Translate

Monday 5 June 2017

Indonesia Raya

Suatu saat, di yutube, saya menyetel video Cak Nun (  Pak Emha Ainun Najib ). Dalam guyonannya beliau mengoreksi sebuah kalimat pada sya'ir lagu kebangsaan kita yaitu kalimat " Di sana lah aku berdiri, jadi pandu ibuku " yang dianggapnya tidak tepat, lalu guyonannya disambut gelak tawa pemirsa.

Saya ingin melanjutkan koreksi lebih jauh lagi mengingat lagu kebangsaan adalah hal yang sakral. Di dalamnya ada do'a, ada pengakuan, ada sumpah, ada tekad. Kalimat " Di sana lah aku berdiri, jadi pandu ibuku " bisa mengandung beberapa pengertian buruk, namun intinya menggambarkan bahwa jiwa kita jauh dari tanah Indonesia.

Karena lagu itu terus menerus dinyanyikan dengan khidmat oleh semua orang Indonesia, maka kenyataannya bangsaku jauh dari tanah Indonesia tinggal dua, tiga langkah lagi bisa terjwujud, apa lagi 17 Agustus akan berikrar lagi secara serempak, mau ???

Pantas saja pejabat banyak yang korupsi, Indonesia bangkrut gak masalah, Indonesia kan disana. Mereka selalu menyanyikan itu.

Pantas saja para politikus berani mengubah Undang-undang yang asalnya " Calon presiden harus orang Indonesia asli "  menjadi " Calon presiden harus orang Indonesia " itu bisa jadi karena memang jalurnya do'a itu, karena dengan demikian berarti mereka ridlo dipimpin oleh orang yang kecintaan terhadap bangsa dan negerinya diragukan, yang menjadi wni baru beberapa tahun misalnya. astagfirullah!

Jadi, saya harap para politikus pribumi, sanggup memperbaiki segalanya sehingga bangsaku tetap berdiri disini di Indonesia Raya, aamiin.

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

No comments: