Translate

Thursday 21 May 2015

MENGAMALKAN AYAT-AYAT AL QUR'AN



Umat Islam tentunya sudah sangat mengenal surat – surat pendek Al Qur’an berikut:

Al Falaq
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".  

An Naas
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
Raja manusia.
Sembahan manusia.
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
dari (golongan) jin dan manusia.

Al Ikhlas
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".  

     Setelah penulis mencoba berdiskusi dengan beberapa orang mengenai surat-surat tersebut, yang mana menurut pendapat penulis, karena Alloh Swt. telah menyuruh dengan kata “Katakanlah  pada awal kalimat setiap surat tersebut. Maka berarti  umat Islam menjadi wajib hukumnya mengucapkan sebait kalimat do’a – do’a tersebut dimulai dari kata "A'udzu...." ( "Aku berlindung ...."  ) secara lengkap ( tanpa membaca " Qul " ) yang ditujukan kepada Alloh, minimal satu kali seumur hidup baik dalam  sholat    ( secara sir ) ataupun diluar sholat ( dalam do’a ), sunahnya sering-seringlah didalam sholat. Akan tetapi hampir semua orang tidak sependapat, mereka tidak merasa diperintah oleh Alloh samasekali, padahal penulis merasakan hal tersebut sejak awal belajar sholat sendiri tanpa guru ngaji, tapi dari buku yang ada terjemahnya ( waktu itu kira-kira kelas 5 SD ) sehingga semenjak itu penulis bertanya-tanya kenapa kita yang diperintah, akan tetapi ketika sholat kita membacanya secara utuh kepada Alloh Swt ?
      Bahkan seorang teman malah balik bertanya “ ada haditsnya tidak bahwa Rosululloh Saw. melakukan demikian ? “ yang lainnya ada yang komentar harus bertanya kepada yang lebih ahli, dll. Jika berbicara mengenai hadits, harus kita pahami bahwa Rosululloh Saw. akan membacakan do’a-do’a tersebut dengan bisik-bisik kepada Alloh, maka tidak akan ada orang yang tahu, maka tentu tidak akan ada hadits. Lagi pula apakah kalimat tersebut begitu rumitnya untuk dipahami demikian?
       Walaupun demikian saya ungkapkan pula hadits berikut;

Beliau bersabda kepada ‘Uqbah bin Amir ra, “ Baca di dalam shalatmu dua surat yang memakai A’udzu. Tidak ada orang yang membaca A’udzu selain dua surat itu ( Al Falaq dan An Naas ). HR Abu Daud dan Ahmad dengan sanad yang shahih.

Selain dari pada itu Rosululloh Saw. juga mengajarkan do’a Iftitah “  Inna sholaati wanusukii……..” yang merupakan pengamalan dari ayat perintah “ Qul inna sholaati wanusukii..Qs Al An ‘aam : 162

Tapi tetap teman - teman masih tidak percaya, Hmmm…..hmm..…hmm…..apa penulis yang keliru…?
Mudah-mudahan tidak, keliru juga pahala satu, amin

Wallohu ‘alam