Translate

Tuesday 18 February 2014

MERANGSANG DAYA PIKIR BAYI DALAM KANDUNGAN DENGAN MUSIK

         


         Dalam tulisan yang lalu diceritakan bahwa, sebuah hasil riset yang dilaporkan Universitas Wina. Disebutkan dalam laporan itu, kecerdasan individu yang mendengarkan Mozart di suasana hening tidak berbeda jauh dengan individu yang mendengarkan musik klasik sekaliber Bach atau Pearl Jam sekalipun.
          Kesimpulan itu tentu mengejutkan, pasalnya sebagian masyarakat berkeyakinan mendengarkan Mozart mampu meningkatkan kecerdasan seseorang. Pemimpin Riset, Jacob Pietsching mengatakan individu yang mendengarkan musik diluar Mozart ternyata memiliki hasil tes yang lebih baik ketimbang individu yang mendengarkan mozart.

            Saya kira perbedaan hasil pengamatan tersebut wajar-wajar saja karena perjalanan latihan otak setiap individu akan berbeda-beda. sedangkan daya pikir otak manusia tidak akan lepas dari latihan-latihan otak yang dijalaninya dari masa-ke masa. Karenanya jika salah melatih otak bisa saja orang tidak pintar-pintar.
         Memeperdengarkan musik pada bayi dalam kandungan hanyalah memberikan pelatihan otak lebih awal saja, hanya keuntungannya jika si bayi dalam kandungan dapat mendengarkan musik, maka perhatian otaknya hanya akan terfokus pada musik tersebut. Tidak ada hal lain yang mengganggu perhatiannya. Pada masa pertumbuhannya ketika bayi telah mampu mendengar bunyi atau suara, maka otak nya akan beradaptasi dengan irama komposisi bunyi-bunyian yang bervariasi dari musik yang didengarnya.Lama-lama ia akan belajar memisah-misah suara bunyi-bunyian dari musik yang didengarnya. Ia akan terus belajar dan menyimak irama komposisi bunyi-bunyian tersebut jika ia diperdengarkan musik yang bagus atau enak didengar.
              Saya kira memperdengarkan musik Mozart atau yang lainnya pada bayi dalam kandungan sama saja walaupun memang diperlukan memilih musik-musik tertentu yang sekiranya dapat dicerna bayi. termasuk  bagaimana cara memperdengarkannya, Karena jika menyetel musik dengan volume hanya cukup untuk dinikmati ibunya, bisa jadi si bayi dalam kandungan tidak akan mendengarkannya karena bayi berada dalam placenta dan kulit perut yang akan menghambat rambatan gelombang suara.
Wallohu alam