Translate

Wednesday 3 August 2016

MEMBACA AL QUR'AN DENGAN TIDAK MENGERTI ARTINYA




Dalam beberapa blog dimuat sebuah kisah yang menggiring kepada pemahaman bahwa membaca Al Qur’an walaupun tidak mengerti apa yang dibacanya tetap bermanfaat dan berpahala.  

Kisah tersebut maksudnya menganalogikan bahwa membaca Al Qur’an walaupun tidak mengerti apa yang dibacanya tetap bermanfaat dan berpahala, seperti seorang cucu yang disuruh kakeknya mengambil air dengan  sebuah ember yang bolong-bolong dan kotor, walaupun diupayakan dengan berlari kencang tetap air tidak didapatkan karena bocor dan habis di jalan. Yang akhirnya sikakek menasihati cucunya dengan mengatakan bahwa walaupun tidak mendapatkan air tapi usaha si cucu tidak sia-sia karena ember yang tadinya kotor menjadi bersih, dan itulah ibaratnya membaca Al Qur'an dengan tidak tahu artinya.

Selain dari pada itu, pemahaman tersebut juga dilengkapi dengan keterangan-keterangan berikut:

Dari Abu Umamah Al-Bahili berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda, "Bacalah Al-Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (HR Muslim)

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR Bukhari Muslim)

“Dari Abdullah Bin Mas’ud Ra. beliau berkata : Rasullah SAW bersabda: Barang siapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka ia dapat 1 pahala dan pahala itu akan digandakan 10 kali lipat, saya tidak mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (H.R. Turmudzi)

Dijelaskan bahwa dalam keterangan-keterangan tersebut tidak nampak penekanan harus mengerti artinya , maka membacanya saja walaupun tidak mengerti artinya tetap bermanfaat dan berpahala. 
Banyak komentar pembaca membenarkannya.

Mari kita bandingkan pemahamannya dengan paparan berikut.

Perlu dipahami bahwa sabda-sabda Rosululloh Saw. tersebut ditujukan kepada sahabat yang sangat paham dengan bahasa Al Qur'an, jadi ketika sahabat disuruh membaca Al Qur'an dengan tartil ( perintah Alloh SWT ) maka sahabat akan mengerti apa yang dibacanya, maka jelas perintah, petunjuk, pelajaran dll, dari Al Qur'an akan terlintas di benaknya sekalipun bacanya terbata-bata.

Dengan disuruhnya ummat untuk membaca Al Qur'an sudah tentu tujuannya agar umat menjadi  pintar, maka jelas tidak ada maksud anjuran Rosululloh Saw. membaca Al Qur'an per huruf tanpa makna, misalnya membaca “ Alif Lam Mim “, “ Alif Lam Mim .....“, Jika ummat berlaku demikian maka ia tidak akan menjadi ummat yang pintar.

Maka, pemahaman penulis maksud dari balasan Alloh yang dihitung tiap huruf jika baca Al Qur'an  itu ada batas  minimalnya, yaitu apabila ummat membaca  Al Qur'an minimal menangkap sebuah pesan petunjuk, atau pelajaran, atau perintah  dll, baru akan mendapat balasan yang dihitung per huruf. Wallohu'alam.

Kisah sang cucu yang mengambil air dengan ember bolong-bolong itu sebenarnya menganalogikan seorang ummat yang melakukan amalan bid'ah, tujuannya mengambil air, caranya seperti petunjuk yang benar yaitu menggunakan ember, tapi embernya model baru yaitu bolong-bolong, maka tujuan utamanya seumur-umur tidak akan tercapai, hancurlah amalannya dan hanya mendapatkan manfaat yang jauh dari tujuan.

Hadits dari Abu Bakar Shiddiq ra. Ia berkata:
Rosul bersabda bahwa iblis berkata,” Aku membinasakan manusia dengan dosa, mereka membinasakanku dengan istighfar. Ketika aku melihat hal itu, aku binasakan mereka dengan keinginan melakukan pekerjaan bid’ah, agar mereka mengira mereka mendapat petunjuk yang benar, maka akibatnya mereka tidak memohon ampunan kepada Alloh”. ( HR Ibnu Abi Ashim ).

Petunjuk yang benar adalah senantiasa mengharapkan ampunan Alloh Swt.

Wallohu'alam
Semoga bermanfaat.