Translate

Saturday 7 March 2015

Apa maksud dan tujuannya “ Tidak sah sholat orang yang tidak membaca Al Fatihah” ? Dan kenapa ikut sujud bersama imam dapat 1 rakaat?



          Yang mengetahui alasannya secara pasti hanyalah Rosululloh Saw. dan Alloh Swt.  tapi mari kita coba amati, kita kaji dan kita pelajari sebatas kemampuan kita, semoga Alloh Swt menunjukinya kepada jalan yang lurus, barangkali akan mengandung hikmah dan kebenaran buat kita sekalian.
          Untuk membantu mengetahui alasan Rosululloh Saw. mewajibkan membaca Al Fatihah dalam setiap sholat akan dapat dipahami dengan menyimak postingan tahun-tahun yang lalu berjudul Makna Nama-nama Al Fatihah. Intinya, dengan diwajibkannya umat membaca Al Fatihah dalam setiap sholat, itu adalah merupakan strategi agar tidak sampai terjadi umat tidak memohon petunjuk kepada Alloh Swt. dengan membaca Al Fatihah sebelum membaca dan mendengarkan Al Qur’an. Jadi wajib baca Al Fatihah itu utamanya adalah sebagai persiapan untuk membaca dan mendengarkan surat-surat Al Qur’an ( dari Al Baqoroh sampai An Naas ) yang dianjurkan untuk membacanya bagi orang yang memiliki hafalannya. Karena itu jika kesempatan membaca dan mendengarkan Al Qur’an terlewat, maka kewajiban baca Al Fatihah itupun gugur ( diampuni ). Akan tetapi pada kesempatannya dalam setiap sholat tetap wajib membaca Al Fatihah apakah akan membaca Al Qur’an ataupun tidak. Wallohu ’alam.
         Sementara itu, kenapa dari ruku’ bersama imam hingga sujud kedua dalam suatu rakaat sudah dianggap cukup sebagai 1 rakaat sholat?

Kita lihat kembali hadits berikut:

“ Alloh yang bertambah-tambah berkahNya dan ketinggianNya berfirman, “ Shalat itu dibagi antara Aku dan hambaKu menjadi dua bagian, satu bagian untuk Ku dan satu bagian untuk hambaKu. Yang untuk hambaKu adalah sesuai dengan apa yang diminta. “ Berkata hamba, “  Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin”. Alloh berfirman ( manjawab ), “ Telah memuji Aku hambaKu “, hamba berkata, “ Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang “, Alloh berfirman, “ Hambaku telah memujaKu “. Hamba berkata,” Yang menguasai hari pembalasan “, Alloh brfirman, “ HambaKu telah memuliakan Aku “. Hamba berkata,” Hanya kepadaMulah kami beribadah dan hanya kepadaMulah  kami mohon pertolongan “, Alloh berfirman, “ Ini adalah antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaku apa yang dimohonkannya “. Hamba berkata, “ Tunjukilah kami ke jalan yang lurus ( yaitu ) jalannya orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka  yang dimurkai dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat “, Alloh berfirman,” Semua itu adalah bagi hambaKu, dan bagi hambaKu adalah apa yang dimohonnya “. ( Muslim dan Abu ‘Uwanah, dan Malik ).
           Bahwa intinya dari sholat manusia kepada Alloh Swt. itu adalah apa yang terkandung di dalam hadits tersebut yaitu memuja, memuji, dan memuliakan Alloh, serta permohonan hamba kepada Alloh Swt. sedangkan membaca Al Qur’an bukan memuja, memuji, mengagungkan dan memuliakan Alloh Swt. dan bukan pula permintaan atau permohonan manusia kepada Alloh Swt. jadi ketika umat dalam sholat membaca Al Qur’an, maka umat tersebut bukan sedang memperdengarkannya kepada Alloh Swt. melainkan kepada manusia termasuk kepada diri sendiri atau kepada mahluk lain, jika imam maka ia memperdengarkan Al Qur’an kepada makmum ( ingat hadits “ … sesungguhnya bacaan imam adalah bacaan bagi makmum…), artinya bacaan Al Qur’an ( Al Baqoroh – An Naas ) imam ditujukan kepada Makmum. 
          Maka dari itu kiranya sudah dianggap mencukupi bagi Alloh sholatnya seseorang yang masbuk dengan membaca Bismillah…, Allohu akbar, terus bacaan ruku’, bacaan I’tidal, bacaan sujud, baca Robbigh firlii warhamnii…, bacaan sujud lagi, apalagi jika dalam raka’at tersebut membaca tasyahud. Tapi tidak demikian halnya bagi makmum yang pada situasi dan kondisi normal, baca Al Fatihah tetap wajib.
 Wallohu a‘lam.