Translate

Thursday 2 March 2017

ARTI SEBUAH NAMA



Suatu hari saya dikirimi istri tulisan iseng-iseng tentang perhitungan dan makna nama seseorang, yang mana tulisan tersebut merupakan hitungan penjumlahan nilai angka-angka hasil konversi dari setiap huruf nama-nama calon gubernur DKI yang kemudian jumlah setiap nama itu di akurkan dengan nomor surat dari Al Qur’an, kemudian direka-rekalah makna dari kata-kata tersebut.

Dengan iseng-iseng pula, saya coba menghitung nilai huruf nama saya sendiri. Orang tua memberi nama saya ENTIS SUTRISNA. Saya tidak tahu apakah beliau memperhitungkan dan memikirkan arti dan makna dari nama saya tersebut atau asal-asalan, akan tetapi kenyataannya nama saya ini secara langsung mengandung pengertian sebagai berikut ENTIS adalah nama panggilan biasa tanpa arti apa-apa, bukan ETNIS. Kemudian SUTRISNA mengandung arti SU artinya baik, TRISNA artinya cinta ( bahasa India ), jadi maknanya jelas, dan watak saya pun persis reperti itu, he.. he..he…kayaknya sih.
Sedangkan menurut hitungan penjumlahan angka konversi huruf dari nama saya tersebut hasilnya adalah:                       ENTIS     = E ( 5 ) + N ( 14 ) + T ( 20 ) + I ( 9 ) + S ( 19 ) = 67.
                SU          = S ( 19 ) + U ( 21 ) = 40
                TRISNA = T ( 20 ) + R ( 18 ) + l ( 9 ) + S ( 19 ) + N ( 14 ) + A ( 1 ) = 81
Dalam Al Qur’an, surat ke 67 adalah Al Mulk ( Kerajaan ), surat ke 40  adalah Al Mu'min ( orang beriman ), surat ke 81 adalah At Takwiir ( menggulung ). Jadi kalau mau mereka-reka maknanya adalah Kerajaan di mana orang-orang beriman menggulung.  Menggulung, barangkali berarti mengerumuni atau berkerumun dan melingkari.

Jangan berimajinasi terlalu jauh, yang membuat saya terkesan adalah hasrat yang ada di benak saya untuk menganjurkan agar umat Islam bersatu untuk mencapai kemenangan, ini kuat sekali, barangkali ini menunjukkan bahwa ada kalanya nama mencerminkan watak atau kondisi seseorang, jika Alloh SWT menghendaki.

Hasrat menganjurkan bersatunya umat Islam tersebut dapat dibaca di postingan yang lalu, yang mana saya pernah menganjurkan agar partai berbasis masa Islam bersatu. Tapi sayang tidak ada respon, apakah karena orang partai tidak ada yang baca atau memang ada kendala, atau dianggap tidak masalah?. Padahal sepertinya mempersatukan partai–partai islam tersebut mudah, semudah membalikkan telapak tangan, tapi tangan-tangan para pentolan partai. Jika para pimpinan partai setuju bersatu, ya akan bersatu. Konsepnya yaitu dengan memilih satu partai yang akan dipakai, sementara partai lainnya dugugurkan. Sementara porsi keanggotaan MPR /DPR dari partai masing-masing sekarang bisa dipakai sebagai kesepakatan prosentase keanggotaan MPR /DPR satu masa pemilihan kedepan, misalnya anggota MPR/DPR dari PKS sekarang 20 % dari keseluruhan gabungan partai Islam, maka pada hasil pemilihan nanti yang masih merasa kader-kader PKS mendapatkan jatah keanggotaan MPR/DPR  20% juga. Jangan berangan-angan kedepan  partai kami akan lebih besar dari partai Islam lainnya, sebab itu pasti bisikan syetan. Pemilu berikutnya tentunya sudah akan melebur. Ini hanya salah satu cara saja.

Jika tidak ada seorang pemimpin partaipun yang menggagas mempersatukan partai-partai berbasis umat Islam tersebut, maka ada tokoh-tokoh yang kiranya memiliki potensi untuk menggagasnya, yakni ketua FPI dan ketua MUI, Wallohu’alam. Jika para pemimpin partai tidak mau bersatu, maka ketua FPI atau ketua MUI dapat mencoba mengarahkan umat Islam untuk memilih partai yang memang bersedia mempersatukan Partainya, karena merekalah yang sesungguhnya partai Islam, wllohu’alam.

Selain konep tersebut, untuk menunjang hasrat saya menganjurkan agar umat Islam ini bersatu yaitu adanya keinginan saya untuk mencetak sebuah buku yang telah saya susun untuk kemudian saya kirimkan/bagikan ke setiap pesantren. Akan tetapi untuk hal tersebut diperlukan biaya yang cukup banyak yang saya sendiri tidak memiliki anggaran untuk itu. Jadi maksudnya jika ada yang  mau nyumbang biaya bisa coba hubungi email saya, he... he... he.

Adapun buku tersebut saya beri judul BAHAN DISKUSI AKHIRI PERBEDAAN PENDAPAT UMAT ISLAM yang isinya bermaksud menanamkan kesadaran bahwa selama ini umat islam telah dicerai beraikan oleh pendapat-pendapat. Dan mengajak umat untuk mengkaji ulang pemahaman ajaran Islam agar perbedaan pendapat yang kontradiksi dapat diakhiri, yang sebagian temanya suda ditampilkan di blog ini.

Daftar isi dari buku tersebut adalah:

1.        Taqlid dan Ijtihad
2.        Apakah perbedaan ( perselisihan ) paham itu rahmat atau sesat ? 
3.        Hati-hati dengan “ keyakinan “
4.        Golongan yang masuk surga dari 73 golongan
5.        Pembentukan Syi’ah dan Sunni
6.        Ormas Islam Indonesia
7.        Perbadaan tata cara beribadah 
8.        Batasan tentang Bid’ah 
9.        Tahlilan, antara ibadah dan bid’ah
10.         Membaca Al Qur’an bisa menjadi berdosa
11.         Mencermati perintah beribadah
12.         Wudlu mungkin salah satu perumpamaan
13.         Hal yang membatalkan wudlu 
14.         Koreksi kesempurnaan Shalat
15.         Bacaan-bacaan dalam Shalat 
16.         Bacaan Al Fatihah bagi ma’mum
17.          Batasan satu rakaat ketika masbuk dalam shalat berjamaah
18.         Makna-makna Al Fatihah 
19.          Bacaan Al Qur’an dalam Shalat
20.          Shalat Wustho

wallohu'alam

semoga bermanfaat

No comments: