menjadi "Alloh menjelaskan kepadanya menuju kefasikan, yaitu menjelaskan kepadanya hal itu kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang Dia tetapkan untuknya. 

Ibnu Abbas berkata tentang firman Alloh SWT: "maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya" maksudnya Alloh menjelaskan kepadanya kebaikan dan keburukan. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah.

Ibnu Zaid berkata bahwa Alloh SWT menjadikan dalam jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya

Mengilhamkan, menjelaskan atau menjadikan (dalam jiwa), itu semua merupakan kata kerja yang berbeda, yang tentunya malaikat tidak akan salah menggunakannya dalam berbagai kalimat

Menurut KBBI, ilham adalah petunjuk dari Tuhan yang timbul di hati atau bisikan hati . Dalam konteks Islam, ilham adalah petunjuk atau inspirasi dari Alloh yang diberikan kepada hamba-Nya,

sekarang bagaimana cara Alloh menyampaikan Ilham kedurhakaan / kefasikan kepada manusia ? 

jika ilham itu tiba-tiba ada di hati, kita tidak bisa beranggapan bahwa bisikan itu dari Alloh, tapi bisa saja bisikan syetan, bagaimana jika malah jadi fitnah kepada Alloh jika demikian ? 

Pandangan saya ,  Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan , adalah melalui Rosululloh Saw, yaitu berupa ayat Al Qur'an dan Hadits, yaitu ketika mewahyukan ayat-ayat mutasyabihat, ayat ayat perumpamaan, ayat-ayat yang sulit dipahami dan hadits hadits sejenis itu pula. 

Oleh karena itu tidak heran jika ajaran ummat islam banyak terjadi perbedaan paham, karena ada yang mendapatkan ilham kefasikan dan ada yang mendapatkan ilham ketakwaan.

dengan pengetahuan ini mudah mudahan jadi sebuah kesadaran agar tidak menutup diri jika ada pihak yang mengkoreksi suatu ajaran dengan alasan beda madzhab,  alasan mengikuti ulama salaf atau ulama khalaf, atau alasan alasan lain. 

Yang penting fokus mencari kebenaran dan tidak bercerai berai atau bersatu atau berjamaah . 

Salah satu contoh kasus yang banyak muncul di media sosial adalah mengenai keberadaan Alloh di mana ?, ada ummat yang akhirnya berpendapat bahwa Alloh itu di dalam diri kita, Qur'an Surat Qaaf ayat 16  dan ada pula ummat yang memahami bahwa Alloh di atas, Al Haqqoh ayat 17, sementara ada pemahaman lain yang menyatakan bahwa Alloh tidak bertempat karena jika bertempat Maka Alloh sama dengan mahluk. Dengan perdebatan itu secara tidak langsung sudah memikirkan dzat Alloh.

Padahal ada larangan memikirkan dzat Alloh yang di dinyatakan dalam hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut : "Berpikirlah tentang makhluk Alloh, dan jangan memikirkan Dzat Alloh, karena sungguh kamu tidak akan dapat memperkirakannya". Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Ibnu Abbas, menurut Al-Bani. Alasan utama larangan ini adalah keterbatasan akal manusia untuk menjangkau keagungan Dzat Alloh yang mutlak. 

Jika Rosululloh Saw. melarang memikirkan dzat Alloh tentunya tidak akan ada ayat Al Qur'an yang mengarahkan ke arah itu kecuali Alloh beri pilihan apakah manusia mau memilih ilham kepada kefasikan atau memilih ilham kepada ketakwaan ? artinya apakah mau mencari penafsiran yang benar atau tidak ?

penafsiran saya ketika ummat beranggapan Alloh ada pada diri kita itu adalah menyangkut kemampuan Alloh mengetahui hati dan pikiran manusia yang ditugaskan kepada malaikat.

Sementara ketika umat beranggapan Alloh ada di atas itu hanya untuk memustahilkan Alloh bertempat di bawah atau di dalam tanah ataupun di muka bumi yang kecil dan kotor. 

Dan ketika menunjukkan Alloh di atas sebenarnya itu tidak menunjukkan posisi yang spesifik sebab ketika kita tunjuk ke atas pagi dan sore, siang dan malam itu sudah menunjukkan posisi yang jauh, ketika menunjuk ke atas siang hari maka akan menunjukkan tempat ke arah matahari, sedangkan jika menunjukk ke atas malam hari itu akan menunjukkan posisi menjauhi matahari, apakah bisa dibayangkan ?

Seperti biasa, jangan taqlid kepada saya karena saya tidak pantas untuk di taqlidi oleh siapapun, pikir ulang, kaji ulang, jika benar gunakan ilmunya, jika salah tinggalkan atau buang saja dengan HP mu !!! 

semoga bermanfaat


No comments: