Translate

Saturday 5 October 2013

Memilih pemimpin oleh rakyat



          Di masa - masa awal era reformasi  saya pernah menjadi simpatisan partai yang dibentuk tokoh reformasi Bpk Amin Rais. Saya menaruh simpatik dan menaruh harapan kepada beliau dan perjuangannya, dan sangat berharap beliau menjadi pemimpin umat waktu itu. Tapi sayang sekali harapan itu tak pernah terjadi. Beliau hanya menjadi ketua MPR. Maklum, karena perjuangan model pak Amin waktu itu pantas mendapat ganjalan dari sana-sini.
            Terhadap partai tersebut saya tidak bergabung menjadi anggota, hanya simpatisan saja. Namun walau demikian, karena  saya merasa turut menyumbang suara pada partai tersebut, rasanya pantas waktu itu jika saya belajar menyampaikan aspirasi atau pendapat saya pada partai tersebut, maka dengan susah payah sambil belajar mengetik dengan sistim sebelas jari waktu itu saya sempat melayangkan beberapa pucuk surat pendapat kepada DPP PAN.
          Usulan dan pendapat saya yang mungkin masih relevan dengan keadaan sekarang dan kedepan adalah mengenai pemilihan kepala pemerintahan secara langsung oleh rakyat. Ketika MPR/DPR sedang merencanakan pembahasan perundang-undangan pemilihan langsung tersebut saya layangkan sepucuk surat kepada DPP PAN yang isinya menyatakan bahwa rakyat kita belum siap untuk melaksanakan hal tersebut, tapi lupa alas an apa saja yang saya kemukakan waktu itu. Namun beberapa hari kemudian saya menyimak wawancara pak Amin di televisi dan menyatakan bahwa rakyat kita sudah cerdas dan sudah siap, katanya.
            Waktu itu saya kecewa, bukan karena usulan yang ditolak, tapi ancaman keberlangsungan demokrasi yang akan berdampak buruk bagi rakyatnya.
                Entah sudah berapa tahun usulan tersebut berlalu, tapi kekecewaan malah makin menjadi ketika diperhatikan bahwa hampir setiap pemilu bermasalah, dan sangat-sangat menghamburkan biaya. Inilah salah satu alasannya saya menghawatirkan bahwa banyak partai makin akan membangkrutkan Indonesia. Tapi rasanya saya pernah malihat berita bahwa ada penyelenggara Negara yang Nampak bangga mendapat pujian Negara atau pihak lain bahwa Negara kita merupakan Negara yang paling demokratis dalam pemilu, walaupun itu membuat kondisi negara kita babak belur, aneh sekali jika demikian.  

No comments: